Tugas Utama Suami Menjaga Keluarganya dari Siksa Api Neraka

Jum'at, 02 Desember 2022 - 14:35 WIB
loading...
Tugas Utama Suami Menjaga Keluarganya dari Siksa Api Neraka
Seorang kepala rumah tangga yang beriman harus mampu mendidik keluarganya (anak istrinya) pada ketaatan kepada Allah, sehingga menjauhkan keluarganya dari siksa api neraka. Foto : Ilustrasi/ist
A A A
Dalam Islam, tugas utama seorang suami atau kepala keluarga adalah harus bertakwa sehingga dia bisa menjaga keluarganya dari seluruh perkara yang bisa menghantarkan menuju neraka. Dalam Al-Qur'an Allah Subhanahu wa ta'ala telah mengingatkan hal tersebut.

Allah Ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ


"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim : 6)


Merujuk kitab 'Tafsir Muyassar' karangan Syaikh 'Aidh al-Qorny, menjelaskan bahwa Surat At Tahrim ayat 6 adalah peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala terhadap pentingnya kepala rumah tangga yang beriman yang mampu mendidik keluarganya (anak istrinya) pada ketaatan kepada Allah.

Seakan-akan Allah Ta'ala mengatakan, wahai orang beriman, adakanlah penghalang antara diri kalian dan azab Allah. Jagalah keluarga dari azab itu sebagaimana kalian takut dan membentengi diri dari murka-Nya. Yakni dengan cara memerintahkan anggota keluarga untuk menaati Allah dan meninggalkan maksiat terhadap-Nya.

Al-Munawi rahimahullah (seorang ahli ibadah, ahli ilmu, hidup pada tahun sekitar 900 Hijriyah), dalam Faidhul Qadiir, berkata :

"Maka penjagaan dirimu dan anakmu dari neraka adalah dengan cara engkau menasehati, mencegah jangan sampai masuk ke neraka, mengatur urusan mereka dengan berbagai macam aturan pendidikan. Maka termasuk aturan pendidikan adalah menasehatinya, menakut-nakutinya, mengancamnya, memukulnya, memenjaranya (tidak memberi kebebasan berbuat maksiat dan hal sia-asa), memberinya hadiah, pemberian dan berbuat baik. Maka inilah mendidik jiwa yang suci lagi mulia, bukan mendidik jiwa yang jelek lagi tercela."

Istri dan anak-anak harus diingat tentang murkanya Allah ketika berbuat maksiat. Kepala rumah tangga wajib menasehati agar berhati-hati terhadap api neraka, yang bahan bakarnya adalah orang-orang tidak beriman kepadaNya dan batu-batuan.

Dalam tafsir Ibnu Katsir diriwayatkan bahwa Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhuma dan para ulama salaf rahimahumullâh berkata, “Jika engkau mendengar Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam al-Qur’ân ‘Hai orang-orang yang beriman’, maka perhatikanlah ayat itu dengan telingamu, karena itu merupakan kebaikan yang Dia perintahkan kepadamu, atau keburukan yang Dia melarangmu darinya”.

Ketika Allâh Azza wa Jalla berfirman :

قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا


"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"

Maka kebaikan yang Allâh perintahkan dalam ayat ini, adalah agar kaum Mukminin menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari api neraka. Bagaimana caranya? Abdullah bin Abbâs Radhiyallahu anhu berkata, “Lakukanlah ketaatan kepada Allâh dan jagalah dirimu dari kemaksiatan-kemaksiatan kepada Allâh, dan perintahkan keluargamu dengan dzikir, niscaya Allâh Azza wa Jalla akan menyelamatkanmu dari neraka”.

Syaikh 'Aidh al-Qorny di Tafsir Muyassar, mengatakan, hati-hatilah pada neraka yang penjaganya adalah para malaikat Allah yang sangat kuat, bengis, yang tidak pernah menentang perintah Allah dan tidak pernah melanggar laranganNya. Para malaikat penjaga neraka itu kuat dalam menyiksa dan senantiasa taat pada Allah.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3962 seconds (0.1#10.140)