Lebaran Bersama Rasulullah SAW: Makan sebelum Salat Id
loading...
A
A
A
Dari Anas ra, ia berkata:
“ Rasulullah SAW tidak pergi (ke tanah lapang) pada hari Idulfitri hingga beliau makan beberapa butir kurma ”.[HR Riwayat Bukhari 953, Tirmidzi 543, Ibnu Majah 1754 dan Ahmad 3/125, 164, 232]
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halbi Al-Atsari dalam buku "Ahkaamu Al’Iidaini Fii Al Sunnah Al Muthahharah" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Hari Raya Bersama Rasulullah" mengutip Imam Al Muhallab dalam Fathul Bari menjelaskan:
“Hikmah makan sebelum salat (Idulfithri) adalah agar orang tidak menyangka masih diharuskan puasa hingga dilaksankan salat Id, seolah-olah beliau ingin menutup jalan menuju ke sana”
Dari Buraidah ra ia berkata :
“Nabi SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, sedangkan pada hari Raya Kurban beliau tidak makan hingga kembali (dari mushalla) lalu beliau makan dari sembelihannya“ [HR Tirmidzi 542, Ibnu Majah 1756, Ad-Darimi 1/375 dan Ahmad 5/352]
Al-Allamah Ibnul Qoyyim dalam Zadul Maad berkata: “Adapun dalam Idul Adha, beliau tidak makan hingga kembali dari Mushalla, lalu beliau makan dari hewan kurbannya”
Al-Alamah Asy Syaukani dalam Nailul Authar menyatakan: “Hikmah mengakhirkan makan pada Idul Adha adalah karena hari itu disyari’atkan menyembelih kurban dan makan dari kurban tersebut, maka bagi orang yang berkurban disyariatkan agar berbukanya (makan) dengan sesuatu dari kurban tersebut. Ini dikatakan oleh Ibnu Qudamah”
Berkata Az-Zain Ibnul Munayyir: “Makanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masing-masing Id (Idul Fithri dan Idul Adha) terjadi pada waktu disyariatkan untuk mengeluarkan sedekah khusus dari dua hari raya tersebut, yaitu mengeluarkan zakat fithri sebelum datang ke mushalla dan mengeluarkan zakat kurban setelah menyembelihnya”.
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُ وْيَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَاْكُلَ تَمَرَاتٍ
“ Rasulullah SAW tidak pergi (ke tanah lapang) pada hari Idulfitri hingga beliau makan beberapa butir kurma ”.[HR Riwayat Bukhari 953, Tirmidzi 543, Ibnu Majah 1754 dan Ahmad 3/125, 164, 232]
Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halbi Al-Atsari dalam buku "Ahkaamu Al’Iidaini Fii Al Sunnah Al Muthahharah" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Hari Raya Bersama Rasulullah" mengutip Imam Al Muhallab dalam Fathul Bari menjelaskan:
“Hikmah makan sebelum salat (Idulfithri) adalah agar orang tidak menyangka masih diharuskan puasa hingga dilaksankan salat Id, seolah-olah beliau ingin menutup jalan menuju ke sana”
Baca Juga
Dari Buraidah ra ia berkata :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَيَوْمَ النَّحْرِ لاَ يَاْكُلُ حَتَّى يَرْجِعَ فَيَاْكُلُ مِنْ نَسِيْكَتِهِ
“Nabi SAW tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, sedangkan pada hari Raya Kurban beliau tidak makan hingga kembali (dari mushalla) lalu beliau makan dari sembelihannya“ [HR Tirmidzi 542, Ibnu Majah 1756, Ad-Darimi 1/375 dan Ahmad 5/352]
Al-Allamah Ibnul Qoyyim dalam Zadul Maad berkata: “Adapun dalam Idul Adha, beliau tidak makan hingga kembali dari Mushalla, lalu beliau makan dari hewan kurbannya”
Al-Alamah Asy Syaukani dalam Nailul Authar menyatakan: “Hikmah mengakhirkan makan pada Idul Adha adalah karena hari itu disyari’atkan menyembelih kurban dan makan dari kurban tersebut, maka bagi orang yang berkurban disyariatkan agar berbukanya (makan) dengan sesuatu dari kurban tersebut. Ini dikatakan oleh Ibnu Qudamah”
Berkata Az-Zain Ibnul Munayyir: “Makanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada masing-masing Id (Idul Fithri dan Idul Adha) terjadi pada waktu disyariatkan untuk mengeluarkan sedekah khusus dari dua hari raya tersebut, yaitu mengeluarkan zakat fithri sebelum datang ke mushalla dan mengeluarkan zakat kurban setelah menyembelihnya”.
Baca Juga
(mhy)