Niat Puasa Ramadan: Haruskah Setiap Malam atau Sebulan Penuh?
loading...
A
A
A
Niat merupakan salah satu rukun puasa Ramadan. Niat puasa ini dilakukan paling lambat sebelum terbit Fajar. Pertanyaannya, apakah harus berniat setiap malam atau sebulan penuh?
Menurut Ustaz Ahmad Sarwat, pengasuh Rumah Fiqih Indonesia, niat puasa Ramadan harus dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu Subuh (Fajar). Pada malam hari hendaknya seseorang berniat bahwa besoknya ia akan melaksanakan puasa.
Ketentuan berniat sebelum masuk Subuh ini hanya berlaku pada puasa wajib saja seperti puasa Ramadan. Adapun puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa ayyamul biiydh, puasa 6 hari bulan Syawal dan seterusnya, boleh berniat di waktu pagi asalkan belum makan dan minum.
Apakah niat puasa di bulan Ramadan harus dilakukan tiap malam, atau bisakah berniat puasa sebulan penuh? Berikut penjelasan para ulama:
1. Jumhur Ulama Setiap Malam
Menurut jumhur ulama, niat puasa Ramadan harus dilakukan pada setiap malam yang besoknya kita akan berpuasa secara satu per satu. Tidak bisa digabungkan untuk satu bulan. Logikanya, karena masing-masing hari itu adalah ibadah yang terpisah-pisah dan tidak satu paket yang menyatu.
Karena itu, jumhur ulama mensyaratkan harus ada niat meski tidak perlu dilafazkan pada setiap malam hari bulan Ramadan. Tanpa niat tiap malam, maka puasa menjadi tidak sah lantaran seseorang tidak berniat puasa.
2. Kalangan Malikiyah Membolehkan Niat Sebulan Penuh
Sedangkan kalangan fuqaha dari Mazhab Maliki mengatakan bahwa tidak ada dalil nash yang mewajibkan untuk tiap malam melakukan niat yang terpisah. Mereka berdalil dengan ayat berikut yang artinya: "...Siapa yang menyaksikan bulan (Ramadhan) itu hendaklah dia berpuasa…"(QS. Al-Baqarah: 185)
Menurut mereka, ayat Al-Qur'an sendiri menyebutkan bahwa hendaklah ketika seorang mendapatkan bulan itu, dia berpuasa. Sehingga berpuasa sejak hari awal hingga hari terakhir dalam bulan itu merupakan sebuah paket ibadah yang menyatu, tidak terpisah-pisah.
Demikian perbedaan pendapat di antara para ulama. Tidak ada salahnya bila kita melakukan ikhtiyat, dengan cara berniat di awal Ramadan untuk berpuasa sebulan, sebagaimana pendapat ulama Mazhab Malikiyah. Namun tetap berniat setiap malam demi memenuhi ijtihad jumhur ulama.
Lafaz Niat Puasa Ramadan
Nawaitu shouma ghodin 'an adaa-i fardhisy Syahri Romadhoona Hadzihis sanati Lillaahi Ta'aala
Artinya: "Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Ramadan selama Sebulan Penuh
Nawaitu Shouma Syahri Romadhana Kullihi Lillahi Ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Menurut Ustaz Ahmad Sarwat, pengasuh Rumah Fiqih Indonesia, niat puasa Ramadan harus dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu Subuh (Fajar). Pada malam hari hendaknya seseorang berniat bahwa besoknya ia akan melaksanakan puasa.
Ketentuan berniat sebelum masuk Subuh ini hanya berlaku pada puasa wajib saja seperti puasa Ramadan. Adapun puasa sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, puasa ayyamul biiydh, puasa 6 hari bulan Syawal dan seterusnya, boleh berniat di waktu pagi asalkan belum makan dan minum.
Apakah niat puasa di bulan Ramadan harus dilakukan tiap malam, atau bisakah berniat puasa sebulan penuh? Berikut penjelasan para ulama:
1. Jumhur Ulama Setiap Malam
Menurut jumhur ulama, niat puasa Ramadan harus dilakukan pada setiap malam yang besoknya kita akan berpuasa secara satu per satu. Tidak bisa digabungkan untuk satu bulan. Logikanya, karena masing-masing hari itu adalah ibadah yang terpisah-pisah dan tidak satu paket yang menyatu.
Karena itu, jumhur ulama mensyaratkan harus ada niat meski tidak perlu dilafazkan pada setiap malam hari bulan Ramadan. Tanpa niat tiap malam, maka puasa menjadi tidak sah lantaran seseorang tidak berniat puasa.
2. Kalangan Malikiyah Membolehkan Niat Sebulan Penuh
Sedangkan kalangan fuqaha dari Mazhab Maliki mengatakan bahwa tidak ada dalil nash yang mewajibkan untuk tiap malam melakukan niat yang terpisah. Mereka berdalil dengan ayat berikut yang artinya: "...Siapa yang menyaksikan bulan (Ramadhan) itu hendaklah dia berpuasa…"(QS. Al-Baqarah: 185)
Menurut mereka, ayat Al-Qur'an sendiri menyebutkan bahwa hendaklah ketika seorang mendapatkan bulan itu, dia berpuasa. Sehingga berpuasa sejak hari awal hingga hari terakhir dalam bulan itu merupakan sebuah paket ibadah yang menyatu, tidak terpisah-pisah.
Demikian perbedaan pendapat di antara para ulama. Tidak ada salahnya bila kita melakukan ikhtiyat, dengan cara berniat di awal Ramadan untuk berpuasa sebulan, sebagaimana pendapat ulama Mazhab Malikiyah. Namun tetap berniat setiap malam demi memenuhi ijtihad jumhur ulama.
Lafaz Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin 'an adaa-i fardhisy Syahri Romadhoona Hadzihis sanati Lillaahi Ta'aala
Artinya: "Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Ramadan selama Sebulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كِلِّهِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Syahri Romadhana Kullihi Lillahi Ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'ala."
(rhs)