Ngerinya Makanan, Minuman, dan Pakaian Penghuni Neraka

Jum'at, 05 Mei 2023 - 14:25 WIB
loading...
Ngerinya Makanan, Minuman, dan Pakaian Penghuni Neraka
Buah zaqqum menu makanan di Neraka. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Ngerinya makanan , minuman serta pakaian penghuni neraka tidak terbayang. Makanan para pendosa ini berupa zaqqum dan dhari. Minumannya, hamim, ghislin, dan ghassaq. Di sisi lain pakaian mereka terbuat dari api. Semuanya adalah siksaan yang pedih.

Makanan pertama, zaqqum. Ini adalah semacam buah. Nama tumbuhan Zaqqum disebutkan Al-Quran sebanyak 3 kali. Yakni di dalam surat As-Shaffat ayat 62-63 , Ad-Dukhan ayat 43 , dan Al-Waqi’ah ayat 52 .

Allah SWT mendeskripsikan secara lengkap tentang buah zaqqum dalam QS As-Shafaat: 62-68). Allah SWT berfirman:

اَذٰ لِكَ خَيۡرٌ نُّزُلًا اَمۡ شَجَرَةُ الزَّقُّوۡمِ

62. Apakah (makanan surga) itu hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum.

اِنَّا جَعَلۡنٰهَا فِتۡنَةً لِّلظّٰلِمِيۡنَ

63. Sungguh, Kami menjadikannya (pohon zaqqum itu) sebagai azab bagi orang-orang zhalim.

اِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخۡرُجُ فِىۡۤ اَصۡلِ الۡجَحِيۡمِۙ

64. Sungguh, itu adalah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim,

طَلۡعُهَا كَاَنَّهٗ رُءُوۡسُ الشَّيٰطِيۡنِ

65. Mayangnya seperti kepala-kepala setan.

فَاِنَّهُمۡ لَاٰكِلُوۡنَ مِنۡهَا فَمٰلِــُٔــوۡنَ مِنۡهَا الۡبُطُوۡنَ

66. Maka sungguh, mereka benar-benar memakan sebagian darinya (buah pohon itu), dan mereka memenuhi perutnya dengan buahnya (zaqqum).

ثُمَّ اِنَّ لَهُمۡ عَلَيۡهَا لَشَوۡبًا مِّنۡ حَمِيۡمٍ‌ۚ

67. Kemudian sungguh, setelah makan (buah zaqqum) mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.

ثُمَّ اِنَّ مَرۡجِعَهُمۡ لَا۟اِلَى الۡجَحِيۡمِ

68. Kemudian pasti tempat kembali mereka ke neraka Jahim.



Al-Qurthubi dalam kitabnya Jami’ li Ahkam al-Qur’an menjelaskan bahwa zaqqum adalah sejenis pohon yang tumbuh di dasar neraka.

Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menuliskan, para ulama menjelaskan kata az-zaqqum diduga berasal dari kata az-zuqmah yaitu penyakit lepra. Ada juga yang berpendapat jika zaqqum diambil dari kata at-tazaqqum, yakni upaya menelan sesuatu yang sangat tidak disukai.

Para ulama menggambarkan pohon zaqqum sebagai pohon kecil dengan dedaunan yang sangat busuk aromanya. Getahnya mengakibatkan bengkak bila menyentuh badan manusia. Pohon ini ditemukan di beberapa daerah tandus dan padang pasir. Meski demikian, Quraish Shihab menjelaskan, zaqqum yang dimaksud Al-Quran bukan termasuk pohon tersebut. Pohon zaqqum yang dimaksud Al-Quran tumbuh di dasar neraka.

Al-Quran bahkan menggambarkan kengerian zaqqum dengan ‘Mayangnya seperti kepala-kepala setan’.

Prof M Yunan Yusuf dalam Tafsir Alquran Juz 23 menjelaskan, citra yang dimunculkan Al-Quran lewat Rasulullah SAW yakni buah Zaqqum yang menakutkan. Mayangnya, yakni tandan buahnya seperti bentuk kepala-kepala setan yang mengerikan.

