Mengapa Rasulullah SAW Banyak Berpuasa di Bulan Syaban?

Senin, 12 Februari 2024 - 15:21 WIB
loading...
Mengapa Rasulullah SAW Banyak Berpuasa di Bulan Syaban?
Ada sejumlah pendapat tentang mengapa Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Syaban. Ilustrasi: Ist
A A A
Syaikh Abdul Aziz bin Baz dalam bukunya berjudul "Seputar Bulan Sya'ban" mengatakan para ulama berbeda pendapat tentang sebab kenapa Rasulullah SAW banyak berpuasa di bulan Sya'ban . Di antara pendapat mereka antara lain:

1. Beliau terkadang meninggalkan puasa tiga hari di setiap bulannya karena safar atau karena hal lain. Oleh karena itu beliau menggumpulkannya dan menggantinya di bulan Sya'ban, sebab apabila beliau melakukan suatu amalan beliau akan selalu melakukannya dan jika ada yang tertinggal maka beliau mengqadhanya.

2. Disebutkan bahwa beliau banyak puasa pada bulan Sya'ban karena manusia banyak melalaikannya, dan barangkali ini adalah yang paling tepat sebagaimana yang diterangkan dalam hadis Usamah bin Zaid :

Ketika Rasulullah SAW ditanya oleh Usamah bin Zaid ra kenapa beliau banyak berpuasa di bulan Sya'ban beliau menjawab: "Karena bulan ini banyak dilalaikan oleh manusia padahal pada bulan tersebut akan diangkat amalan-amalan seorang hamba kepada Allah SWT, dan saya ingin amalanku diangkat dan saya sedang berbuasa" (HR Abu Dawud dan An Nasai, lihat shahih targhib wat tarhib 425 dan shahih abu Dawud 2/461)



Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan Rasulullah SAW terbiasa jika beliau belum sempat mengqadha puasa-puasa sunah maka meliau menggantinya di bulan Sya'ban sebelum datangnya bulan Ramadan, demikian pula jika ada salat-salat sunah yang pernah terlewatkan maka beliau mengqadhanya pada waktu yang lain.

Di samping itu puasa sunah di bulan Sya'ban juga merupakan latihan agar terbiasa melakukan puasa sehingga puasa Ramadan akan terasa ringan karena ia sudah terbiasa berpuasa sebelumnya.

Dikarenakan puasa Sya'ban merupakan mukaddimah untuk memasuki puasa Ramadan, maka dianjurkan pula untuk banyak membaca al-Quran dan bersedekah serta memperbanyak amalan-amalan saleh lainnya.

Hanya saja kita dilarang untuk melakukan puasa ketika sudah mendekati akhir Sya'ban kecuali jika kita sudah terbiasa berpuasa sebelumnya, karena Rasulullah SAW melarang kita untuk mendahului bulan Ramadan dengan puasa sunah satu atau dua hari sebelumnya. Hal ini supaya kita tidak menambah Ramadan dengan puasa lain yang bukan termasuk darinya, kita juga dilarang berpuasa pada hari syak (ragu-ragu antara akhir Sya'ban atau awal Ramadan), beliau bersabda:



"Barangsiapa yang berpuasa pada hari syak maka ia telah berbuat maksiat terhadap Abu Qashim (Rasulullah SAW)".

Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan itu semua dimaksudkan supaya ada pembatas antara puasa sunah dan puasa wajib karena kita diperintahkan untuk membedakan antara keduanya, sebagaimana kita juga dilarang untuk berpuasa pada hari raya.

Suatu hari Rasulullah SAW melihat sesorang yang melakukan salat sunah fajar setelah iqamat dikumandangkan lalu beliau menegur:"Apakah salat subuh empat rakaat" (HR Bukhari).

Hadis ini juga dijadikan dalil sebagai larangan untuk melakukan salat sunnah setelah iqamat dikumandangkan kecuali jika ia sudah terlanjur melakukannya maka ia boleh memilih antara meneruskan atau membatalkannya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2590 seconds (0.1#10.140)