Kisah Khalifah Umar bin Khattab Mempertanyakan Kelambatan Amr bin Ash Menaklukkan Mesir
loading...
A
A
A
Kisah Khalifah Umar bin Khattab mempertanyakan kelambatan Amr bin Ash menaklukkan Mesir dari pendudukan Kristen Romawi diceritakan Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Al-Faruq Umar" dan diterjemahkan Ali Audah menjadi "Umar bin Khattab, Sebuah teladan mendalam tentang pertumbuhan Islam dan Kedaulatannya masa itu" (PT Pustaka Litera AntarNusa, 2000).
Dikisahkan, ketika Amr bin Ash dan pasukannya mengepung Kota Iskandariah atau Aleksandria Mesir selama berbulan-bulan, Umar bin Khattab di Madinah, senantiasa menantikan beritaÂ-berita dari Mesir dari waktu ke waktu.
Ia sangat gelisah ingin secepatnya mendapat berita tentang jatuhnya Kota Iskandariah ke tangan pasukan Muslimin. Tetapi berita ini sampai kepadanya terlambat satu bulan.
Keterlambatan ini membuatnya tidak senang. Ia mencari tahu apa sebabnya. Pasukan-pasukan itu yang sudah menaklukkan kota-kota dan benteng-benteng yang paling kuat dan kukuh. Dia pun tidak mengurangi bala bantuan yang harus dikirimkan kepada Amr, bala bantuan yang akan menjamin dapat mengalahkan musuh.
Kendati begitu, mengapa ia tinggal lama-lama di depan tembok-tembok kota yang terkepung itu, seolah ia dan pasukannya sudah keenakan tinggal begitu, dan seolah dengan itu sudah cukup tanpa harus ada usaha lain?
Berita-berita dari Romawi serta pergolakan yang terjadi dalam istana kerajaan setelah Heraklius meninggal juga tidak lepas dari perhatian Amirulmukminin.
Ya, bagaimana mungkin kesempatan yang jarang sekali ada untuk memperoleh kemenangan ini akan dilewatkan begitu saja oleh Amr bin As dan kawan-kawannya, yang sebelum itu mereka sudah dapat mengalahkan Romawi di Ajnadain?
Padahal waktu itu Heraklius masih hidup, dan Romawi menganggap Ajnadain adalah benteng pertama dalam rencana mempertahankan Baitulmukadas (Yerusalem), yang menurut anggapan mereka mempertahankan Baitulmukadas berarti mempertahankan agama mereka dan makam Almasih?
Kalau begitu bukanlah kekuatan Romawi yang menghentikan pasukan Muslimin di depan pintu Iskandariah. Tentu ada sesuatu yang menimpa pasukan Muslimin sehingga mereka tidak berani maju menghadapi maut dan bersedia mati syahid.
Apa pula yang akan menimpa mereka itu kalau bukan kekayaan Mesir yang membuat mereka begitu tergoda, tergoda pada kehidupan dunia dan ingin menikmati kesenangan yang ada!
Umar adalah orang yang paling percaya bahwa hubbud dunya, cinta harta, akan merusak rasa harga diri dan keberanian dalam jiwa manusia.
Oleh karenanya, setiap berita-berita perjalanan itu terlambat datang, timbul kemarahan dalam hatinya. Setelah kemarahannya mereda ia berkata mengenai Mesir itu kepada sahabat-sahabatnya: "Mereka terlambat menaklukkannya hanya karena mereka mengada-ada."
Kemudian ia menulis surat kepada Amr bin As mengatakan: "Saya heran atas kelambatan kalian membebaskan Mesir. Sudah dua tahun lamanya kalian memerangi mereka. Tak lain itu hanya karena kalian sudah sangat mencintai harta seperti musuh-musuh kalian. Allah tidak akan membantu suatu golongan kalau tidak disertai niat yang benar."
"Saya sudah mengirim empat orang kepada Anda, dan sudah saya beritahukan bahwa yang saya ketahui setiap orang dari mereka sama dengan seribu orang, kecuali jika mereka sudah berubah seperti yang terjadi dengan yang lain."
"Begitu surat saya ini sampai, berpidatolah kepada mereka, paculah mereka untuk menghadapi musuh, tanamkanlah kesabaran dan niat baik dalam hati mereka."
"Biarlah keempat orang itu berada di barisan depan, dan perintahkanlah mereka semua menggebrak serentak seperti gebrakan satu orang. Lakukanlah itu lepas waktu dzuhur hari Jumat, karena waktu itulah rahmat turun dan permohonan dikabulkan. Ramai-ramailah kalian berdoa kepada Allah memohonkan pertolongan dalam menghadapi musuh."