Sayyid Quthb memahami ayat ini dengan menjelaskan, jika manusia tidak mengetahui bagaimana rupa kepala setan. Namun, ia tentu mengerikan. Sekadar membayangkannya saja sudah mengundang ketakutan. Bagaimana bila kepala-kepala mengerikan itu mereka makan. Mereka memenuhi perut dengan hidangan darinya. Untuk itu, efek psikologis yang hendak dituju lewat informasi tersebut adalah agar setiap manusia menghindarkan diri dari jalan-jalan yang membuat seseorang akan memakan buah zaqqum itu.



Al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa para penghuni neraka benar-benar memakan buah tersebut meskipun mereka tahun rasa buah tersebut sangat pahit dan busuk.

Hal itu dilakukan karena rasa lapar yang begitu dahsyat. Rasa lapar itu tidak akan hilang meskipun mereka makan buah tersebut hingga perut mereka menggelembung.

Al-Qurthubi dan Al-Maraghi sependapat bahwa sifat-sifat buah Zaqqum yang sangat menjijikkan dan mengerikan tersebut merupakan gambaran sifat-sifat syetan yang buruk juga dan telah menguasai manusia ketika di dunia dulu.

Banyak ulama juga menyamakan pohon dalam ayat ini dengan ayat-ayat lain di dalam Al-Quran. Contohnya yakni asy-Syajarah al-Mal'unah (QS Al Isra: 60 ). Kata ini biasa digunakan dalam arti pohon kayu.

Di dalam surah lain, pohon itu dilukiskan seperti kotoran minyak. Allah SWT menjelaskan, sifat-sifat zaqqum di surah Ad-Dukhan. "Sesungguhnya pohon zaqqum itu makanan orang yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas." ( QS Ad-Dukhan : 43-46 ).

Pohon ini juga digambarkan sebagai jawaban dari fitnah orang-orang yang zalim. Ketika ayat yang berbicara tentang pohon penghuni neraka ini turun, informasinya mengundang ejekan dan cemoohan dari kaum musyrikin.

Abu Jahal bahkan meminta pembantunya membawa kurma lalu berkata: "Apakah buah seperti ini yang diharapkan oleh Muhammad akan menakutkan kita?"

Dan ketika dinyatakan bahwa ia tumbuh dari dasar api neraka, mereka berkata: "Bagaimana bisa ada pohon yang tumbuh di dasar api neraka?"



Prof Yusnan mengungkapkan, hikmah penjelasan ayat mengenai zaqqum adalah menimbulkan efek psikologis sehingga ada upaya serius untuk menghindarinya. Tidak ada dosa yang kecil ketika dihadapkan pada keadilan Allah SWT.

Ibnu Athaillah as-Sakandari menyebutkan, nasihat tersebut mengingatkan pentingnya bersikap hati-hati (wara’) dalam setiap urusan di dunia ini. Apalagi, bila seseorang sudah mengikrarkan diri sebagai seorang muslim dan mukmin.

Dharik

Selain zaqqum, Allah SWT menyiapkan makanan neraka yang tak kalah menyiksa. Makanan itu bertajuk dharik. Makanan jenis ini disebut di dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Ghasyiyah ayat 6-7 .

Allah SWT berfirman:

لَّيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٍ . لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِى مِن جُوعٍ

Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, Yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” ( QS Al-Ghasyiyah : 6-7 )

Al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi menjelaskan bahwa dharik adalah sejenis tumbuhan yang berwarna merah, busuk baunya dan kering daging buahnya.

Sedangkan Wahbah Zuhayli dalam Tafsir al-Munir mendeskripsikan bentuk pohon dharik ini sangat buruk. Buahnya sulit ditelan karena berduri.

"Ketika dikupas kulitnya maka muncul lagi bentuk yang buruk meski dikupas sampai inti buah," katanya.



