Kisah Amr bin Ash Menaklukkan Iskandariah: Kemenangan Muslimin di Naqiyus

Kamis, 11 Juli 2024 - 14:57 WIB
loading...
A A A


Mereka dikejar terus sampai ke dalam Sungai sambil menghujani mereka dengan panah. Terbayang oleh komandan Romawi itu bahwa pasukan Muslimin akan menyeberang Sungai ke tempatnya itu.

Mungkin dia sudah pernah mendengar tentang mereka dulu yang pernah menyeberangi Tigris ke Mada'in dengan pasukan berkudanya padahal Sungai Tigris ketika itu sedang pasang dengan arus gelombang yang meluap-luap.

Sesudah mengeluarkan perintah kepada anak buah kapal itu ia sendiri cepat-cepat lari menuju Iskandariah. Melihat apa yang dilakukannya itu, pasukannya segera meletakkan persenjataan dan menyerahkan diri dengan harapan pertama-tama menyelamatkan diri dari maut. Tetapi pasukan Muslimin tidak membiarkan mereka begitu saja. Mereka dikepung dan habis terbunuh. Setelah itu mereka memasuki kota tanpa mendapat perlawanan sesudah dikosongkan dari pasukan pertahanan kota.

Hanna Naqyusi, sejarawan masa itu menyebutkan: Mereka memasuki kota, "lalu membunuh semua penduduk yang mereka jumpai di jalan. Orang yang berlindung masuk ke dalam gereja pun tak ada yang selamat, dan tak ada yang dibiarkan, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Kemudian mereka menyebar ke sekitar Naqiyus, merampok dan membunuh siapa saja yang mereka jumpai.



Setelah memasuki kota Sawuna dan melihat Iskotaus dan keluarganya, yang masih berkeluarga dengan Theodorus, ketika itu ia bersembunyi bersama keluarganya di sebuah kebun anggur, mereka semua dihabisi, tak ada seorang pun yang hidup.

Tetapi apa yang sudah itu harus kita sudahi, sebab tidak mudah buat kita menguraikan semua kekejaman Muslimin setelah mereka menguasai pulau Naqiyus."

Haekal mengatakan kata-kata yang dikutip oleh Butler dari buku Hanna itu tampak sangat berlebihan. Ustaz Muhammad Farid Abu Hadid, penerjemah Butler itu membuat catatan: "Rupanya ini sangat dilebih-­lebihkan oleh penulis (Hanna Naqyusi), terdorong oleh rasa cemburu dan dengki terhadap pihak Arab yang menang perang, mengingat bahwa dasar-dasar pertama yang menjadi pegangan orang Arab dalam perang, tidak boleh membunuh orang yang sudah menyerah, perempuan, orang lanjut usia dan anak-anak. Itulah yang diperintahkan oleh agama, dan ini pula yang ditekankan oleh para khalifah yang mula-mula kepada para komandan dan pasukannya."

(mhy)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1763 seconds (0.1#10.140)