Peristiwa Bulan Syawal: Nabi Muhammad SAW Menikahi Ummu Salamah
loading...
A
A
A
Setelah masalah tersebut telah selesai, beliau berkata para sahabatnya, "Berdirilah kalian, lakukan penyembelihan dan potonglah!"
Namun tidak seorang pun yang berdiri, padahal Nabi SAW telah mengulangnya hingga tiga kali. Para sahabat tidak mengerjakannya karena sifat manusiawi mereka yang merasa kecewa dengan hasil perjanjian Hudaibiyah yang banyak merugikan kaum Muslimin.
Rasulullah kemudian menemui Ummu Salamah dalam keadaan sedih dan kecewa. Beliau ceritakan kepadanya perihal kaum Muslimin yang tidak mau mengerjakan perintahnya.
Ummu Salamah berkata, ”Wahai Rasulullah apakah anda menginginkan hal itu? Jika demikian, maka silakan anda keluar dan jangan berkata sepatah kata pun dengan mereka sehingga anda menyembelih unta anda. Kemudian panggillah tukang cukur anda untuk mencukur rambut anda (tahallul)."
Rasulullah menerima usulan Ummu Salamah. Maka beliau berdiri dan keluar tidak berkata sepatah kata pun hingga beliau menyembelih untanya. Kemudian beliau panggil tukang cukur beliau dan dicukurlah rambut beliau. Manakala para sahabat melihat apa yang dikejakan oleh Rasulullah, maka mereka bangkit dan menyembelih qurban mereka, kemudian sebagian mereka mencukur sebagian yang lain secara bergantian.
Ketika Ummu Salamah turut serta menyaksikan Perang Khaibar, dan berkata pada beberapa wanita, "Semoga Allah juga mewajibkan pada kita (kaum wanita) berjihad sebagaimana yang telah diwajibkan bagi para pria. Sehingga kita juga mempunyai kesempatan untuk mendapat pahala seperti yang mereka dapatkan."
Kemudian turunlah ayat:
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." ( QS An-Nisaa' : 32)
Setelah Rasulullah SAW wafat, Ummul Mukminin Ummu Salamah senantiasa memerhatikan urusan kaum Muslimin dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi. Ia selalu turut andil dengan kecerdasannya dalam setiap persoalan untuk menjaga umat dan mencegah mereka dari penyimpangan, terlebih lagi terhadap para penguasa dari para khalifah maupun para pejabat.
Ummu Salamah adalah istri Nabi yang terakhir kali meninggal dunia. Ia diberkahi umur panjang dan mengetahui pembunuhan Hussein bin Ali, sehingga membuatnya pingsan karena sangat bersedih. Tidak berselang lama setelah peristiwa itu, pada bulan Dzulqa’dah tahun 59 Hijriyah, Ummu Salamah wafat dalam usia 84 tahun di Madinah. Ada yang mengatakan beliau wafat pada usia 81 tahun. Ada juga riwayat lain yang menyebutkan beliau wafat dalam usia 61 tahun. Abu Hurairah juga ikut melakukan salat janazahnya di Baqi’.
Sayyidah Ummu Salamah telah meriwayatkan beberapa hadis dari Rasulullah SAW, dari Abu Salamah, dan Fatimah Az-Zahra, semuanya sekitar 387 hadits. Adapun hadis yang telah ditakhrij dan tertulis dalam Shahih Bukhari-Muslim berjumlah 29 hadis; sekitar 13 hadis yang muttafaq ‘alaihi, ada 3 hadis lain diriwayatkan oleh Al-Bukhari, dan 13 lainnya diriwayatkan oleh Muslim.
Beberapa orang juga ikut meriwayatkan hadis darinya, di antaranya kedua anaknya; Umar dan Zainab, Nabhan, Amir bin Abu Umayyah, Mus’ab bin Abdullah bin Abu Umayyah, beberapa budaknya yang telah dimerdekakan dan yang lainnya.
Namun tidak seorang pun yang berdiri, padahal Nabi SAW telah mengulangnya hingga tiga kali. Para sahabat tidak mengerjakannya karena sifat manusiawi mereka yang merasa kecewa dengan hasil perjanjian Hudaibiyah yang banyak merugikan kaum Muslimin.
Rasulullah kemudian menemui Ummu Salamah dalam keadaan sedih dan kecewa. Beliau ceritakan kepadanya perihal kaum Muslimin yang tidak mau mengerjakan perintahnya.
Ummu Salamah berkata, ”Wahai Rasulullah apakah anda menginginkan hal itu? Jika demikian, maka silakan anda keluar dan jangan berkata sepatah kata pun dengan mereka sehingga anda menyembelih unta anda. Kemudian panggillah tukang cukur anda untuk mencukur rambut anda (tahallul)."
Rasulullah menerima usulan Ummu Salamah. Maka beliau berdiri dan keluar tidak berkata sepatah kata pun hingga beliau menyembelih untanya. Kemudian beliau panggil tukang cukur beliau dan dicukurlah rambut beliau. Manakala para sahabat melihat apa yang dikejakan oleh Rasulullah, maka mereka bangkit dan menyembelih qurban mereka, kemudian sebagian mereka mencukur sebagian yang lain secara bergantian.
Ketika Ummu Salamah turut serta menyaksikan Perang Khaibar, dan berkata pada beberapa wanita, "Semoga Allah juga mewajibkan pada kita (kaum wanita) berjihad sebagaimana yang telah diwajibkan bagi para pria. Sehingga kita juga mempunyai kesempatan untuk mendapat pahala seperti yang mereka dapatkan."
Kemudian turunlah ayat:
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." ( QS An-Nisaa' : 32)
Setelah Rasulullah SAW wafat, Ummul Mukminin Ummu Salamah senantiasa memerhatikan urusan kaum Muslimin dan mengamati peristiwa-peristiwa yang terjadi. Ia selalu turut andil dengan kecerdasannya dalam setiap persoalan untuk menjaga umat dan mencegah mereka dari penyimpangan, terlebih lagi terhadap para penguasa dari para khalifah maupun para pejabat.
Ummu Salamah adalah istri Nabi yang terakhir kali meninggal dunia. Ia diberkahi umur panjang dan mengetahui pembunuhan Hussein bin Ali, sehingga membuatnya pingsan karena sangat bersedih. Tidak berselang lama setelah peristiwa itu, pada bulan Dzulqa’dah tahun 59 Hijriyah, Ummu Salamah wafat dalam usia 84 tahun di Madinah. Ada yang mengatakan beliau wafat pada usia 81 tahun. Ada juga riwayat lain yang menyebutkan beliau wafat dalam usia 61 tahun. Abu Hurairah juga ikut melakukan salat janazahnya di Baqi’.
Sayyidah Ummu Salamah telah meriwayatkan beberapa hadis dari Rasulullah SAW, dari Abu Salamah, dan Fatimah Az-Zahra, semuanya sekitar 387 hadits. Adapun hadis yang telah ditakhrij dan tertulis dalam Shahih Bukhari-Muslim berjumlah 29 hadis; sekitar 13 hadis yang muttafaq ‘alaihi, ada 3 hadis lain diriwayatkan oleh Al-Bukhari, dan 13 lainnya diriwayatkan oleh Muslim.
Beberapa orang juga ikut meriwayatkan hadis darinya, di antaranya kedua anaknya; Umar dan Zainab, Nabhan, Amir bin Abu Umayyah, Mus’ab bin Abdullah bin Abu Umayyah, beberapa budaknya yang telah dimerdekakan dan yang lainnya.
(mhy)