Ini Tokoh yang Makamnya Dimuliakan Sultan Muhammad Al-Fatih

Jum'at, 17 Juli 2020 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Lalu Umar menjelaskan, “Rasulullah menyuruh Anda datang besok ke rumahnya.”

“Ya, saya patuhi setiap perintah Rasulullah,” jawab Abu Ayyub.



Keesokan harinya Abu Ayyub datang ke rumah Rasulullah. Beliau memberi Abu Ayyub seorang gadis kecil untuk pembantu rumah tangga. “Perlakukanlah anak ini dengan baik, hai Abu Ayyub! Selama dia di tangan kami, saya lihat anak ini baik,” ujar Kata Rasulullah.

Abu Ayyub pulang ke rumahnya membawa seorang gadis kecil. “Untuk siapa ini?” tanya istrinya.

“Untuk kita. Anak kita diberikan Rasulullah kepada kita,” jawab Abu Ayyub.

“Hargailah pemberian Rasulullah. Perlakukan anak ini lebih daripada sekadar suatu pemberian,“ kata sang istri.



“Memang! Rasulullah berpesan supaya kita bersikap baik terhadap anak ini,” kata Abu Ayyub.

“Bagaimana selayaknya sikap kita terhadap anak ini, supaya pesan beliau terlaksana?” tanya istrinya.

“Demi Allah! Saya tidak melihat sikap yang lebih baik, melainkan memerdekakannya,” jawab Abu Ayyub.

Sang istri pun memuji suaminya. “Engkau benar-benar mendapat hidayah Allah,” ujarnya. Mereka pun merdekakan gadis kecil itu.



Sahid
Sepanjang hayatnya Abu Ayyub hidup dalam peperangan. Sehingga dikatakan orang, “Abu Ayyub tidak pernah absen dalam setiap peperangan yang dihadapi kaum muslimin sejak masa Rasulullah sampai dia wafat di masa pemerintahan Mu‘awiyah. Kecuali bila dia sedang bertugas dengan suatu tugas penting yang lain.’’ ( )

Peperangan terakhir yang ikutinya, ialah ketika Mu’awiyah mengerahkan tentara muslimin merebut kota Konstantinopel. Abu Ayyub seorang prajurit yang patuh dan setia.

Ketika itu dia telah berusia lebih delapan puluh tahun. Suatu usia yang boleh dikatakan sangat tua. Tetapi usia tidak menghalanginya untuk bergabung dengan tentara muslimin di bawah bendera Yazid bin Mu’awiyah. ( )

Dia tidak menolak mengarungi laut, membelah ombak untuk berperang fi sabilillah. Tetapi belum berapa lama dia berada di medan tempur menghadapi musuh, Abu Ayyub jatuh sakit. Beliau terpaksa istirahat di perkemahan, tidak dapat melanjutkan peperangan karena fisiknya sudah lemah.

Ketika Yazid mengunjungi Abu Ayyub yang sakit, panglima ini bertanya, “Adakah sesuatu yang Anda kehendaki, hai Abu Ayyub?” ( )

“Tolong sampaikan salam saya kepada seluruh tentara muslimin. Katakan kepada mereka, Abu Ayyub berpesan supaya kalian semuanya terus maju sampai ke jantung daerah musuh. Bawalah saya beserta kalian. Kalau saya mati, kuburkan saya dekat pilar kota Konstantinopel!” ujarnya.

Tidak lama sesudah ia berkata demikian, Abu Ayyub menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia wafat menemui Tuhannya di tengah-tengah kancah pertempuran. Tentara muslimin memperkenankan keinginan sahabat Rasulullah yang mulia ini.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3151 seconds (0.1#10.140)