11 Brigade Basmi Kaum Murtad, Khalid Bin Walid Pimpin Brigade Pertama

Rabu, 12 Agustus 2020 - 09:13 WIB
loading...
11 Brigade Basmi Kaum Murtad, Khalid Bin Walid Pimpin Brigade Pertama
Ilustrasi/Ist
A A A
TATKALA Khalifah Abu Bakar memutuskan memerangi kaum murtad , nabi palsu , dan para penolak zakat , beliau membagi pasukan muslim menjadi 11 brigade. Masing-masing brigade di bawah pimpinan satu orang.

Muhammad Husain Haekal dalam As-Siddiq Abu Bakr menyebut Khalifah Abu Bakar membagi brigade-brigade itu sehingga jumlah dan pimpinan masing-masing berimbang dengan kekuatan kabilah. Untuk melindungi kota Madinah , Abu Bakar memperkuatnya dengan brigade yang lebih kecil.

( 1 ), ( 2 ), dan ( 3 )

Kala itu Madinah sudah dianggap aman dari kemungkinan adanya serangan dari luar. Sejak itu pula Khalifah Abu Bakar tidak lagi menginggalkan Madinah yang sudah menjadi markas komando tertinggi.

Ia menempatkan Khalid bin Walid memimpin brigade pertama untuk menggempur nabi palsu Tulaihah bin Khuwailid dari Banu Asad. Selesai dari sana Khalid harus berangkat menghadapi Malik bin Nuwairah, pemimpin Banu Tamim di Butah.

Banu Asad dan Banu Tamim ini kabilah-kabilah murtad yang terdekat ke Madinah. Wajar sekali bila Muslimin harus memulai dari mereka untuk memperlihatkan kehancuran mereka di mata kekuatan-kekuatan yang lain.

Khalid adalah komandan yang paling pantas untuk memperoleh kemenangan. Ikrimah bin Abi Jahl oleh Khalifah Abu Bakar ditempatkan sebagai komandan brigade kedua untuk menghadapi nabi palsu Musailimah dari Banu Hanifah di Yamamah.

Sedangkan Syurahbil bin Hasanah pada brigade ketiga dengan perintah untuk membantu Ikrimah menghadapi Musailimah. Setelah tugas itu selesai, Syurahbil diperintahkan menyusul Amr bin As sebagai bala bantuan dalam menghadapi Quda'ah.

Buat Ikrimah dan Syurahbil tampaknya Yamamah cukup alot, yang kemudian datang Khalid bin Walid yang akhirnya dapat menumpas kaum murtad setelah Musailimah terbunuh dalam pertempuran 'Aqriba'.

Khalifah Abu Bakar menempatkan Muhajir bin Abi Umayyah al-Makhzumi memimpin brigade keempat untuk menghadapi pasukan Aswad di Yaman, Amr bin Ma'di Karib az-Zubaidi dan Qais bin Maksyuh al-Muradi.

Bila tugas ini sudah diselesaikan, mereka harus berangkat ke Kindah dan Hadramaut untuk menghadapi Asy'as bin Qais serta para pemberontaknya.

Brigade kelima ditugaskan ke Tihamah Yaman, dipimpin oleh Suwaid bin Muqarrin al-Awsi. Brigade keenam dipimpin oleh Ala' bin al-Hadrami untuk menyerbu Hutam bin Dabi'ah sekutu Banu Qais bin Sa'labah yang murtad di Bahrain.

Huzaifah bin Mihsan al-Gilfani dari Himyar memimpin brigade ketujuh untuk memerangi Zut-Taj Laqit bin Malik al-Azdi yang mengaku nabi di Oman. Brigade kedelapan dipimpin oleh Arfajah bin Harsamah menuju Mohrah. ( )

Sudah wajar sekali bila brigade-brigade itu dikerahkan ke selatan mengingat kekuatan ada di bagian ini serta kegigihannya yang bertahan sebagai kaum murtad.

Sedangkan Semenanjung bagian utara cukup dihadapi oleh tiga brigade, salah satunya dipimpin oleh Amr bin As untuk menghadapi Quda'ah, yang kedua dipimpin oleh Mi'an bin Hajiz as-Sulami untuk menghadapi Banu Sulaim dan sekutu-sekutunya di Hawazin, dan yang ketiga dipimpin oleh Khalid bin Sa'id bin As untuk membebaskan dataran Syam.

Brigade Khalid bin Walid
Brigade Khalid bin Walid adalah yang terkuat dari antara sebelas brigade yang dibentuknya. Anggotanya terdiri atas para pejuang pilihan dari Muhajirin dan Ansar. Dan barangkali Khalid sendiri yang memilih mereka.

Tidak heran jika demikian keadaan brigade yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Allah telah memberi karunia berupa bakat kepadanya, seperti yang diberikan kepada Iskandar Agung, Jengiz Khan, Julius Caesar, Hannibal dan Napoleon. ( )

Ia seorang pahlawan lapangan yang berani dan nekat, penilaiannya cepat dan tepat, tak pernah mundur menghadapi bahaya, pandai mengelak dan menyerang dalam perang. Sudah banyak orang yang menyaksikan kejelian dan kehebatannya di medan perang.

Rasulullah pernah memberikan gelar Saifullah — "Pedang Allah" kepadanya tatkala ia memimpin pasukan di Mu'tah setelah terbunuhnya Zaid bin Harisah, Ja'far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawahah . ( )

Dalam menghadapi pasukan Romawi ia pandai mengelak dan menyerang, kemudian ia berbalik dan dapat melepaskan diri dengan selamat. Meskipun tidak membawa kemenangan, tetapi juga tidak dalam kekalahan yang memalukan.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3488 seconds (0.1#10.140)