Kisah Abu Bakar Membela Nabi Muhammad SAW Patut Diteladani
loading...
A
A
A
Dalam Hadis shahih Al-Bukhari disebutkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu merupakan orang terbaik setelah Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian Umar bin Khathab dan 'Utsman bin Affan. Keberanian Abu Bakar membela Rasulullah perlu diketahui kaum muslim.
Berikut kisahnya diceritakan Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhu, ketika Rasulullah ﷺ sedang sholat di pelataran Masjidil Haram, datangnya seorang laki-laki dari Quraisy yang bernama Uqbah bin Mu'ith menyergap beliau.
Dia menerjang sang Nabi ﷺ, memegang pundak beliau dan melilitkan kain untuk mencekik leher beliau ﷺ. Dalam kondisi Rasulullah ﷺ sudah sangat kepayahan, datanglah Abu Bakar memberikan pertolongan untuk beliau.
Abu Bakar mendorong Uqbah agar menjauh dari Rasulullah ﷺ sambil berkata dengan tegas:
ويلكم أتقتلون رجلا أن يقول ربي الله ؟
"Celaka kalian! Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah?"
Dalam sebuah riwayat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada orang-orang yang bersamanya:
أخبروني من أشجع الناس
"Tahukah kalian siapa orang yang paling pemberani?"
Mereka menjawab: "Tentu itu adalah dirimu."
Sayidina Ali menjawab:
إني ما بارزت أحدا إلا انتصفت منه و لكن اخبروني بأشجع الناس
"Aku ini melakukan perang tanding dengan cara berhadap-hadapan. Ada yang lebih berani, siapakah orang tersebut?"
Mereka menjawab: "Kalau demikian, kami tidak tahu ada orang yang lebih pemberani dari dirimu."
Sayidina Ali berkata: "Sungguh aku melihat Rasulullah ﷺ dianiaya kafir Quraisy. Suatu hari ada yang dengan mencaci maki dan ada mencengkram tubuh beliau, lalu mereka berkata: "Kamukah yang hendak menjadikan sembahan itu hanya satu?"
Demi Allah, saat itu tidak ada satupun kami yang berani membela beliau ﷺ kecuali Abu Bakar. Ia bangkit dan mendorong mereka seraya berkata: "Celaka kalian! Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah?"
Ali kembali melanjutkan: "Di hari peperangan Badar, kami membangun sebuah kemah kecil untuk Rasulullah ﷺ, sebagai tempat berteduh. Kami berkata: "Siapa yang mau menemani beliau, supaya tiada orang musyrik pun yang mengganggu beliau?
Maka demi Allah, tiada seorang pun di antara kami mendekat, kecuali Abu Bakar sambil mengangkat pedangnya di atas kepala Rasulullah SAW.
Dia tidak mengizinkan seorang pun mendekati Rasulullah ﷺ dan dia siap untuk menantang orang-orang yang ingin melakukan kejahatan terhadap diri Rasulullah ﷺ. Maka dialah sebenarnya orang yang paling pemberani."
Dalam riwayat berikutnya setelah bercerita, Sayidina Ali kembali melontarkan pertanyaan: "Siapakah yang terbaik orang-orang beriman di zamannya Fir'aun atau kah Abu Bakar?"
Berikut kisahnya diceritakan Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq dalam satu kajiannya. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu'anhu, ketika Rasulullah ﷺ sedang sholat di pelataran Masjidil Haram, datangnya seorang laki-laki dari Quraisy yang bernama Uqbah bin Mu'ith menyergap beliau.
Dia menerjang sang Nabi ﷺ, memegang pundak beliau dan melilitkan kain untuk mencekik leher beliau ﷺ. Dalam kondisi Rasulullah ﷺ sudah sangat kepayahan, datanglah Abu Bakar memberikan pertolongan untuk beliau.
Abu Bakar mendorong Uqbah agar menjauh dari Rasulullah ﷺ sambil berkata dengan tegas:
ويلكم أتقتلون رجلا أن يقول ربي الله ؟
"Celaka kalian! Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah?"
Dalam sebuah riwayat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada orang-orang yang bersamanya:
أخبروني من أشجع الناس
"Tahukah kalian siapa orang yang paling pemberani?"
Mereka menjawab: "Tentu itu adalah dirimu."
Sayidina Ali menjawab:
إني ما بارزت أحدا إلا انتصفت منه و لكن اخبروني بأشجع الناس
"Aku ini melakukan perang tanding dengan cara berhadap-hadapan. Ada yang lebih berani, siapakah orang tersebut?"
Mereka menjawab: "Kalau demikian, kami tidak tahu ada orang yang lebih pemberani dari dirimu."
Sayidina Ali berkata: "Sungguh aku melihat Rasulullah ﷺ dianiaya kafir Quraisy. Suatu hari ada yang dengan mencaci maki dan ada mencengkram tubuh beliau, lalu mereka berkata: "Kamukah yang hendak menjadikan sembahan itu hanya satu?"
Demi Allah, saat itu tidak ada satupun kami yang berani membela beliau ﷺ kecuali Abu Bakar. Ia bangkit dan mendorong mereka seraya berkata: "Celaka kalian! Apakah kalian akan membunuh seseorang hanya karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah?"
Ali kembali melanjutkan: "Di hari peperangan Badar, kami membangun sebuah kemah kecil untuk Rasulullah ﷺ, sebagai tempat berteduh. Kami berkata: "Siapa yang mau menemani beliau, supaya tiada orang musyrik pun yang mengganggu beliau?
Maka demi Allah, tiada seorang pun di antara kami mendekat, kecuali Abu Bakar sambil mengangkat pedangnya di atas kepala Rasulullah SAW.
Dia tidak mengizinkan seorang pun mendekati Rasulullah ﷺ dan dia siap untuk menantang orang-orang yang ingin melakukan kejahatan terhadap diri Rasulullah ﷺ. Maka dialah sebenarnya orang yang paling pemberani."
Dalam riwayat berikutnya setelah bercerita, Sayidina Ali kembali melontarkan pertanyaan: "Siapakah yang terbaik orang-orang beriman di zamannya Fir'aun atau kah Abu Bakar?"