Makanan ini sama sekali tidak mengandung kebaikan sedikitpun. Karena ketika dimakan pun makanan tersebut tidak membuat mereka kenyang dan juga tidak melindungi mereka dari bahaya.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip penjelaskan Ali ibnu Abu Talhah yang telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa dharik artinya sebuah pohon dari api.

Sedangkan Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa dharik adalah nama lain dari zaqqum (sebuah pohon yang ada di dalam neraka). Akan tetapi menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, dharik adalah batu yang ada di dalam neraka.

Ibnu Abbas , Mujahid, Ikrimah, Abul Jauza, dan Qatadah mengatakan bahwa dharik adalah sejenis pohon yang disebut syabraq.

Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy menamakan syabraq bila musim semi, dan bila musim panas menamainya dharik, pohonnya banyak durinya.

Ikrimah mengatakan bahwa dharik adalah pohon yang banyak durinya, yang tidak tinggi, melainkan menempel di tanah.

Sementara itu, Imam Bukhari mengatakan, Mujahid telah mengatakan bahwa dharik adalah nama tumbuhan yang dikenal dengan nama lain syabraq, orang-orang Hijaz menamainya dharik bila kering, pohon ini mengandung racun.

Makanan sama sekali tidak mengenyangkan, dan tidak memberikan manfaat sedikitpun. Mereka tidak merasakan lezat, dan juga tidak bermanfaat bagi tubuhnya. Karena itu, kehadiran makanan ini, sejatinya bagian dari siksaan yang Allah SWT berikan kepada mereka.



4 Minuman

Selanjutnya, minuman para penghuni neraka ada 4 jenis. Empat jenis minuman itu menyandang nama hamim, ghassaq, ghislin dan shadid. Hamin adalah minuman yang panas, sedangkan gassaq sebaliknya, sangat dingin.

Hamim akan menjadi pendamping hidangan makan berupa buah zaqqum. Tentang pohon zaqqum, para ulama menggambarkan sebagai pohon kecil dengan dedaunan yang sangat busuk aromanya. Getahnya mengakibatkan bengkak bila menyentuh badan manusia. Al-Quran menggambarkan kengerian zaqqum dengan ‘mayangnya seperti kepala-kepala setan’.

Hidangan zaqqum dan minuman hamim dijelaskan Allah SWT dalam al-Quran surat As-Shaffat ayat 67:

ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِّنْ حَمِيمٍ

“Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas.” ( QS As-Shaffat : 67 )

Ayat tersebut menjelaskan bahwa setelah penduduk neraka memakan buah zaqqum, perut mereka mendidih karena kepanasan. Lalu mereka mencari minuman untuk mendinginkannya. Namun yang didapati adalah hamim, minuman yang justru sangat mendidih.

At-Thabari dalam kitab tafsirnya, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an menambahkan bahwa level mendidihnya air hamim sampai di titik terakhir. Sehingga bukannya malah melegakan namun panasnya semakin menjadi-jadi.

Dalam kitab tafsir Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan karya As-Sa’di dijelaskan bahwa ketika penduduk neraka meminum hamim tersebut usus-usus mereka sampai terputus karena saking panasnya.



Ghassaq

Selain minuman hamim ada juga minuman ghassaq. Minuman jenis ini disebutkan Al-Quran dalam surat Shad ayat 57:

هَٰذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ

“Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.” ( QS Shad : 57 )

Ar-Razi dalam Mafatih al-Ghayb menjelaskan bahwa sifat ghassaq ini dingin karena dalam Bahasa Arab kata ini digunakan untuk memberikan keterangan kondisi sore hari ketika matahari tidak lagi menyengat tubuh manusia. Namun yang pasti dinginnya ghassaq ini sangat menyengat dan menyiksa tubuh.

