Konspirasi Yahudi: Kisah Tragis Perdana Menteri Inggris Asquith karena Memusuhi Zionisme

Sabtu, 09 Desember 2023 - 12:21 WIB
loading...
A A A


Sementara itu Inggris masih terlibat dalam perang besar yang mengorbankan ribuan putra-putranya. Pada bulan November 1916 seorang anggota parlemen mengucapkan pidato dengan mengecam keras dan terbuka masalah klub ini. la menuntut agar pemerintah segera mengambil langkah penyelidikan secara tuntas. Ia mendapat informasi lengkap tentang kegiatan klub itu dari tiga orang perwira angkatan darat Inggris, yang sebelumnya pernah mendukung berdirinya klub itu, setelah mempertimbangkan tujuan baik yang tercantum dalam proposal.

Ketiga perwira tergiur dan akhirnya terperangkap di dalamnya tanpa sadar. Data-data mengenai belang mereka telah tercatat oleh para pengawas klub. Pihak klub juga berusaha menggali informasi tentang rahasia militer dari ketiga perwira dengan cara pemerasan.

Namun mereka bertiga tetap tidak menyerah setelah yakin, bahwa klub itu merupakan sarang mata-mata musuh.

Selain itu, ketiga perwira tersebut juga memberitahukan kepada anggota parlemen itu, bahwa di sana terdapat seorang wanita terkenal dari Australia yang tidak disebutkan namanya, beserta seorang sopir dari London, sejumlah istri dan gadis-gadis anak beberapa tokoh politik dan pemerintah, yang terlibat sebagai anggota klub.

Pihak pemerintah tidak segera bisa menjernihkan masalah, karena negara dalam keadaan perang. Apalagi beberapa catatan hitam telah sempat bocor ke dalam parlemen, dan beberapa surat kabar telah memuat berita hangat tentang skandal yang melibatkan beberapa tokoh politik, sehingga membentuk opini umum yang luas.



Tidak lama kemudian media massa yang dikuasai oleh Konspirasi mulai menyerang pemerintah Asquith dan berbagai kementeriannya, dengan memuat nama mereka yang dilingkari dengan tanda tanya besar mengarah kepada tuduhan.

Pribadi Asquith pun tidak luput dari serangan tuduhan. Ia dituduh punya hubungan lama dengan beberapa penguasa Jerman, pada masa sebelum perang, di samping memberi dukungan kepada Kaisar Jerman Guillaume.

Sementara itu, gerakan bawah tanah menyebar data-data dan dokumen dari daftar hitam tentang kebejatan moral para tokoh politik dan pemerintahan Asquith yang telah terjaring dalam klub. Tujuannya tentu saja untuk membentuk opini umum, persis seperti yang terjadi menjelang revolusi Prancis.

Posisi Asguith dan pemerintahannya makin terjepit. Tak ada jalan lain baginya, kecuali mengundurkan diri bersama pemerintahan kabinetnya hanya sebulan berselang, setelah berita skandal moral diangkat ke atas permukaan, tepatnya pada bulan Desember 1916.

Kemudian Asquith digantikan oleh pemerintahan tiga serangkai, yaitu Lloyd George sebagai perdana menteri, Balfour sebagai menteri luar negeri, dan Churchill sebagai menteri pertahanan.



Data seperti di atas juga dialami oleh Admiral William Guy Carr penulis buku "Yahudi Menggenggam Dunia". Ia adalah salah satu agen rahasia Inggris berpangkat admiral yang memiliki pengalaman khusus dalam dunia rahasia.

Ia mengatakan :"Aku pernah bertugas dalam berbagai operasi sebagai perwira agen rahasia selama perang Dunia I. Aku merasa berkewajiban untuk mengatakan hakikat yang sebenarnya tentang ekor peristiwa menyedihkan yang menimpa ketiga perwira angkatan bersenjata Inggris tadi. Aku sangat terkejut dan hampir tidak percaya, ketika aku mendapat sebuah laporan mengenai klub itu dan keterlibatan ketiga perwira tersebut dalam sebuah pertikaian tajam. Mereka bertiga telah dicantumkan dalam catatan militer Inggris, bahwa mereka bertiga telah terbunuh dalam sebuah operasi militer, sedang wanita Australia tadi bersama sopirnya ditangkap dan ditahan selama masa perang. Ia dikeluarkan setelah perang usai tanpa diajukan ke pengadilan, dengan dalih berdasarkan undang-undang darurat perang kerajaan.

Anggota parlemen yang telah membeberkan rahasia skandal itu tiba-tiba menghilang dari arena politik tanpa meninggalkan alasan sedikit pun.



Datanglah giliranku pribadi, setelah aku bisamengetahui secara mendalam tentang rahasia itu. Aku ditugaskan oleh pemerintah Lloyd George dalam operasi militer di kapal selam. Dengan kata lain, aku dimutasikan dari dinas inteligen ke bidang persenjataan kapal selam pada jajaran angkatan laut Inggris.

Selama operasi, kami kehilangan 33% perwira yang bertugas. Aku termasuk salah satu orang yang selamat, berkat keajaiban belaka."

Dari pengalaman William G. Carr ini sendiri tampak jelas, bagaimana kebijakan yang ditempuh oleh pemerintahan tiga serangkai di Inggris waktu itu, dalam usahanya membunuh orang-orang yang dianggap membahayakan kepentingan kekuasaan terselubung.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2759 seconds (0.1#10.140)