Idulfitri, Berharap Maghfirah Ilahi: Berlindung dari Siksa Neraka
loading...
A
A
A
Hari Raya Idulfitri dikenal juga sebagai hari saling memaafkan. Dalam momentum hari raya Idulfitri, kita sama-sama menyucikan diri dari segala kesalahan kepada Allah SWT dan kepada manusia.
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan al-ghufran terambil dari kata kerja ghafara yang pada mulanya berarti menutup. Rambut putih yang disemir hingga tertutup putihnya disebutkan dengan ghafara asy-sya'ra. Dari akar kata yang sama, lahir kata ghifarah, yang berarti sepotong kain yang menghalangi kerudung sehingga tidak ternodai oleh minyak rambut. Maghfirah Ilahi adalah "perlindungan-Nya dari siksa neraka."
Dalam Al-Quran surat Ali Imran (3) : 31 dinyatakannya bahwa,
Katakanlah, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan menutupi dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Kemudian dalam Al-Quran surat Al-Anfal (8) : 29, dinyatakan,
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk membedakan yang hak dan yang batil), dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta yaghfir lakum (melindungi kamu dari siksa). Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran " (Mizan, 2007) mengatakan dari kedua ayat di atas terlihat, bahwa kata yaghfir bila dirangkaikan dengan menyebutkan dosa, berarti menutup dosa dengan sesuatu.
Sedangkan bila tidak dirangkaikan dengan menyebutkan dosa --sebagaimana ditunjukkan dalam surat Al-Anfal ayat 29-- berarti melindungi manusia dari siksa atau bencana. Baik dalam konteks pertama maupun konteks kedua, ayat-ayat tersebut memperlihatkan bahwa ghufran (pengampunan atau perlindungan) tidak dapat diperoleh kecuali setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Dari kedua ayat tersebut juga terbaca bahwa syarat penutupan dosa dan perlindungan dari siksa adalah berbuat kebajikan. Di sini terlihat salah satu perbedaan antara al-'afw (maaf dengan ghufran. Karena itu, ditemukan ayat yang menggabungkan keduanya, yakni:
"Hapuskanlah dosa kami, lindungilah kami, dan rahmatilah kami." ( QS Al-Baqarah [2] : 286).
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan al-ghufran terambil dari kata kerja ghafara yang pada mulanya berarti menutup. Rambut putih yang disemir hingga tertutup putihnya disebutkan dengan ghafara asy-sya'ra. Dari akar kata yang sama, lahir kata ghifarah, yang berarti sepotong kain yang menghalangi kerudung sehingga tidak ternodai oleh minyak rambut. Maghfirah Ilahi adalah "perlindungan-Nya dari siksa neraka."
Dalam Al-Quran surat Ali Imran (3) : 31 dinyatakannya bahwa,
Katakanlah, "Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan menutupi dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Baca Juga
Kemudian dalam Al-Quran surat Al-Anfal (8) : 29, dinyatakan,
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan (petunjuk membedakan yang hak dan yang batil), dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta yaghfir lakum (melindungi kamu dari siksa). Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Muhammad Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Wawasan Al-Quran " (Mizan, 2007) mengatakan dari kedua ayat di atas terlihat, bahwa kata yaghfir bila dirangkaikan dengan menyebutkan dosa, berarti menutup dosa dengan sesuatu.
Sedangkan bila tidak dirangkaikan dengan menyebutkan dosa --sebagaimana ditunjukkan dalam surat Al-Anfal ayat 29-- berarti melindungi manusia dari siksa atau bencana. Baik dalam konteks pertama maupun konteks kedua, ayat-ayat tersebut memperlihatkan bahwa ghufran (pengampunan atau perlindungan) tidak dapat diperoleh kecuali setelah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Dari kedua ayat tersebut juga terbaca bahwa syarat penutupan dosa dan perlindungan dari siksa adalah berbuat kebajikan. Di sini terlihat salah satu perbedaan antara al-'afw (maaf dengan ghufran. Karena itu, ditemukan ayat yang menggabungkan keduanya, yakni:
"Hapuskanlah dosa kami, lindungilah kami, dan rahmatilah kami." ( QS Al-Baqarah [2] : 286).
(mhy)