Konspirasi Yahudi: Kisah Inggris Menolak Ajakan Hitler Menghadapi Pemilik Modal

Selasa, 19 Desember 2023 - 14:51 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Kisah...
Adolf Hitler menjelaskan sebab-sebab yang melatar belakangi sikap kerasnya terhadap kelompok Yahudi internasional. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Adolf Hitler (1889 – 1945) adalah Ketua Partai Nazi atau Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional. Tokoh kelahiran Austria ini menjabat sebagai Kanselir Jerman sejak 1933 sampai 1945 dan diktator Jerman Nazi mulai tahun 1934 sampai 1945. Hitler menjadi tokoh utama Jerman Nazi, Perang Dunia II di Eropa, dan Holocaust .

Hitler berusaha mengadakan perjanjian persahabatan dengan Inggris . Tujuannya untuk menghadapi kekuatan para pemilik modal Yahudi internasional , bahaya Komunisme di Eropa dan untuk menghindari perang yang sudah terasa segera akan pecah.

Hubungan yang terakhir dilakukan bulan Januari 1936 di Berlin, ibukota Jerman. Inggris diwakili oleh Lord Lowend, sedang Jerman oleh Hitler sendiri dan tangan kanannya Goering dan menteri luar negerinya Von Reintrop.



"Kita perlu mengetahui masalah yang dihadapi oleh dunia, khususnya tentang bahaya Komunisme dan bahaya organisasi Yahudi para pemilik kapital besar," ujar Hitler sebagaimana dikutip William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).

Adolf Hitler menjelaskan sebab-sebab yang melatar belakangi sikap kerasnya terhadap kelompok Yahudi internasional, dan keprihatinan Jerman atas penyusupan organisasi Zionisme yang masuk ke Eropa dan Amerika Serikat.

Hitler berpendapat, bahwa untuk menghindari bahaya itu harus lebih dulu menyingkirkan kelompok pemilik modal Yahudi internasional sampai ke akar-akarnya.

Dia mengingatkan kembali apa yang diucapkan oleh Disraeli, perdana menteri Inggris kenamaan berdarah Yahudi akhir abad ke-19 dalam catatan diarynya:

"Sesungguhnya yang memerintah dunia adalah segelintir orang yang jauh berbeda dari apa yang dibayangkan oleh orang yang tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di balik layar".

Von Reintrop menandaskan kata-kata Hitler. Lord Lowend kemudian menyebutkan laporan komite kerajaan Inggris yang diberi tugas menyelidiki skandal percukaian Kanada di bawah pimpinan Mr. Stevens pada tahun 1927-1928.



Von Reintrop sendiri saat itu berada di Kanada. Dalam laporan itu dijelaskan, bahwa sindikat penyelundupan yang punya hubungan dengan para pemilik modal Yahudi internasional bisa mengeruk uang setiap tahunnya lebih dari 100 juta dolar Amerika.

Jumlah itu sangat besar waktu itu, yang diperoleh lewat sogokan, pemerasan dan sebagainya, sehingga timbul-goncangan kehidupan sosial dan politik di Kanada.

Untuk memperkuat laporan pemerintah Inggris itu, Von Reintrop menambahkan, bahwa kebobrokan seperti itu, lebih dulu harus disingkirkan sumbernya, yaitu kelompok pemilik modal internasional.

Pembicaraan itu berakhir setelah Von Reintrop dan Goering memaparkan pemikiran dan pandangan profesor Karl Reiter dan para ideolog Nazi kepada Lord Lowend.



Hitler menutup pertemuan itu dengan meminta, agar menteri Inggris itu menyampaikan kepada pemerintahnya tentang sikap dan pandangan Hitler, dan menawarkan untuk mempertimbangkan kemungkinan terbentuknya persekutuan bersama antara Jerman dan Inggris.

Setelah tiba di Inggris, Lord Lowend menyampaikan gagasan dan pandangan Hitler kepada pemerintah Inggris, tetapi ditolak mentah-mentah. Lord Lowend diberi tugas kembali untuk menjelaskan penolakan tersebut.

Pada tanggal 21 Februari 1936, Lord Lowend kirim surat kepada Von Reintrop yang berisi penolakan pemerintah Inggris atas gagasan dan tawaran Hitler, dan menerangkan faktor-faktor penyebabnya.

Hitler kemudian sepenuhnya berpaling kepada golongan aristokrat militer Jerman, dengan mengambil prinsip dan rancangan mereka.

Sejak itu Hitler berkeyakinan, bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita bangsa Jerman dan membinasakan musuh-musuhnya adalah perang.

(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2720 seconds (0.1#10.140)