Orientalis Ini Bilang Kebangkitan Islam Menyerupai Kebangkitan Kristen

Rabu, 25 Januari 2023 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Malahan ketika kita berpikir agar menjadi orang yang baik, jujur dan adil, maka kita akan hidup dan bertindak di luar mimpi yang menjadikan kejujuran dan keadilan itu mustahil terjadi ...



Mitos-mimpi kita berhubungan pada kebanggaan diri atas fakta bahwa kita mengetahui bagaimana mendapatkan uang. Kita mempunyai rahasia yang suci ini, rahasia cargo, yang martabat kita tidak rendah. Memang benar, kita berpretensi bahwa kita hendak memberikan kesucian kita kepada semua orang.

Kita hendak membawa semua orang lain ke dalam kekayaan yang sama-sama kita miliki. Namun kita tidak bermaksud mengartikan apa yang kita katakan. Kita hendak menggunakan kerendahan martabat kita ini demi kejayaan kita yang menguntungkan. Kita menobatkan kerendahan ini pada tiap jalan karena negara-negara yang belum maju itu bertahan pada ketundukannya kepada kita.

Sebagian ide-ide di atas relevan dengan hubungan Kristen-Muslim. Satu aspek kebangkitan Islam adalah berhenti dari praktik-praktik tertentu yang diadopsi dari barat -- tidak ada riba, tidak ada alkohol, tidak ada pakaian barat bagi kaum wanita. Kendatipun demikian, hal ini belum nampak sebagai anti-barat atau anti-Kristen yang penting melainkan terutama sebagai pro-muslim.

Dalam kebangkitan kaum muslimin yang dikehendaki ini, barangkali secara tidak disadari, karena mereka menghendaki diakuinya persamaan kedudukan seperti bangsa barat dan umat Kristen, baik secara kemanusiaan maupun secara keagamaan.

Pokok persoalan terakhir itu yang sulit, karena umat Kristen memikirkan agamanya sebagai yang unggul di atas agama-agama lain (tentu saja sebagaimana yang juga dilakukan oleh kaum muslimin).

Dengan dasar ini barangkali dapat dikatakan bahwa serangan-serangan penting terhadap Islam rupanya hanya untuk memperkuat trend-trend fundamentalis.



Dalam kasus penduduk pribumi yang memenuhi rumahnya dengan bunga-bunga, bangsa Eropa membuat kebijakan untuk merusak bunga-bunga itu sebab menurut mereka cara ini menentang mereka sendiri; namun cara ini hanya meyakinkan penduduk pribumi bahwa bunga-bunga itu berkaitan dengan perjalanan cargo.

Juga ada kesejajaran antara cargo dan janji bahwa kaum muslimin akan mengalami kehidupan yang baik manakala kaum muslimin kembali kepada cita-cita Islam periode awal.

Menurut pengamat dari luar Islam, cita-cita ini rupanya mustahil kalau semua problem mereka itu akan diselesaikan oleh metode ini. Namun kebangkitan perjalanan cargo setelah gagal memperlihatkan, jika tidak terpenuhinya janji itu, tidak perlu membawa berkurangnya entusiasme bagi kebangkitan Islam.

Persamaan Hak

Penjelasan Merton tentang diperolehnya persamaan hak lewat kekuatan sendiri apabila diterapkan untuk Islam, akan menjadi daya dorong pada kebangkitan Islam untuk memulihkan jati-diri dengan menunjukkan bahwa kaum muslimin mampu memperoleh persamaan hak bagi kaum muslimin sendiri dan tidak perlu menunggu orang Kristen barat mengakui persamaan itu di masa-masa yang akan datang.

Ini akan membawa kita sebagai dirinya sendiri untuk dengan akrab melihat pada motif kita sendiri, karena dalam buku Islamic Fundamentalism and Modernity dan dalam karya terbarunya yang dapat saya nasehatkan kepada kaum muslimin.

Melalui jalan pembelaan diri, saya harus katakan bahwa saya tidak berupaya berbuat pada jalan paternalistik. Secara mendasar apa yang saya upayakan untuk menarik perhatian kaum muslimin akan fakta- fakta tertentu dimana saya sebagai pengamat dari luar Islam telah menyadari, seperti bahaya terhadap desakan atas kecukupan-diri Islam itu barangkali menjadikannya mustahil bagi kaum muslimin untuk berasosiasi dengan bangsa lain, baik Kristen maupun non-Kristen, lalu untuk memberikan sumbangan agar mereka mampu menjadikan bangunan dunia dari seluruh manusia yang diharapkan itu.



Pada kesimpulan, saya mengutip paragraf terakhir Merton:

Apabila mitos-mimpi orang kulit putih Barat, tuntutan-tuntutan kita lantaran secara spiritual kita memperbudak orang lain dalam rangka "menyelamatkan" mereka, maka kita jangan terkejut ketika mitos-mimpi kita sendiri menuntut mereka karena mereka mendapatkan seluruh kebebasan untuk menyelamatkan mereka.

Namun mitos-mimpi orang kulit putih dan orang pribumi hanya merupakan ekspresi yang parsial dan tidak memadai bagi semua kebenaran ... tiap orang membutuhkan orang lain, bekerjasama dalam keberanian semesta untuk membangun keberdayaan dunia bagi kematangan historis manusia.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)