Umar bin Khattab Wafat: Kisah Utsman dan Ali Berebut Jadi Imam Salat Jenazah
loading...
A
A
A
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib datang, masing-masing ingin maju memimpin salat. Melihat keadaan itu Abdur-Rahman bin Auf berkata: "Ini menandakan kecenderungan pada kepemimpinan. Anda berdua sudah tahu apa artinya ini. Dia sudah memerintahkan yang lain."
Lalu katanya lagi: "Suhaib! Majulah dan salatkan."
Demikian menurut Ibn Sa'ad dalam at-Tabaqat. Tetapi sumber at-Tabari menyebutkan, bahwa Abdur-Rahman bin Auf berkata: "Besar sekali kecenderungan kalian berdua ini untuk kepemimpinan. Tidakkah Anda tahu bahwa Amirulmukminin berkata: "Hendaklah Suhaib yang mengimami salat?" Kemudian Suhaib yang maju dan melaksanakan salat dengan bertakbir empat kali.
Dalam sebuah sumber yang dikutip oleh Tabari dari Mugirah Syu'bah ia mengatakan: "Setelah Umar radiyallahu 'anhu wafat putri Abu Hasmah menangis sambil berkata: 'Oh Umar! Yang telah mengisi segala yang diperlukan, yang menyembuhkan penyakit, yang berhasil meredam segala gejolak, menghidupkan sunah, keluar dengan pakaian yang bersih dan bebas dari segala noda."
Selesai dimakamkan saya menemui Ali ingin mendengar pendapatnya mengenai Umar. Ia keluar sambil mengebut-ngebut kepala dan janggutnya sesudah mandi, dengan berselubungkan baju. Pasti soalnya berada di tangannya, dan ia berkata: "Memang benar kata putri Abu Hasmah itu. Dia pergi membawa segala yang baik dan lepas dari segala yang buruk. Memang tepat sekali apa yang dikatakannya, bahkan yang diajarinya."
Menurut Haekal, barangkali kesibukan majelis syura mengenai soal pengganti itu dapat mengurangi keheranan kita, mengapa para sejarawan itu tidak banyak mengutip rasa duka kepada Umar ketika ia wafat.
Lalu katanya lagi: "Suhaib! Majulah dan salatkan."
Demikian menurut Ibn Sa'ad dalam at-Tabaqat. Tetapi sumber at-Tabari menyebutkan, bahwa Abdur-Rahman bin Auf berkata: "Besar sekali kecenderungan kalian berdua ini untuk kepemimpinan. Tidakkah Anda tahu bahwa Amirulmukminin berkata: "Hendaklah Suhaib yang mengimami salat?" Kemudian Suhaib yang maju dan melaksanakan salat dengan bertakbir empat kali.
Dalam sebuah sumber yang dikutip oleh Tabari dari Mugirah Syu'bah ia mengatakan: "Setelah Umar radiyallahu 'anhu wafat putri Abu Hasmah menangis sambil berkata: 'Oh Umar! Yang telah mengisi segala yang diperlukan, yang menyembuhkan penyakit, yang berhasil meredam segala gejolak, menghidupkan sunah, keluar dengan pakaian yang bersih dan bebas dari segala noda."
Selesai dimakamkan saya menemui Ali ingin mendengar pendapatnya mengenai Umar. Ia keluar sambil mengebut-ngebut kepala dan janggutnya sesudah mandi, dengan berselubungkan baju. Pasti soalnya berada di tangannya, dan ia berkata: "Memang benar kata putri Abu Hasmah itu. Dia pergi membawa segala yang baik dan lepas dari segala yang buruk. Memang tepat sekali apa yang dikatakannya, bahkan yang diajarinya."
Menurut Haekal, barangkali kesibukan majelis syura mengenai soal pengganti itu dapat mengurangi keheranan kita, mengapa para sejarawan itu tidak banyak mengutip rasa duka kepada Umar ketika ia wafat.
(mhy)