Profil dan Biografi Amr bin Ash, Sahabat Nabi yang Sukses Menaklukkan Mesir
loading...
A
A
A
Sosok Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu cukup terkenal dalam sejarah peradaban Islam. Beliau merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad ï·º yang pandai dalam segala hal, mulai dari menjadi politisi hingga terjun di medan perang.
Dari seluruh perjuangannya membela Islam, jasa terbesar dari Amr bin Ash adalah menaklukkan negeri Mesir dan berhasil menunaikan amanah tersebut. Atas jasanya kini banyak yang ingin mengetahui sosok beliau. Adapun profil dan biografinya adalah sebagai berikut.
Profil Amr bin Ash Sebelum Memeluk Islam
Amr bin Ash lahir sekitar Tahun 573 M di Mekkah dari klan Sahm, salah satu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya adalah Al-'As bin Wa'il, seorang pedagang kaya dan musuh berat Nabi Muhammad ï·º. Ibunya adalah Salma bint Harmalah, seorang wanita dari suku Banu Kinanah. Amr memiliki dua saudara laki-laki, Hisyam dan Abdullah, dan seorang saudara perempuan, Hind.
Amr bin Ash tumbuh sebagai seorang pedagang yang sukses, yang sering melakukan perjalanan ke berbagai negeri seperti Syam, Yaman, Mesir, dan Habasyah. Ia juga seorang penunggang kuda yang mahir, seorang kesatria yang berani, seorang negosiator yang ulung, dan seorang penyair yang puitis dan fasih. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin kabilahnya dan salah satu musuh terbesar Nabi Muhammad ï·º.
Amr bin Ash menentang keras dakwah Nabi Muhammad ï·º dan berusaha menghalang-halangi penyebaran Islam. Ia termasuk di antara orang-orang yang memboikot kaum Muslim di lembah Abu Thalib selama tiga tahun. Ia juga ikut serta dalam beberapa pertempuran melawan kaum Muslim, seperti Pertempuran Badar, Pertempuran Uhud, dan Pertempuran Khandaq. Ia juga diutus oleh orang-orang Quraisy untuk melobi raja Habasyah, an-Najasyi, agar mengembalikan para pengungsi Muslim yang hijrah ke sana. Namun, usahanya tidak berhasil karena an-Najasyi telah mendengar kisah Nabi Isa as dari Jafar bin Abi Thalib, salah satu utusan Nabi Muhammad ï·º.
Amr bin Ash Memeluk Islam
Amr bin Ash masuk Islam pada tahun 8 H, enam bulan sebelum penaklukan Mekkah oleh Nabi Muhammad ï·º. Ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke Madinah untuk menemui Nabi Muhammad saw dan mengucapkan Syahadat.
Ketika tiga orang ini menemui Rasulullah ï·º, Beliau menatap ketiganya lalu bersabda: "Mekkah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam)."
Amr bin al-Ash mengatakan, "Pada saat Allah menganugerahkan hidayah Islam di hatiku, aku mendatangi Rasulullah ï·º. Aku mengatakan, "Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda". Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku sebentar.
Rasulullah bertanya, "Ada apa wahai Amr?" Kujawab, "Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku". Rasulullah ï·º mengatakan, "Apa syarat yang kau inginkan?"
Aku menjawab, "Agar dosa-dosaku diampuni." Kemudian Rasulullah ï·º bersabda: "Tidakkah engkau ketahui, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?" (HR Muslim)
Di masa keislamannya, Rasulullah dekat kepadanya dan mendidiknya dengan pendidikan tauhid yang murni. Rasulullah tahu Amr adalah orang yang istimewa, terkenal dengan keberanian dan bakat-bakat lainnya.
Menaklukkan Mesir
Setelah wafatnya Nabi Muhammad ï·º, Amr bin Ash tetap setia kepada para khalifah yang menggantikannya. Ia berperan aktif dalam penaklukan-penaklukan Muslim di luar Jazirah Arab, terutama di Mesir.
Amr bin Ash adalah orang yang pertama kali mengusulkan untuk menaklukkan Mesir kepada Khalifah Abu Bakar, tetapi ditolak karena saat itu kaum Muslim sedang sibuk menghadapi pemberontakan-pemberontakan di Jazirah Arab. Kemudian, ia mengajukan usul yang sama kepada Khalifah Umar, tetapi juga ditolak karena Umar khawatir akan keselamatan pasukan Muslim yang harus melintasi padang pasir yang luas dan berbahaya.
