Hati adalah Sumber Kebaikan dan Keburukan Amal Perbuatan, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
3. Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya Jika ilmu adalah kunci meraih kesucian jiwa, maka yang jauh lebih utama daripada itu adalah mengamalkan ilmu. Apalah artinya jika kita belajar, ikut taklim, dan menuntut ilmu jika kita tidak mengamalkannya.
Ibnul Qayyim dalam Al-Fawa’id berkata: “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah termasuki (tercoreng).”
Jika kita melaksanakan perintah-perintah Allah seperti salat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an maka di situlah hati akan suci dan bahagia. Sebaliknya, jika kita menerjang larangan-larangan Allah, maka hati ini akan sempit dan galau.
4. Selalu muhasabah (introspeksi, mewawas diri)
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ( QS Al-Hasyr [59] : 18)
Seorang mukmin akan selalu mengoreksi dan mengevaluasi amalannya. Dia akan berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam dosa dengan menjauhi segala sarana yang dapat merayunya seperti fitnah dunia, wanita, dan teman yang jelek. Dan jika dia telah terjatuh ke dalam dosa, maka dia segera bertobat dengan istighfar kepada Allah dengan tekad yang bulat untuk tidak mengulanginya lagi.
Ibnul Qayyim dalam Al-Fawa’id berkata: “Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan maka telah termasuki (terkontaminasi), dan setiap iman yang tidak mendorong untuk beramal maka telah termasuki (tercoreng).”
Jika kita melaksanakan perintah-perintah Allah seperti salat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Qur’an maka di situlah hati akan suci dan bahagia. Sebaliknya, jika kita menerjang larangan-larangan Allah, maka hati ini akan sempit dan galau.
4. Selalu muhasabah (introspeksi, mewawas diri)
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ( QS Al-Hasyr [59] : 18)
Seorang mukmin akan selalu mengoreksi dan mengevaluasi amalannya. Dia akan berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam dosa dengan menjauhi segala sarana yang dapat merayunya seperti fitnah dunia, wanita, dan teman yang jelek. Dan jika dia telah terjatuh ke dalam dosa, maka dia segera bertobat dengan istighfar kepada Allah dengan tekad yang bulat untuk tidak mengulanginya lagi.
Baca Juga
(mhy)