Kontroversi Khalid bin Walid dan Betis Indah Si Cantik Laila
loading...
A
A
A
Salah Paham
Ada sumber yang menyebutkan bahwa Khalid memerintahkan supaya Malik dan kawan-kawannya itu dipenjarakan sementara perkara mereka akan diperiksa. Mereka dipenjarakan waktu udara malam dingin sekali, makin larut malam udara makin dingin. Merasa kasihan melihat mereka, Khalid memerintahkan seraya berseru: "Berikanlah pendiangan kepada tawanan-tawanan itu!"
Dalam bahasa suku Kinanah kata-kata itu berarti pembunuhan, sementara pengawal-pengawal itu dari suku Kinanah tersebut. Mendengar perintah itu mereka mengira bahwa yang dimaksudkan Khalid supaya mereka dibunuh, lalu mereka dibunuh.
Mendengar Khalid memerintahkan dengan kata dafi'u: 'biarlah para tawanan itu berdiang.' Dalam bahasa Arab Kinanah kata dafi'u itu berarti 'bunuhlah'. Ada ribut-ribut Khalid keluar. Tetapi mereka sudah dihabisi. Maka ia berkata: "Jika Allah menghendaki sesuatu maka akan terjadi juga."
Sumber kedua menyebutkan bahwa Khalid mengundang Malik berdiskusi untuk mengetahui kedua kesaksian itu, mana yang benar: kesaksian tentang keislamannya, atau tentang kegigihannya mau jadi murtad atau menolak membayar zakat.
Sementara mereka berdiskusi itu Malik mengoreksi Khalid dengan berkata: "Harapan yang diberikan teman kamu itu karena ia berkata begini dan begini."
Khalid menjawab: "Bukankah dia termasuk temanmu?"
Kemudian diperintahkan supaya dia dan teman-temannya dibunuh. Mengomentari percakapan antara Khalid dengan Malik itu Abul Faraj dalam al-Agani mengatakan sebagai berikut: "Ibn Sallam berkata: Orang yang tidak menerima alasan Khalid mengatakan bahwa Malik berkata kepada Khalid: "Atau dengan itu engkau diperintah oleh temanmu itu — yakni Rasulullah Sallalldhu 'alaihi wasallam — ia menginginkan kepahlawanan."
Dan orang yang menerima alasan Khalid mengatakan bahwa ia ingin menghilangkan soal kenabian dengan alasan kata-kata dalam puisi Malik sendiri:
Aku berkata ambillah harta kamu tanpa merasa takut
Tanpa melihat apa yang akan terjadi besok
Jika ada orang yang menakut-nakuti
Kita tolak dan kita katakan: agama adalah agama Muhammad.
Yakni bahwa dia menolak membayar zakat dan berkata kepada kaumnya, ambil sajalah harta kamu; agama itu agama Muhammad, bukan agama Abu Bakar. ( )
Tetapi Ibn Khaliikan menyebutkan tentang percakapan kedua orang itu sebagai berikut: "Maka Malik berkata, 'Aku dapat menerima salat, tapi zakat tidak,' yang dijawab oleh Khalid, 'Engkau tidak tahu bahwa salat dan zakat satu sama lain tak dapat dipisahkan?!'
'Sahabatmu itu memang mengatakan begitu,' jawab Malik.
'Jadi engkau tidak melihatnya sebagai sahabatmu juga!'
Demi Allah! Aku memang sudah berniat memenggal lehermu. Kemudian setelah mereka lama berdebat, Khalid berkata: 'Akulah yang akan membunuhmu.' 'Memang begitu perintah sahabatmu itu?' ( )
'Sungguh aku akan membunuhmu.'
Lalu dikeluarkan perintah dan dia pun dibunuh."
Sebagian ada yang lebih memperkuat sumber ini dari yang pertama. Tetapi mereka yang memperkuat itu melihat ada kelemahan dalam sumber itu. Mereka berpendapat bahwa jika tidak lengkap akan bertentangan dengan sikap Khalid dalam menghadapi Qurrah bin Hubairah, Fuja'ah as-Sulami dan Abu Syajrah dan sebangsanya.
Mereka dikirimkan kepada Abu Bakar untuk meminta pendapatnya. Kesalahan Malik bin Nuwairah tidak lebih besar dari kesalahan mereka; mengapa ia dibunuh dan tidak dikirimkan kepada Khalifah, padahal kedudukannya di kalangan Banu Tamim lebih penting daripada kedudukan siapa pun dari mereka!
Laila Istri Malik
Puncak cerita itu menurut pendapat mereka bahwa Khalid telah mengawini Laila Umm Tamim, istri Malik pada hari pembunuhannya itu dan bumi pun belum kering dari darahnya. Ini bertentangan dengan tradisi Arab. Mereka hendak mempertalikan pembunuhan Malik itu dengan perkawinan Khalid dengan istrinya, dan menjadikan perkawinan itu sebagai motif pembunuhannya. “Mungkin mereka benar, tapi mungkin juga salah,” tutur Haekal.( )
Dalam kitab Tarikh-nya Ya'qubi menyebutkan: Malik bin Nuwairah menemuinya dan berdiskusi, disertai istrinya. Khalid kagum melihat istrinya itu, lalu katanya: "Aku tak akan memperoleh apa yang ada padamu itu sebelum kubunuh engkau. Ia melihat kepada Malik lalu membunuhnya dan mengawini istrinya."
