Selamat Datang Bulan Dzulqa'dah, Bulan Mulia yang Banyak Keutamaan
loading...
A
A
A
Dalam kalender hijriyah yang dikeluarkan Kementrian Agama (Kemenag), 1 Dzulqa'dah 1445 Hijriyah jatuh pada Jumat 10 Mei 2024 atau hari ini. Selamat datang bulan yang penuh kemuliaan dan keistimewaan ini.
Dzulqa'dah (ذُوْالْقَعْدَةِ) adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah dan merupakan salah satu dari empat bulan haram yang diagungkan Allah SWT, atau dengannama al-Asyhur al-Hurum. Dimana bulan ini sekaligus jadi permulaan dari empat bulan yang dimuliakan dalam islam, yakniDzulhijjah, Muharam, Rajab dan tentu saja Dzulqa’dah.
Hal penting lain yang membuat bulan Dzulqa’dah istimewa ialah bahwa masa tiga puluh malam yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi pada bulan Dzulqa’dah, sedangkan sepuluh malam sisanya terjadi pada bulan Dzulhijjah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an:
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-A'raf : 142)
Keistimewaan Bulan Dzulqa’dah ini juga terdapat dalam ayat berikut:
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (QS. At Taubah: 36)
Karena banyak memiliki keistimewaan dan keutamaan sebagai bulan haram (mulia), maka umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan dan meningkatkan ibadahnya. Berikut beberapa amalan di bulan Dzulqa'dah yang dianjurkan beserta dalilnya:
Artinya: "Bulan paling utama untuk melakukan puasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan-bulan yang dimuliakan. Paling utamanya bula-bulan haram untuk melakukan puasa adalah bulan Muharram, kemudian Rajab, Zulhijjah, Zulkaidah dan terakhir bulan Sya'ban."
Wallahu A'lam
Dzulqa'dah (ذُوْالْقَعْدَةِ) adalah bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah dan merupakan salah satu dari empat bulan haram yang diagungkan Allah SWT, atau dengannama al-Asyhur al-Hurum. Dimana bulan ini sekaligus jadi permulaan dari empat bulan yang dimuliakan dalam islam, yakniDzulhijjah, Muharam, Rajab dan tentu saja Dzulqa’dah.
Hal penting lain yang membuat bulan Dzulqa’dah istimewa ialah bahwa masa tiga puluh malam yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi pada bulan Dzulqa’dah, sedangkan sepuluh malam sisanya terjadi pada bulan Dzulhijjah.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur'an:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-A'raf : 142)
Keistimewaan Bulan Dzulqa’dah ini juga terdapat dalam ayat berikut:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”. (QS. At Taubah: 36)
Karena banyak memiliki keistimewaan dan keutamaan sebagai bulan haram (mulia), maka umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan dan meningkatkan ibadahnya. Berikut beberapa amalan di bulan Dzulqa'dah yang dianjurkan beserta dalilnya:
1. Memperbanyak Amal Saleh
Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menjelaskan bahwa Allah mengkhususkan empat bulan haram dari 12 bulan yang ada. Pada bulan ini dianjurkan memperbanyak amal saleh dan melakukan kebajikan karena pahalanya akan dilipatgandakan. Selain itu, umat muslim juga diperintahkan menjauhi segala bentuk maksiat karena dosanya akan dilipatgandakan.2. Memperbanyak Puasa Sunnah
Dzulqa'dah termasuk bulan yang baik untuk memperbanyak puasa sunnah. Terdapat keterangan dalam Hadis bahwa puasa yang paling afdhol (terbaik) setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan-bulan haram.أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان
Artinya: "Bulan paling utama untuk melakukan puasa setelah bulan Ramadhan adalah bulan-bulan yang dimuliakan. Paling utamanya bula-bulan haram untuk melakukan puasa adalah bulan Muharram, kemudian Rajab, Zulhijjah, Zulkaidah dan terakhir bulan Sya'ban."
3. Melaksanakan Umrah
Amalan lain yang dianjurkan di bulan Zulkaidah adalah melaksanakan ibadah Umrah ke Tanah Suci. Hal ini sebagaimana dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. "Beliau menunaikan Umrah sebanyak empat kali Semuanya pada bulan Zulkaidah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji'ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji." (HR Al-Bukhari)Wallahu A'lam
(wid)