Cerita Kiai Cholil Nafis Bukber di Jepang, Serasa Mudik Disuguhi Bakso hingga Gorengan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis memenuhi undangan Keluarga Masyarakat Islam Indonesia (KMII) Tokyo, Jepang untuk mengisi tabligh akbar menjelang buka puasa pada Minggu (16/4/2023). Hadir dalam acara tersebut, beberapa perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo, tokoh masyarakat, dan akademisi Indonesia yang berada di Jepang.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang hadir membuat acara yang sebelumnya digelar di masjid dipindah ke Balai Indonesia yang berada di sebelahnya.
"Acara buka puasa bersama bagi diaspora Indonesia di Jepang, khususnya Tokyo menjadi keharuan dan kesenangan tersendiri karena serasa pulang kampung. Mereka bertemu sesama warga Indonesia di negara Sakura bagai bertemu keluarganya hingga dapat melepas kangen," kata Kiai Cholil Nafis dalam keterangan tertulis yang dikirim ke SINDOnews, Senin (17/4/2023).
Pertemuan semakin hangat dengan disajikannya menu makanan lengkap khas Indonesia. KMII Tokyo gotong-royong memasak menu buka puasa khas Nusantara, adapula yang membawa makanan dari rumah masing-masing, seperti bakwan, bakso, gorengan, dan aneka kue.
"Mereka guyub dalam aktivitas termasuk pengajian. Bahkan kompak menyebarkan dakwah," tutur pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini.
Kiai Cholil Nafis menceritakan, sebelum tabligh akbar dimulai, ada warga Jepang yang berikrar masuk Islam. Biasanya setelah ikrar syahadatain dituntun dan disaksikan, muallaf itu lalu diberi uang 30.000 yen yang setara Rp4 juta-an. Muallaf itu dianggap sebagai penerima zakat umat Islam yang dihimpun oleh KMII Tokyo.
"Saya menyampaikan ceramah tentang pentingnya dakwah. Setiap individu adalah duta Islam dengan paham Islama wasathiyah dan cara damai. Tentunya harus menyampaikan ajaran Islam sudah pasti ketahuinya adalah benar dari ajaran Islam dengan wawasan kebangsaan dan metode yang sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Acara buka puasa dilanjutkan salat tarawih bersama dan tadarrus Al-Qur’an. Bahkan ada yang datang jauh dari Tokyo yang melanjutkan langsung dengan qiyamul lail.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang hadir membuat acara yang sebelumnya digelar di masjid dipindah ke Balai Indonesia yang berada di sebelahnya.
"Acara buka puasa bersama bagi diaspora Indonesia di Jepang, khususnya Tokyo menjadi keharuan dan kesenangan tersendiri karena serasa pulang kampung. Mereka bertemu sesama warga Indonesia di negara Sakura bagai bertemu keluarganya hingga dapat melepas kangen," kata Kiai Cholil Nafis dalam keterangan tertulis yang dikirim ke SINDOnews, Senin (17/4/2023).
Pertemuan semakin hangat dengan disajikannya menu makanan lengkap khas Indonesia. KMII Tokyo gotong-royong memasak menu buka puasa khas Nusantara, adapula yang membawa makanan dari rumah masing-masing, seperti bakwan, bakso, gorengan, dan aneka kue.
"Mereka guyub dalam aktivitas termasuk pengajian. Bahkan kompak menyebarkan dakwah," tutur pengasuh Pondok Pesantren Cendekia Amanah, Depok, Jawa Barat ini.
Kiai Cholil Nafis menceritakan, sebelum tabligh akbar dimulai, ada warga Jepang yang berikrar masuk Islam. Biasanya setelah ikrar syahadatain dituntun dan disaksikan, muallaf itu lalu diberi uang 30.000 yen yang setara Rp4 juta-an. Muallaf itu dianggap sebagai penerima zakat umat Islam yang dihimpun oleh KMII Tokyo.
"Saya menyampaikan ceramah tentang pentingnya dakwah. Setiap individu adalah duta Islam dengan paham Islama wasathiyah dan cara damai. Tentunya harus menyampaikan ajaran Islam sudah pasti ketahuinya adalah benar dari ajaran Islam dengan wawasan kebangsaan dan metode yang sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Acara buka puasa dilanjutkan salat tarawih bersama dan tadarrus Al-Qur’an. Bahkan ada yang datang jauh dari Tokyo yang melanjutkan langsung dengan qiyamul lail.
(abd)