Ada sumber yang menyebutkan bahwa Khalid memerintahkan supaya Malik dan kawan-kawannya itu dipenjarakan sementara perkara mereka akan diperiksa. Mereka dipenjarakan waktu udara malam dingin sekali, makin larut malam udara makin dingin. Merasa kasihan melihat mereka, Khalid memerintahkan seraya berseru: "Berikanlah pendiangan kepada tawanan-tawanan itu!"
Dalam bahasa suku Kinanah kata-kata itu berarti pembunuhan, sementara pengawal-pengawal itu dari suku Kinanah tersebut. Mendengar perintah itu mereka mengira bahwa yang dimaksudkan Khalid supaya mereka dibunuh, lalu mereka dibunuh.
Mendengar Khalid memerintahkan dengan kata dafi'u: 'biarlah para tawanan itu berdiang.' Dalam bahasa Arab Kinanah kata dafi'u itu berarti 'bunuhlah'. Ada ribut-ribut Khalid keluar. Tetapi mereka sudah dihabisi. Maka ia berkata: "Jika Allah menghendaki sesuatu maka akan terjadi juga."
Sumber kedua menyebutkan bahwa Khalid mengundang Malik berdiskusi untuk mengetahui kedua kesaksian itu, mana yang benar: kesaksian tentang keislamannya, atau tentang kegigihannya mau jadi murtad atau menolak membayar zakat.
Sementara mereka berdiskusi itu Malik mengoreksi Khalid dengan berkata: "Harapan yang diberikan teman kamu itu karena ia berkata begini dan begini."
Khalid menjawab: "Bukankah dia termasuk temanmu?"
Kemudian diperintahkan supaya dia dan teman-temannya dibunuh. Mengomentari percakapan antara Khalid dengan Malik itu Abul Faraj dalam al-Agani mengatakan sebagai berikut: "Ibn Sallam berkata: Orang yang tidak menerima alasan Khalid mengatakan bahwa Malik berkata kepada Khalid: "Atau dengan itu engkau diperintah oleh temanmu itu — yakni Rasulullah Sallalldhu 'alaihi wasallam — ia menginginkan kepahlawanan."
Dan orang yang menerima alasan Khalid mengatakan bahwa ia ingin menghilangkan soal kenabian dengan alasan kata-kata dalam puisi Malik sendiri:
Aku berkata ambillah harta kamu tanpa merasa takut
Tanpa melihat apa yang akan terjadi besok
Jika ada orang yang menakut-nakuti
Kita tolak dan kita katakan: agama adalah agama Muhammad.
Yakni bahwa dia menolak membayar zakat dan berkata kepada kaumnya, ambil sajalah harta kamu; agama itu agama Muhammad, bukan agama Abu Bakar. ( )
Tetapi Ibn Khaliikan menyebutkan tentang percakapan kedua orang itu sebagai berikut: "Maka Malik berkata, 'Aku dapat menerima salat, tapi zakat tidak,' yang dijawab oleh Khalid, 'Engkau tidak tahu bahwa salat dan zakat satu sama lain tak dapat dipisahkan?!'
'Sahabatmu itu memang mengatakan begitu,' jawab Malik.
'Jadi engkau tidak melihatnya sebagai sahabatmu juga!'
Demi Allah! Aku memang sudah berniat memenggal lehermu. Kemudian setelah mereka lama berdebat, Khalid berkata: 'Akulah yang akan membunuhmu.' 'Memang begitu perintah sahabatmu itu?' ( )
'Sungguh aku akan membunuhmu.'
Lalu dikeluarkan perintah dan dia pun dibunuh."
Sebagian ada yang lebih memperkuat sumber ini dari yang pertama. Tetapi mereka yang memperkuat itu melihat ada kelemahan dalam sumber itu. Mereka berpendapat bahwa jika tidak lengkap akan bertentangan dengan sikap Khalid dalam menghadapi Qurrah bin Hubairah, Fuja'ah as-Sulami dan Abu Syajrah dan sebangsanya.
Mereka dikirimkan kepada Abu Bakar untuk meminta pendapatnya. Kesalahan Malik bin Nuwairah tidak lebih besar dari kesalahan mereka; mengapa ia dibunuh dan tidak dikirimkan kepada Khalifah, padahal kedudukannya di kalangan Banu Tamim lebih penting daripada kedudukan siapa pun dari mereka!
Laila Istri Malik
Puncak cerita itu menurut pendapat mereka bahwa Khalid telah mengawini Laila Umm Tamim, istri Malik pada hari pembunuhannya itu dan bumi pun belum kering dari darahnya. Ini bertentangan dengan tradisi Arab. Mereka hendak mempertalikan pembunuhan Malik itu dengan perkawinan Khalid dengan istrinya, dan menjadikan perkawinan itu sebagai motif pembunuhannya. “Mungkin mereka benar, tapi mungkin juga salah,” tutur Haekal.( )
Dalam kitab Tarikh-nya Ya'qubi menyebutkan: Malik bin Nuwairah menemuinya dan berdiskusi, disertai istrinya. Khalid kagum melihat istrinya itu, lalu katanya: "Aku tak akan memperoleh apa yang ada padamu itu sebelum kubunuh engkau. Ia melihat kepada Malik lalu membunuhnya dan mengawini istrinya."