Kisah Konspirasi Yahudi Menjadikan Palestina sebagai Pusat Kegiatan Internasional

Senin, 11 Desember 2023 - 12:08 WIB
loading...
A A A


Pada masalah yang berhubungan dengan Palestina, sejumlah tokoh Zionis Inggris dalam perundingan itu meletakkan rancangan pemerintahan perwakilan Inggris di wilayah itu, di antaranya adalah:

- Profesor Philex Frankfurner, yang kelak menjadi penasihat presiden di Gedung Putih pada masa pemerintahan Franklin Roosevelt.

- Sir Herbert Samuel, komisioner tinggi pertama di Palestina setelah pendudukan pasukan Inggris.

- Lushian Wolf, seorang penasihat pribadi perdana menteri Inggris Lloyd George.

Ketika perundingan pendahuluan dimulai, penasihat khusus bagi perdana menteri Prancis Monscour Clemenceau adalah Madell. Nama ini adalah nama samaran. Nama yang sebenarnya adalah Rothschild, yaitu salah satu anggota keluarga besar Rothschild.

Sedang salah satu penasihat presiden Amerika Serikat yang menjadi delegasi dalam perundingan itu adalah Mr. Morganthow, yang putranya kelak memegang kementerian keuangan pada masa pemerintahan Roosevelt.



William G. Carr mengatakan para pemilik modal internasional tidak segan-segan mencampakkan topeng mereka. Untuk membuktikan hal ini, berikut ini dikutipkan beberapa kalimat yang ditulis oleh Lushian Wolf dalam bukunya yang berjudul "Steadies on The Jewish History" halaman 408:

"Sejumlah nama politisi muncul pada perundingan perdamaian, dan yang menandatangani perjanjian itu atas nama negara-negara Italia, Perancis dan India adalah tokoh-tokoh Yahudi yang mewakili negara masing-masing.

Mereka adalah Baron Somito mewakili Italia, Louis Cloudes mewakili Prancis, dan Edvin Montagio mewakili India. Mereka semua adalah orang Yahudi."

Sebaiknya baik pula untuk kita simak kata-kata beberapa penulis yang tidak perlu kita beri komentar. Seorang sejarawan Inggris terkenal Harold Nicolon dalam bukunya "Menciptakan Perdamaian" 1919-1944 (Making Peace 1919-1944) halaman 44 mengatakan, bahwa Lushian Wolf minta secara pribadi kepadanya, agar ia mau menunjukkan pendapatnya tentang orang-orang Yahudi yang harus diberi perlindungan internasional.

Dalam waktu yang sama mereka juga harus diberi hak seperti layaknya warga negara lain, di mana pun mereka berada.



Seorang penulis Perancis George Pateau dalam bukunya yang diberi judul "Masalah Yahudi" (The Problem ofthe Jews) halaman 38 mengatakan:

"Tanggung jawab diberikan kepada orang Yahudi yang telah mengelilingi presiden Amerika Serikat Wilson, perdana menteri Prancis Clemenceau dan perdana menteri Inggris Lloyd George, dalam menyulap perundingan damai menjadi perundingan Yahudi."

Selanjutnya perlu juga disinggung mengenai peristiwa yang terjadi pada saat perundingan berlangsung di Paris tahun 1919, saat presiden Wilson pada mulanya mengajukan pendapatnya yang sangat jitu. Akan tetapi sayang, tiba-tiba ia mendapat telegram tertanggal 28 Maret 1919 terdiri dari 2000 kata, yang dikirim kepadanya secara pribadi oleh Yacob Sheiff, wakil pemilik modal internasional di Amerika.

Telegram itu berisi gagasan pihak yang diwakili Yacob Sheiff mengenai 5 masalah internasional, yaitu masalah Palestina, pampasan perang yang harus dibayar oleh Jerman, masalah Sisilia, Terusan Danring dan wilayah Sarre (Jerman).



Telegram ini telah mempengaruhi pendirian presiden Wilson, dan membuatnya berubah pendirian, sehingga jalan perundingan dibuatnya berputar haluan.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2270 seconds (0.1#10.140)