Namun, Amr bin Ash tidak menyerah. Ia terus meyakinkan Umar bahwa Mesir adalah negeri yang kaya dan subur, yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kaum Muslim. Ia juga menunjukkan bahwa kekaisaran Bizantium, yang menguasai Mesir saat itu, sedang lemah dan bermasalah.
Akhirnya, Umar setuju untuk memberikan izin kepada Amr bin Ash untuk menaklukan Mesir, tetapi dengan syarat bahwa ia hanya boleh membawa 4.000 pasukan dan tidak boleh memaksa penduduk Mesir untuk masuk Islam.
Pada akhir 639 M, Amr bin Ash memimpin pasukan Muslim yang terdiri dari 4.000 orang, termasuk beberapa sahabat Nabi Muhammad ï·º seperti Zubair bin al-Awwam, Mikdad bin al-Aswad, dan Ubaidah bin al-Jarrah, untuk menaklukan Mesir.
Ia memulai penaklukannya dari arah timur, yaitu dari Sinai, kemudian menuju ke barat, yaitu ke Delta Nil. Dalam perjalanannya, ia berhasil mengalahkan pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Theodore, gubernur Mesir, dalam Pertempuran Heliopolis pada tahun 640 M. Ia juga berhasil merebut kota-kota penting seperti Bilbeis, Babilon, dan Memphis.
Pada 641 M, Amr bin Ash menghadapi tantangan terbesar dalam penaklukannya, yaitu mengepung Kota Aleksandria, ibu kota dan benteng terkuat Bizantium di Mesir. Kota ini dikenal sebagai kota yang megah dan indah, yang memiliki banyak bangunan, perpustakaan, dan universitas yang terkenal.
Kota ini juga dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan kokoh, yang dilengkapi dengan menara-menara dan gerbang-gerbang yang kuat. Kota ini juga memiliki pelabuhan yang besar dan strategis, yang dapat menerima bantuan dari laut.
Amr bin Ash mengepung Aleksandria selama 14 bulan, dengan menggunakan berbagai taktik dan siasat. Ia juga memanfaatkan perselisihan dan perpecahan di antara penduduk kota, terutama antara orang-orang Bizantium dan orang-orang Koptik, yang merupakan penduduk asli Mesir yang beragama Kristen.
Dari seluruh perjuangannya membela Islam, jasa terbesar dari Amr bin Ash adalah menaklukkan negeri Mesir dan berhasil menunaikan amanah tersebut. Atas jasanya kini banyak yang ingin mengetahui sosok beliau. Adapun profil dan biografinya adalah sebagai berikut.
Profil Amr bin Ash Sebelum Memeluk Islam
Amr bin Ash lahir sekitar Tahun 573 M di Mekkah dari klan Sahm, salah satu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya adalah Al-'As bin Wa'il, seorang pedagang kaya dan musuh berat Nabi Muhammad ï·º. Ibunya adalah Salma bint Harmalah, seorang wanita dari suku Banu Kinanah. Amr memiliki dua saudara laki-laki, Hisyam dan Abdullah, dan seorang saudara perempuan, Hind.
Amr bin Ash tumbuh sebagai seorang pedagang yang sukses, yang sering melakukan perjalanan ke berbagai negeri seperti Syam, Yaman, Mesir, dan Habasyah. Ia juga seorang penunggang kuda yang mahir, seorang kesatria yang berani, seorang negosiator yang ulung, dan seorang penyair yang puitis dan fasih. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin kabilahnya dan salah satu musuh terbesar Nabi Muhammad ï·º.
Amr bin Ash menentang keras dakwah Nabi Muhammad ï·º dan berusaha menghalang-halangi penyebaran Islam. Ia termasuk di antara orang-orang yang memboikot kaum Muslim di lembah Abu Thalib selama tiga tahun. Ia juga ikut serta dalam beberapa pertempuran melawan kaum Muslim, seperti Pertempuran Badar, Pertempuran Uhud, dan Pertempuran Khandaq. Ia juga diutus oleh orang-orang Quraisy untuk melobi raja Habasyah, an-Najasyi, agar mengembalikan para pengungsi Muslim yang hijrah ke sana. Namun, usahanya tidak berhasil karena an-Najasyi telah mendengar kisah Nabi Isa as dari Jafar bin Abi Thalib, salah satu utusan Nabi Muhammad ï·º.