Munasbah ayat yang menjelaskan ghassaq ini masih berkaitan dengan penjelasan hamim. Ketika penduduk neraka meminum air hamim yang sangat mendidih itu mereka mencari air yang bisa menyejukkan. Namun, ternyata yang didapatkan adalah ghassaq, minuman yang sama sekali tidak menyejukkan, malah memperparah keadaan mereka.

Ghislin

Ghislin disebutkan dalam Al-Quran pada surat Al-Haqqah ayat 36 :

وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ

Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.”

Al-Maraghi menjelaskan bahwa ghislin adalah makanan neraka yang berasal dari darah dan nanah tubuh penduduk neraka.

Senada dengan pedapat tersebut Ar-Razi dalam kitab tafsirnya Mafatih al-Ghayb menjelaskan bahwa ghislin adalah makanan yang berasal dari darah dari kulit ahli neraka.

Laman Tafsir Al-Qur'an menjelaskan kata ghislin sendiri berasal dari kata ghasala yang artinya sesuatu kotoran yang keluar ketika seseorang membasuh tubuhnya. Maka bisa diibaratkan bahwa ghislin adalah sesuatu yang dikonsumsi penghuni neraka yang bersumber dari kulit mereka seperti nanah dan lainnya.

Ar-Razi menambahkan keterangan bahwa ghislin ini adalah makanan bagi mereka yang ketika di dunia sering berbuat buruk terhadap mereka sendiri maupun terhadap orang lain.



Shadid

Kata dasar shadid disebutkan 42 kali dalam Al-Qur'an. Namun Shadid yang disebut sebagai minuman ahli neraka terdapat satu pada surat Ibrahim ayat 16 :

مِّن وَرَائِهِۦ جَهَنَّمُ وَيُسْقَىٰ مِن مَّآءٍ صَدِيدٍ

“Di hadapannya ada Jahanam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah”

Wahbah Zuhayli dalam Tafsir al-Munir menjelaskan shadid sebagai cairan yang mengalir di tubuh dan kulit ahli neraka berupa darah dan nanah. Kata dasar shadid sendiri mempunyai makna sesuatu yang mengalir atau keluar dari luka bakar dan hal ini diibaratkan dengan minuman ahli neraka.

Penyiksaan di neraka sangatlah pedih. Penduduk neraka mau tidak mau harus makan dan minum itu karena hanya itulah makanan dan minuman yang tersedia. Sedangkan rasa lapar dan haus mereka tidak pernah sekalipun berhenti.

Selain itu, masih banyak siksaan di neraka yang begitu pedih dan kejam, tentunya diperuntukkan bagi orang-orang yang sering berbuat dosa, maksiat dan tidak mau menaati perintah-Nya ketika di dunia. Semoga kita semua dijauhkan dan diselamatkan Allah dari siksa neraka. Aamiin.



Pakaian

Sementara itu, Allah menyiapkan pakaian para penghuni neraka berupa pakaian yang terbuat dari api, sebagaimana difirmankan-Nya dalam Al-Qur’an, “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sangat mendidih ke atas kepala mereka.” ( QS Al-Hajj[22] : 19)

Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Surga dan Neraka" mengatakan ketika Ibrahim at-Taimi membacakan ayat ini, ia berkata, “Mahabesar Allah SWT yang telah menciptakan pakaian dari api neraka.”

Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah pelangkin (ter) dan wajah mereka ditutup dengan api neraka.” ( QS Ibrahim[14] : 49-50)

Pelangkin atau ter ini sebetulnya adalah lelehan tembaga panas. Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Malik al-Asy’ari, Rasulullah bersabda, “Wanita yang meratapi orang yang meninggal, jika ia tidak menyesali perbuatannya sebelum ia meninggal, ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan memakai baju ter dan perisai kudis.”

Ibn Majah meriwayatkannya dengan kata-kata, “Wanita yang meratapi orang yang meninggal, yang tidak menyesali perbuatannya, Allah SWT akan membuatkan untuknya baju dari ter dan perisai dari kudis.”
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2380 seconds (0.1#10.140)