Sudah berapa bulan berlangsung pasukan Arab itu mengepung Iskandariah, sehingga Umar menganggap sudah begitu lama sampai mendorongnya ia menulis surat serupa itu?
Dikisahkan, ketika Amr bin Ash dan pasukannya mengepung Kota Iskandariah atau Aleksandria Mesir selama berbulan-bulan, Umar bin Khattab di Madinah, senantiasa menantikan beritaÂ-berita dari Mesir dari waktu ke waktu.
Ia sangat gelisah ingin secepatnya mendapat berita tentang jatuhnya Kota Iskandariah ke tangan pasukan Muslimin. Tetapi berita ini sampai kepadanya terlambat satu bulan.
Keterlambatan ini membuatnya tidak senang. Ia mencari tahu apa sebabnya. Pasukan-pasukan itu yang sudah menaklukkan kota-kota dan benteng-benteng yang paling kuat dan kukuh. Dia pun tidak mengurangi bala bantuan yang harus dikirimkan kepada Amr, bala bantuan yang akan menjamin dapat mengalahkan musuh.
Kendati begitu, mengapa ia tinggal lama-lama di depan tembok-tembok kota yang terkepung itu, seolah ia dan pasukannya sudah keenakan tinggal begitu, dan seolah dengan itu sudah cukup tanpa harus ada usaha lain?
Berita-berita dari Romawi serta pergolakan yang terjadi dalam istana kerajaan setelah Heraklius meninggal juga tidak lepas dari perhatian Amirulmukminin.
Ya, bagaimana mungkin kesempatan yang jarang sekali ada untuk memperoleh kemenangan ini akan dilewatkan begitu saja oleh Amr bin As dan kawan-kawannya, yang sebelum itu mereka sudah dapat mengalahkan Romawi di Ajnadain?
Padahal waktu itu Heraklius masih hidup, dan Romawi menganggap Ajnadain adalah benteng pertama dalam rencana mempertahankan Baitulmukadas (Yerusalem), yang menurut anggapan mereka mempertahankan Baitulmukadas berarti mempertahankan agama mereka dan makam Almasih?
Kalau begitu bukanlah kekuatan Romawi yang menghentikan pasukan Muslimin di depan pintu Iskandariah. Tentu ada sesuatu yang menimpa pasukan Muslimin sehingga mereka tidak berani maju menghadapi maut dan bersedia mati syahid.
Apa pula yang akan menimpa mereka itu kalau bukan kekayaan Mesir yang membuat mereka begitu tergoda, tergoda pada kehidupan dunia dan ingin menikmati kesenangan yang ada!
Umar adalah orang yang paling percaya bahwa hubbud dunya, cinta harta, akan merusak rasa harga diri dan keberanian dalam jiwa manusia.
Oleh karenanya, setiap berita-berita perjalanan itu terlambat datang, timbul kemarahan dalam hatinya. Setelah kemarahannya mereda ia berkata mengenai Mesir itu kepada sahabat-sahabatnya: "Mereka terlambat menaklukkannya hanya karena mereka mengada-ada."
Kemudian ia menulis surat kepada Amr bin As mengatakan: "Saya heran atas kelambatan kalian membebaskan Mesir. Sudah dua tahun lamanya kalian memerangi mereka. Tak lain itu hanya karena kalian sudah sangat mencintai harta seperti musuh-musuh kalian. Allah tidak akan membantu suatu golongan kalau tidak disertai niat yang benar."
"Saya sudah mengirim empat orang kepada Anda, dan sudah saya beritahukan bahwa yang saya ketahui setiap orang dari mereka sama dengan seribu orang, kecuali jika mereka sudah berubah seperti yang terjadi dengan yang lain."
"Begitu surat saya ini sampai, berpidatolah kepada mereka, paculah mereka untuk menghadapi musuh, tanamkanlah kesabaran dan niat baik dalam hati mereka."
"Biarlah keempat orang itu berada di barisan depan, dan perintahkanlah mereka semua menggebrak serentak seperti gebrakan satu orang. Lakukanlah itu lepas waktu dzuhur hari Jumat, karena waktu itulah rahmat turun dan permohonan dikabulkan. Ramai-ramailah kalian berdoa kepada Allah memohonkan pertolongan dalam menghadapi musuh."
Sudah berapa bulan berlangsung pasukan Arab itu mengepung Iskandariah, sehingga Umar menganggap sudah begitu lama sampai mendorongnya ia menulis surat serupa itu?