Tindakan Momeka Membakar Al-Qur'an di Swedia Membuat Umat Kristen Irak Ketakutan
loading...
A
A
A
Saat itu, para teroris melewati Mosul dengan megafon, menuntut orang Kristen meninggalkan kota atau membayar pajak yang ditetapkan dalam Al-Qur'an, untuk non-Muslim.
Qaraqosh, kampung halaman Salwan, membengkak dari populasi sebelumnya 15.000 orang menjadi lebih dari 40.000 orang. Orang-orang Kristen di bawah ancaman pindah ke Qaraqosh dari seluruh negeri. Kala itu, Pasukan Kurdi berjanji untuk melindungi kota.
Diradikalisasi oleh Perang
Momeka menjadi satpam di markas Partai Demokrat Asyur. Pada tahun 2014, pada bulan Agustus, IS datang, pasukan keamanan Kurdi menghilang dan meninggalkan orang-orang Kristen untuk menjaga diri mereka sendiri. Untungnya, hampir semua penduduk berhasil melarikan diri; kota itu kosong ketika para jihadis menyerbunya.
Banyak orang Kristen melarikan diri ke Ain Kawa, pinggiran Erbil, dan mengajukan permohonan untuk meninggalkan negara itu untuk mencari perlindungan di AS atau Kanada.
Momeka bergabung dengan milisi Syiah. Dia mendirikan faksi Kristen bersenjata – Suqur al-Suryan – dalam aliansi dengan Front Mobilitas Populer, yang berperang melawan ISIS dengan dukungan Iran. Spiral radikalisasinya berlanjut.
Sementara dia awalnya memberi penghormatan kepada para pemimpin milisi yang didominasi Iran, sebagaimana dibuktikan oleh video dan tweet, dia kemudian berkonflik dengan mereka. Ini akibat dia dibui di penjara Badush di utara Mosul selama tiga tahun setelah kecelakaan mobil yang dilakukannya sendiri.
Salwan Momeka bergabung dengan Demokrat Swedia ultra-kanan setelah melarikan diri ke Swedia. Disebutkan bahwa dia membakar Al-Qur'an dua kali di distrik Sodermalm di Stockholm: pada pukul 13.30, pada tanggal 28 Juni dan pukul 6 sore, pada tanggal 29 Juni.
Dia berniat mengulangi aksinya untuk ketiga kalinya. Dia akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan kedutaan Irak di Stockholm. Polisi Swedia sekarang sedang menyelidikinya atas tuduhan penghasutan.
Lihat Juga: Kisah Pembenci Islam yang Jadi Mualaf, Arnoud van Doorn: Muslim Jadi Sasaran Standar Ganda
Qaraqosh, kampung halaman Salwan, membengkak dari populasi sebelumnya 15.000 orang menjadi lebih dari 40.000 orang. Orang-orang Kristen di bawah ancaman pindah ke Qaraqosh dari seluruh negeri. Kala itu, Pasukan Kurdi berjanji untuk melindungi kota.
Diradikalisasi oleh Perang
Momeka menjadi satpam di markas Partai Demokrat Asyur. Pada tahun 2014, pada bulan Agustus, IS datang, pasukan keamanan Kurdi menghilang dan meninggalkan orang-orang Kristen untuk menjaga diri mereka sendiri. Untungnya, hampir semua penduduk berhasil melarikan diri; kota itu kosong ketika para jihadis menyerbunya.
Banyak orang Kristen melarikan diri ke Ain Kawa, pinggiran Erbil, dan mengajukan permohonan untuk meninggalkan negara itu untuk mencari perlindungan di AS atau Kanada.
Momeka bergabung dengan milisi Syiah. Dia mendirikan faksi Kristen bersenjata – Suqur al-Suryan – dalam aliansi dengan Front Mobilitas Populer, yang berperang melawan ISIS dengan dukungan Iran. Spiral radikalisasinya berlanjut.
Sementara dia awalnya memberi penghormatan kepada para pemimpin milisi yang didominasi Iran, sebagaimana dibuktikan oleh video dan tweet, dia kemudian berkonflik dengan mereka. Ini akibat dia dibui di penjara Badush di utara Mosul selama tiga tahun setelah kecelakaan mobil yang dilakukannya sendiri.
Salwan Momeka bergabung dengan Demokrat Swedia ultra-kanan setelah melarikan diri ke Swedia. Disebutkan bahwa dia membakar Al-Qur'an dua kali di distrik Sodermalm di Stockholm: pada pukul 13.30, pada tanggal 28 Juni dan pukul 6 sore, pada tanggal 29 Juni.
Dia berniat mengulangi aksinya untuk ketiga kalinya. Dia akan membakar bendera Irak dan Al-Qur'an di depan kedutaan Irak di Stockholm. Polisi Swedia sekarang sedang menyelidikinya atas tuduhan penghasutan.
Lihat Juga: Kisah Pembenci Islam yang Jadi Mualaf, Arnoud van Doorn: Muslim Jadi Sasaran Standar Ganda
(mhy)