Amr bin Ash Memeluk Islam
Amr bin Ash masuk Islam pada tahun 8 H, enam bulan sebelum penaklukan Mekkah oleh Nabi Muhammad ï·º. Ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke Madinah untuk menemui Nabi Muhammad saw dan mengucapkan Syahadat.
Ketika tiga orang ini menemui Rasulullah ï·º, Beliau menatap ketiganya lalu bersabda: "Mekkah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam)."
Amr bin al-Ash mengatakan, "Pada saat Allah menganugerahkan hidayah Islam di hatiku, aku mendatangi Rasulullah ï·º. Aku mengatakan, "Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda". Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku sebentar.
Rasulullah bertanya, "Ada apa wahai Amr?" Kujawab, "Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku". Rasulullah ï·º mengatakan, "Apa syarat yang kau inginkan?"
Aku menjawab, "Agar dosa-dosaku diampuni." Kemudian Rasulullah ï·º bersabda: "Tidakkah engkau ketahui, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?" (HR Muslim)
Di masa keislamannya, Rasulullah dekat kepadanya dan mendidiknya dengan pendidikan tauhid yang murni. Rasulullah tahu Amr adalah orang yang istimewa, terkenal dengan keberanian dan bakat-bakat lainnya.
Menaklukkan Mesir
Setelah wafatnya Nabi Muhammad ï·º, Amr bin Ash tetap setia kepada para khalifah yang menggantikannya. Ia berperan aktif dalam penaklukan-penaklukan Muslim di luar Jazirah Arab, terutama di Mesir.
Amr bin Ash adalah orang yang pertama kali mengusulkan untuk menaklukkan Mesir kepada Khalifah Abu Bakar, tetapi ditolak karena saat itu kaum Muslim sedang sibuk menghadapi pemberontakan-pemberontakan di Jazirah Arab. Kemudian, ia mengajukan usul yang sama kepada Khalifah Umar, tetapi juga ditolak karena Umar khawatir akan keselamatan pasukan Muslim yang harus melintasi padang pasir yang luas dan berbahaya.
Namun, Amr bin Ash tidak menyerah. Ia terus meyakinkan Umar bahwa Mesir adalah negeri yang kaya dan subur, yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kaum Muslim. Ia juga menunjukkan bahwa kekaisaran Bizantium, yang menguasai Mesir saat itu, sedang lemah dan bermasalah.
Akhirnya, Umar setuju untuk memberikan izin kepada Amr bin Ash untuk menaklukan Mesir, tetapi dengan syarat bahwa ia hanya boleh membawa 4.000 pasukan dan tidak boleh memaksa penduduk Mesir untuk masuk Islam.
Pada akhir 639 M, Amr bin Ash memimpin pasukan Muslim yang terdiri dari 4.000 orang, termasuk beberapa sahabat Nabi Muhammad ï·º seperti Zubair bin al-Awwam, Mikdad bin al-Aswad, dan Ubaidah bin al-Jarrah, untuk menaklukan Mesir.
Ia memulai penaklukannya dari arah timur, yaitu dari Sinai, kemudian menuju ke barat, yaitu ke Delta Nil. Dalam perjalanannya, ia berhasil mengalahkan pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Theodore, gubernur Mesir, dalam Pertempuran Heliopolis pada tahun 640 M. Ia juga berhasil merebut kota-kota penting seperti Bilbeis, Babilon, dan Memphis.
Pada 641 M, Amr bin Ash menghadapi tantangan terbesar dalam penaklukannya, yaitu mengepung Kota Aleksandria, ibu kota dan benteng terkuat Bizantium di Mesir. Kota ini dikenal sebagai kota yang megah dan indah, yang memiliki banyak bangunan, perpustakaan, dan universitas yang terkenal.
Kota ini juga dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan kokoh, yang dilengkapi dengan menara-menara dan gerbang-gerbang yang kuat. Kota ini juga memiliki pelabuhan yang besar dan strategis, yang dapat menerima bantuan dari laut.
Amr bin Ash mengepung Aleksandria selama 14 bulan, dengan menggunakan berbagai taktik dan siasat. Ia juga memanfaatkan perselisihan dan perpecahan di antara penduduk kota, terutama antara orang-orang Bizantium dan orang-orang Koptik, yang merupakan penduduk asli Mesir yang beragama Kristen.