Dialog Ahmed Deedat dengan Van Heerden: Apa yang Dikatakan Injil tentang Muhammad SAW?

Minggu, 24 September 2023 - 05:10 WIB
loading...
Dialog Ahmed Deedat...
Ahmed Deedat. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Suatu kali Syekh Ahmed Hussein Deedat (1 Juli 1918 – 8 Agustus 2005) atau Ahmed Deedat berkesempatan berdialog dengan seorang ominee, Van Heerden, bertema: 'apa yang dikatakan Injil tentang Nabi Muhammad SAW?'. Ahmad Deedat adalah seorang ulama yang menekuni bidang perbandingan agama .

Ahmeed Deedat bercerita, kala itu ia diundang ke Transvaal atau Republik Afrika Selatan untuk berbicara pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW . Ia lalu menepon sejumlah pendeta untuk diajak berdialog. Akan tetapi nyaris semua pendeta menolak permintaan tersebut.

"Angka 13 adalah angka keberuntungan saya. Telepon ke-13 membuat saya merasa senang dan lega. Van Heerden, seorang dominee, setuju untuk bertemu saya di rumahnya pada Sabtu siang, sehingga saya harus pergi ke Transvaal," ujarnya dalam buku berjudul "The Choice Islam and Christianity" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Dialog Islam Kristen" (Pustaka Al-Kautsar, 1999).



Dominee menerima Ahmeed Deedat di Beranda dengan sambutan yang bersahabat. Pada kesempatan itu ia juga mengajak ayah mertuanya yang berasal dari Free State bergabung dalam diskusi.

"Apakah yang dikatakan Injil tentang Muhammad?" ujar Ahmeed Deedat mengawali pertanyaan.

Tanpa ragu-ragu Van Heerden menjawab, "Tidak ada!"

"Mengapa tidak ada? Berdasarkan penafsiran Anda Injil mengatakan banyak hal tentang kebangkitan Soviet Rusia dan tentang hari akhir, bahkan tentang Paus dari Katholik Roma?" ujar Ahmeed Deedat lagi.

"Ya, tetapi tidak ada tentang Muhammad!" lagi-lagi Van Heerden menjawab.

Ahmeed Deedat terus bertanya. "Mengapa tidak ada? Muhammad seorang yang bertanggungjawab membawa jutaan pengikutnya menjadi sebuah komunitas yang mendunia, yang dengan pengaruhnya, percaya pada: keajaiban kelahiran Yesus, bahwa Yesus adalah Mesias, bahwa dengan izin Tuhan, ia dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta sejak lahir dan penderita kusta. Tentunya kitab tersebut (Injil) mengatakan sesuatu tentang pemimpin besar manusia ini, yang berkata sangat baik tentang Yesus dan ibunya Maryam?"



Orang tua dari Free State menyela, "Anakku, saya telah membaca Injil selama 50 tahun lebih dan jika terdapat sesuatu yang menyinggung tentang Muhammad, saya akan mengetahuinya."

Ahmeed Deedat bertanya lagi: "Menurut Anda, bukankah di dalam Perjanjian Lama terdapat ratusan ramalan sehubungan dengan kedatangan Yesus".

Dominee menyela, "Bukan ratusan, bahkan ribuan!"

Ahmeed Deedat lalu berkata: "Saya tidak akan memperdebatkan 1001 ramalan di Perjanjian Lama sehubungan dengan kedatangan Yesus Kristus, karena umat Islam di seluruh dunia telah menerimanya tanpa perlu pembuktian dari ramalan Injil mana pun."

"Kami umat Islam secara defacto telah menerima Yesus dengan pengaruh Muhammad saja, dan saat ini di dunia terdapat tidak kurang dari 900.000.000 (data 2023 sudah mencapai 2,1 miliar--red) pengikut Muhammad yang mencintai, memuliakan dan menghormati utusan Tuhan yang besar ini --Yesus Kristus-- tanpa perlu diyakinkan oleh umat Kristen melalui arti Injil dalam dialek bahasa mereka," ujar Ahmed Deedat.

