Pernikahan Adalah Tanda Kekuasaan Allah, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi

Minggu, 24 September 2023 - 13:13 WIB
loading...
Pernikahan Adalah Tanda Kekuasaan Allah, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi
Islam mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan adalah salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan ini. Ilustrasi: The Newyork Times
A A A
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan sebagian agama dan sistem menganggap perempuan sebagai barang yang najis atau sesuatu yang menjijikkan yang harus dijauhi dan lebih baik hidup menyendiri. Sebagian yang lainnya menganggap bahwa kedudukan seorang istri sekadar alat pemuas nafsu bagi suaminya atau yang meladeni makanannya dan menjadi pelayan di dalam rumah tangganya.

"Islam datang untuk mengumumkan batalnya kerahiban dan melarang hidup menyendiri yang tak mau menikah selamanya," tulis Syaikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" (Citra Islami Press, 1997).

Sebaliknya, kata al-Qardhawi, Islam mengajarkan kepada kita bahwa pernikahan adalah salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dalam kehidupan ini.



Allah SWT berfirman: "Dan di antara tanda-tanda kekuasann-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhrya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." ( QS Ar-Rum : 21)

Ada sebagian sahabat Rasulullah SAW yang ingin memusatkan perhatiannya untuk beribadah dengan cara berpuasa sepanjang siang dan salat sepanjang malam serta menjauh dari wanita. Maka Rasulullah SAW mengingkari hal itu dengan mengatakan:

"Adapun saya, berpuasa dan makan, salat dan tidur dan menikahi wanita, maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunahku, maka tidak termasuk golonganku." (HR Bukhari)

Al-Qardhawi mengatakan Islam telah menjadikan istri yang salehah merupakan kekayaan paling berharga bagi suaminya setelah beriman kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya. Islam menganggap istri yang salehah itu sebagai salah satu sebab kebahagiaan.

Rasulullah SAW bersabda, "Seorang mukmin tidak memperoleh kemanfaatan setelah bertakwa kepada Allah Azza wa jalla yang lebih baik selain istri yang salehah, jika suami menyuruhnya dia taat, jika dipandang dia menyenangkan, jika ia bersumpah kepadanya dia mengiyakan, dan jika suami pergi (jauh dari pandangan) maka dia memelihara diri dan harta (suami)nya" (HR Ibnu Majah)



Rasulullah SAW bersabda, "Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah." (HR Muslim)

Rasulullah SAW bersabda, "Di antara kebahagiaan anak Adam (adalah) istri salihah, tempat tinggal yang baik, dan kendaraan yang baik. (HR Ahmad)

Islam mengangkat nilai wanita sebagai istri dan menjadikan pelaksanaan hak-hak suami-istri itu sebagai jihad di jalan Allah.

Ada seorang wanita datang kepada Nabi SAW bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah delegasi wanita yang diutus kepadamu dan tidak ada satu wanita pun kecuali agar aku keluar untuk menemui engkau."

Kemudian wanita itu mengemukakan permasalahannya dengan mengatakan, "Allah adalah Rabb-nya laki-laki dan wanita dan ilah mereka. Dan engkau adalah utusan Allah untuk laki-laki dan wanita, Allah telah mewajibkan jihad kepada kaum laki-laki sehingga apabila mereka memperoleh kemenangan akan mendapat pahala, dan apabila mati syahid mereka akan tetap hidup di sisi Rabb-nya dan diberi rizki. Amal perbuatan apakah yang bisa menyamai perbuatan mereka dari ketaatan?

Nabi SAW menjawab, "Taat kepada suami dan memenuhi hak-haknya tetapi sedikit dari kaum yang bisa melaksanakannya." (HR Tabrani)

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2947 seconds (0.1#10.140)