Ajaran Sufi Hanya Bisa Dilakukan oleh Seorang Sufi

Minggu, 16 Agustus 2020 - 06:07 WIB
loading...
Ajaran Sufi Hanya Bisa Dilakukan oleh Seorang Sufi
Nashruddin Hoja. Foto/Ilustrasi/Ist
A A A
IDRIES Shah dalam The Sufi menyatakan banyak dari cerita Mullah Nashruddin menjelaskan kenyataan bahwa biasanya orang mencari pencapaian mistis dengan mengharapkan hal itu diperoleh melalui pemahaman mereka sendiri, dan oleh sebab itu secara umum menutup diri mereka sendiri dari pencapaian tersebut sebelum memulainya. ( )

Tidak seorang pun bisa berharap untuk sampai mengetahui apa sesungguhnya pencerahan itu dan meyakini bahwa ia bisa mencapainya melalui suatu jalan yang telah ditetapkan dengan baik yang bisa dibentuk sejak awal. Inilah inti persoalan yang digambarkan pada cerita tentang perempuan dan gula berikut ini:

Ketika Nashruddin menjadi hakim , seorang perempuan menemuinya dengan membawa anaknya. "Anak ini," tutur si ibu, "terlalu banyak makan gula. Aku tidak bisa membiarkannya melakukan hal itu. Oleh sebab itu, aku meminta Anda secara resmi melarang memakannya, sebab ia tidak akan mematuhiku!"

Nashruddin mengatakan kepadanya untuk kembali dalam waktu seminggu lagi. ( )

"Sekarang," ucap Nashruddin kepada si anak. "Aku melarangmu memakan gula lebih dari jumlah ini setiap hari!"

Pada akhirnya perempuan tersebut menanyakan kepadanya, mengapa begitu lama diperlukan sebelum sebuah perintah sederhana bisa diberikan.

"Sebab aku harus membuktikan apakah aku sendiri dapat menghentikan kebiasaan makan gula sebelum memerintahkan orang lain melakukannya." ( )

Permintaan perempuan tersebut, selaras semata-mata didasarkan pada anggapan-anggapan tertentu. Pertama, bahwa keadilan bisa dilaksanakan semata-mata dengan memberikan perintah.

Kedua, bahwa sesungguhnya seseorang bisa makan sedikit gula sebagaimana yang ia inginkan kepada anaknya untuk memakannya. ( )

Ketiga, bahwa sesuatu itu bisa disampaikan kepada orang lain oleh seseorang yang tidak terlibat langsung dengan sesuatu tersebut.

Cerita ini bukan sekadar suatu cara mengubah "redaksi" pernyataan, "Kerjakan seperti yang kukatakan, bukan seperti yang kulakukan!" Jauh dari wujud ajaran etis, ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar. ( )

Ajaran Sufi hanya bisa dilakukan oleh seorang Sufi, bukan oleh seorang teoritisi atau eksponen intelektual. Karena sejalan dengan realitas-sejati, maka Sufisme tidak bisa dibuat secara dekat untuk menyerupai apa yang kita anggap sebagai realitas, tetapi ia benar-benar merupakan aturan yang didasarkan atas pengalaman nyata yang lebih mendasar. (Baca juga: Mullah Nashruddin, Keledai, dan Kualitas Magis Berkah )

Sebagai contoh, kita cenderung melihat peristiwa-peristiwa secara sepihak. Kita juga beranggapan tanpa suatu pembenaran, bahwa suatu peristiwa terjadi seolah-olah hal itu terjadi pada suatu "ruang hampa". ( )

Dalam hakikatnya, semua peristiwa terkait dengan peristiwa-peristiwa lainnya. Hanya ketika kita telah mengalami keterkaitan dengan organisme kehidupan itulah kita bisa memahami pengalaman mistis.

Jika Anda melihat tindakan yang Anda lakukan, atau yang dilakukan orang lain, menurut Idries Shah, Anda akan menemukan bahwa hal itu didorong oleh salah satu dari berbagai stimulan; dan Anda juga menyadari bahwa hal itu bukan suatu tindakan yang "terkecil" -- ia memiliki akibat-akibat, kebanyakan justru yang tidak Anda harapkan. (
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3959 seconds (0.1#10.140)