Menyingkirkan Duri dari Jalanan Pun Membuahkan Ampunan
loading...
A
A
A
Banyak cara untuk meraih ampunan Allah Ta'ala. Perbuatan ini mungkin dianggap remeh dan kecil, namun sangat bernilai di sisi Allah Ta'ala. Salah satunya menyingkirkan duri dari jalanan.
Dalam Surat ar-Rahman ayat 60, Allah berfirman yang artinya: "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)". Itulah indahnya Islam , setiap amal kebaikan meskipun sekecil atom tetap dihitung sebagai kebaikan. ( )
Dalam satu hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika ada seorang lelaki tengah berjalan di suatu jalan dan ia mendapati batang kayu yang berduri dijalan tersebut, lalu ia mengambil dan membuangnya. Maka Allah 'azza wajalla berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim, Hadits No 4743)
Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta) mengatakan bahwa ladang amal saleh sangatlah luas. Tidak hanya mencakup aspek ibadah secara langsung kepada Allah. Namun segala perbuatan yang mendatangkan kebaikan untuk orang lain, atau menghindarkan bahaya dan mudharat bagi orang lain, ternyata juga termasuk amal saleh yang medatangkan pahala dari Allah.
Termasuk di antaranya menyingkirkan kayu berduri dari jalanan supaya orang lain yang melawati jalan tersebut tidak terganggu karenanya. Ini merupakan amal saleh yang bahkan dapat membuahkan ampunan dari Allah sebagaimana digambarkan dalam hasis di atas.
"Meskipun terlihat remeh dan kecil, namun menyingkirkan duri dari jalanan yernyata mendatangkan pahala yang begitu besar yaitu ampunan Allah. Maka untuk menggapai ampunan dari Allah, selain utamanya istighfar, amalan-amalan sosial juga bisa menjadi penyebab datangnya ampuman Allah," kata Ustaz Rikza. ( )
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa menyingkirkan duri dari jalanan adalah salah satu cabang dari cabang-cabang keimanan kepada Allah. Nabi SAW bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ (رواه مسلم)
" Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim)
Jika ingin menjadi seorang hamba beriman , dengan iman yang sebaik-baiknya, maka hendaknya kita mengiringi ibadah yang kita lakukan dengan amal sosial yang mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ (رواه أحمد)
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang dinanti-nanti kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya. Dan sejelek-jelek kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan (orang lain) tidak merasa aman dari keburukannya." (HR. Ahmad, no 8456). ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Dalam Surat ar-Rahman ayat 60, Allah berfirman yang artinya: "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)". Itulah indahnya Islam , setiap amal kebaikan meskipun sekecil atom tetap dihitung sebagai kebaikan. ( )
Dalam satu hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika ada seorang lelaki tengah berjalan di suatu jalan dan ia mendapati batang kayu yang berduri dijalan tersebut, lalu ia mengambil dan membuangnya. Maka Allah 'azza wajalla berterima kasih kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim, Hadits No 4743)
Ustaz Rikza Maulan (Direktur Institut for Islamic Studies dan Development Jakarta) mengatakan bahwa ladang amal saleh sangatlah luas. Tidak hanya mencakup aspek ibadah secara langsung kepada Allah. Namun segala perbuatan yang mendatangkan kebaikan untuk orang lain, atau menghindarkan bahaya dan mudharat bagi orang lain, ternyata juga termasuk amal saleh yang medatangkan pahala dari Allah.
Termasuk di antaranya menyingkirkan kayu berduri dari jalanan supaya orang lain yang melawati jalan tersebut tidak terganggu karenanya. Ini merupakan amal saleh yang bahkan dapat membuahkan ampunan dari Allah sebagaimana digambarkan dalam hasis di atas.
"Meskipun terlihat remeh dan kecil, namun menyingkirkan duri dari jalanan yernyata mendatangkan pahala yang begitu besar yaitu ampunan Allah. Maka untuk menggapai ampunan dari Allah, selain utamanya istighfar, amalan-amalan sosial juga bisa menjadi penyebab datangnya ampuman Allah," kata Ustaz Rikza. ( )
Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa menyingkirkan duri dari jalanan adalah salah satu cabang dari cabang-cabang keimanan kepada Allah. Nabi SAW bersabda:
الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ (رواه مسلم)
" Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang paling tinggi adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan. Dan malu itu adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim)
Jika ingin menjadi seorang hamba beriman , dengan iman yang sebaik-baiknya, maka hendaknya kita mengiringi ibadah yang kita lakukan dengan amal sosial yang mendatangkan manfaat bagi orang lain. Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi SAW bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ (رواه أحمد)
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang dinanti-nanti kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya. Dan sejelek-jelek kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan (orang lain) tidak merasa aman dari keburukannya." (HR. Ahmad, no 8456). ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)