Hukum Tajwid Surat Al Fatir Ayat 32 Beserta Penjelasannya
loading...
A
A
A
Hukum tajwid surat Al Fatir ayat 32 penting dipelajari umat Muslim. Tak hanya untuk menambah pengetahuan, namun juga meminimalisir kesalahan ketika membacanya.
Surat Al Fatir merupakan surat ke-35 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 45 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.
Surat ini dinamakan Faathir (pencipta) karena berhubungan dengan kata Faathir yang terdapat pada ayat pertamanya. Pada ulasan kali ini, kita akan membahas hukum tajwid Surat Al Fatir ayat 32. Berikut penjelasannya yang bisa disimak.
“Summa awrasnal Kitaaballaziinas tafainaa min 'ibaadinaa faminhum zaalimul linafsihii wa minhum muqtasid, wa minhum saabiqum bilkhairaati bi iznil laah; zaalika huwal fadlul kabiir”
Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzhalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
Bacaan di atas memiliki beberapa hukum tajwid. Pertama, ada ghunnah karena terdapat mim bertasydid. Cara membacanya dengung dan ditahan 3 harakat.
Kemudian, ada mad layyin karena huruf wawu sukun didahului hamzah berharakat fathah. Cara bacanya panjang 2 harakat. Ketiga, terdapat alif lam qomariah karena ada huruf lam bertemu Kaf. Cara membacanya jelas.
Lalu, ada pula mad thabi'i. Alasannya karena terdaoat huruf Ta berharakat fathah tegak. Cara bacanya panjang 2 harakat.
2. الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا (allaziinas tafainaa)
Ada beberapa hukum tajwid yang terkandung pada bacaaan di atas. Pertama, alif lam syamsiah karena ada huruf lam bertemu lam. Kemudian, mad thabi'i karena terdapat huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya sukun. Cara bacanya panjang 2 harakat.
Berikutnya, ada mad thabi'i karena huruf Fa berharakat fathah bertemu ya sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat. Lalu, terdapat hukum tajwid mad thabi'i, karena ada huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Cara bacanya panjang 2 harakat.
3. مِنْ عِبَادِنَاۚ (min 'ibaadinaa)
Pertama, ada idzhar. Alasannya karena terdapat huruf nun sukun bertemu 'Ain. Cara bacanya terang dan jelas.
Lalu, ada juga mad thabi'i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Cara membacanya panjang 2 harakat.
4. فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ (faminhum zaalimul linafsihii)
Bacaan di atas memiliki beberapa hukum tajwid. Pertama, idzhar karena ada nun sukun bertemu huruf Ha. Cara membacanya jelas. Lalu, ada idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf Dha. Cara bacanya juga jelas.
Berikutnya, ada mad thabi'i karena terdapat huruf dha bertemu alif. Cara bacanya panjang 2 harakat. Lalu, ada idgham bilaghunnah karena mim berharakat dhommahtanwin bertemu lam bertasydid. Cara membacanya lebur tanpa dengung dan tanwin hilang.
Terakhir, terdapat mad shilah qasirah. Alasannya karena ada huruf ha dhamir bertemu huruf selain hamzah. Cara membacanbya panjang 2 harakat.
5. ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ (wa minhum muqtasid)
Surat Al Fatir merupakan surat ke-35 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 45 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.
Surat ini dinamakan Faathir (pencipta) karena berhubungan dengan kata Faathir yang terdapat pada ayat pertamanya. Pada ulasan kali ini, kita akan membahas hukum tajwid Surat Al Fatir ayat 32. Berikut penjelasannya yang bisa disimak.
ثُمَّ اَوۡرَثۡنَا الۡكِتٰبَ الَّذِيۡنَ اصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۚ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٌ لِّنَفۡسِهٖۚ وَمِنۡهُمۡ مُّقۡتَصِدٌ ۚ وَمِنۡهُمۡ سَابِقٌۢ بِالۡخَيۡرٰتِ بِاِذۡنِ اللّٰهِؕ ذٰلِكَ هُوَ الۡفَضۡلُ الۡكَبِيۡرُؕ
“Summa awrasnal Kitaaballaziinas tafainaa min 'ibaadinaa faminhum zaalimul linafsihii wa minhum muqtasid, wa minhum saabiqum bilkhairaati bi iznil laah; zaalika huwal fadlul kabiir”
Artinya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzhalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.
Hukum Tajwid Surat Al Fatir Ayat 32
1. ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ (Summa awrasnal Kitaaba)Bacaan di atas memiliki beberapa hukum tajwid. Pertama, ada ghunnah karena terdapat mim bertasydid. Cara membacanya dengung dan ditahan 3 harakat.
Kemudian, ada mad layyin karena huruf wawu sukun didahului hamzah berharakat fathah. Cara bacanya panjang 2 harakat. Ketiga, terdapat alif lam qomariah karena ada huruf lam bertemu Kaf. Cara membacanya jelas.
Lalu, ada pula mad thabi'i. Alasannya karena terdaoat huruf Ta berharakat fathah tegak. Cara bacanya panjang 2 harakat.
2. الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا (allaziinas tafainaa)
Ada beberapa hukum tajwid yang terkandung pada bacaaan di atas. Pertama, alif lam syamsiah karena ada huruf lam bertemu lam. Kemudian, mad thabi'i karena terdapat huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya sukun. Cara bacanya panjang 2 harakat.
Berikutnya, ada mad thabi'i karena huruf Fa berharakat fathah bertemu ya sukun. Cara membacanya panjang 2 harakat. Lalu, terdapat hukum tajwid mad thabi'i, karena ada huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Cara bacanya panjang 2 harakat.
3. مِنْ عِبَادِنَاۚ (min 'ibaadinaa)
Pertama, ada idzhar. Alasannya karena terdapat huruf nun sukun bertemu 'Ain. Cara bacanya terang dan jelas.
Lalu, ada juga mad thabi'i karena huruf nun berharakat fathah bertemu alif. Cara membacanya panjang 2 harakat.
4. فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ (faminhum zaalimul linafsihii)
Bacaan di atas memiliki beberapa hukum tajwid. Pertama, idzhar karena ada nun sukun bertemu huruf Ha. Cara membacanya jelas. Lalu, ada idzhar syafawi karena mim sukun bertemu huruf Dha. Cara bacanya juga jelas.
Berikutnya, ada mad thabi'i karena terdapat huruf dha bertemu alif. Cara bacanya panjang 2 harakat. Lalu, ada idgham bilaghunnah karena mim berharakat dhommahtanwin bertemu lam bertasydid. Cara membacanya lebur tanpa dengung dan tanwin hilang.
Terakhir, terdapat mad shilah qasirah. Alasannya karena ada huruf ha dhamir bertemu huruf selain hamzah. Cara membacanbya panjang 2 harakat.
5. ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ (wa minhum muqtasid)