"Dari ribuan ramalan tersebut, dapatkah Anda menunjukkan satu saja ramalan yang menyebutkan nama Yesus? Istilah Mesias yang diterjemahkan Kristus adalah bukan nama tetapi sebuah sebutan. Adakah sebuah ramalan yang mengatakan bahwa nama Mesias akan menjadi Yesus dan nama ibunya akan menjadi Maria; bahwa yang seharusnya menjadi ayahnya adalah Yusuf si tukang kayu; bahwa ia akan lahir pada masa pemerintahan raja Hero dan lain-lain?" lanjut bertanya.



"Tidak! Tidak ada perincian seperti itu!" jawab Dominee.

Ahmeed Deedat bertanya, "Lalu bagaimana Anda menyimpulkan bahwa ribuan ramalan tersebut mengacu kepada Yesus?"

Dominee menjawab, "Perhatikan, ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ketika hal itu terjadi, kita lihat secara nyata pemenuhan atas apa yang telah diperkirakan di masa lalu dalam ramalan-ramalan tersebut."

"Apa yang sebenarnya Anda lakukan adalah bahwa Anda menyimpulkan, mencari alasan, menempatkan dua dan dua bersama-sama," ujar Ahmeed Deedat.

"Ya," ujar Dominee.

"Jika ini yang Anda lakukan dengan ribuan ramalan untuk membenarkan pendapat Anda tentang keaslian Yesus, mengapa kita tidak melakukan sistem yang sama untuk Muhammad?" ujar Ahmeed Deedat.

Dominee setuju hal tersebut adalah argumen yang adil, alasan yang dapat diterima dalam memperlakukan masalah tersebut.



Selanjutnya Ahmeed Deedat meminta Dominee untuk membuka Ulangan, pasal 18, ayat 18 (kitab kelima dari kitab Yahudi dan Kristen). Ia membaca ayat tersebut berdasarkan ingatan dalam versi Afrika. Terjemahannya sebagai berikut:

"Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya." (Injil-Ulangan 18: 18)

Ahmeed Deedat lalu bertanya: "Kepada siapa ramalan tersebut ditujukan?"

"Yesus!" jawab Dominee Van Heerden tanpa keraguan sedikit pun.

"Mengapa Yesus, namanya tidak disebut di sini?" tanya Ahmeed Deedat.

"Karena ramalan adalah kata-kata yang menggambarkan sesuatu yang akan terjadi pada masa yang akan datang, kita temukan kata-kata dalam ayat ini cukup melukiskannya. Anda lihat, kata yang paling penting dari ramalan ini adalah Soos Jy Is (like unto thee), --seperti kamu-- seperti Musa, dan Yesus seperti Musa," jawab Dominee.

"Dalam hal apa Yesus seperti Musa?" tanya Ahmeed Deedat.



"Pertama, Musa adalah seorang Yahudi dan Yesus juga seorang Yahudi. Kedua, Musa adalah seorang nabi dan Yesus juga seorang nabi karena itu Yesus seperti Musa dan itu tepat sekali seperti yang dikatakan Tuhan kepada Musa-- Soos Jy Is," jawabnya.

"Dapatkah Anda pikirkan persamaan-persamaan lain antara Musa dan Yesus?" tanya Ahmeed Deedat.

Dominee mengatakan ia tidak dapat memikirkan yang lain.

"Jika hanya dua kriteria ini saja untuk menentukan calon dalam ramalan pada Ulangan 18: 18, maka untuk kasus ini kriteria dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah Musa pada kitab Injil: Solomon, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain, karena mereka semua juga seorang "Yahudi" dan "Nabi"," ujar Ahmeed Deedat membalas.

"Mengapa tidak menerapkan ramalan tersebut kepada salah satu nabi-nabi ini, dan mengapa harus Yesus? Mengapa kita harus menganggap yang satu ikan sementara yang lainnya unggas?" tanya Ahmeed Deedat kemudian.

Dominee tidak menjawab.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2648 seconds (0.1#10.140)