Kenangan Khadija, Putri Fuad Shukr Komandan Senior Hizbullah: Tragedi yang Mengerikan

Senin, 19 Agustus 2024 - 14:46 WIB
loading...
Kenangan Khadija, Putri...
Khadija, putri sulung Fuad Shukr. Foto/Ilustrasi: Press TV
A A A
Dia adalah Khadija. Putri sulung Fuad Shukr komandan senior Hizbullah , organisasi perlawanan di Lebanon. Shukr, alias Sayed Mohsen, syahid dibunuh tentara Israel pada 30 Juli 2024.

Khadija mengenang apa yang terjadi pada hari yang menentukan itu dan bagaimana ia dan anggota keluarganya mengetahui tentang kesyahidan Shukr.

“Awalnya, kami mengira serangan itu adalah ledakan sonik, tetapi kemudian kami segera memahami bahwa itu adalah ledakan bom,” kenang Khadija, kepada Press TV, mengacu pada fenomena yang telah menjadi kejadian umum di Lebanon selatan dalam beberapa bulan terakhir.

“Tidak terpikir oleh kami bahwa ayah saya mungkin berada di lokasi ledakan. Dia selalu merahasiakan keberadaannya karena situasi pekerjaan, dan kami tidak pernah bertanya karena rasa hormat. Dia biasanya menelepon kami ketika terjadi serangan atau ledakan untuk memastikan bahwa kami baik-baik saja dan meyakinkan kami bahwa dia juga baik-baik saja.”



Serangan udara pada 30 Juli di sebuah apartemen hunian di distrik Haret Hreik, Dahiyeh, yang juga menewaskan dua anak, terjadi di tengah meningkatnya ketegangan regional atas genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Serangan keji itu menjadi berita utama di mana-mana dan memicu reaksi luas dari kelompok perlawanan regional.

Khadija bercerita, beberapa saat setelah ledakan, dia dan anggota keluarganya diberi tahu bahwa ayah mereka berada di lokasi ledakan.

Namun, personel pertahanan sipil tidak dapat melacaknya atau tubuhnya di antara yang terluka dan mati syahid selama beberapa jam, yang menyebabkan spekulasi tentang keberadaannya.

“Kami menunggu seperti orang lain saat orang-orang yang terluka diselamatkan dari bawah reruntuhan. Kami masih berharap dia masih hidup sampai kami mendapat informasi bahwa tim penyelamat mengatakan sudah waktunya untuk memeriksa mayat dan bagian tubuh lainnya serta melakukan tes DNA pada sampel darah atau bagian tubuh yang tercabik karena tidak ada lagi harapan untuk menemukan orang yang masih hidup,” kata Khadija.

“Butuh waktu lama sampai tim penyelamat menemukan jasad ayah saya yang terlempar jauh dari lokasi ledakan. Pengungkapan bertahap tentang pembunuhannya ini merupakan semacam persiapan bagi kami untuk dapat menerima dan mencerna berita tersebut.”



Kebiadaban Israel

Sebuah pernyataan dari Hizbullah menyebut Fuad Shukr sebagai "komandan jihadis hebat" yang menjadi sasaran musuh Zionis. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga memberikan penghormatan yang tinggi kepada komandan yang telah gugur tersebut.

Dampak ledakan itu begitu dahsyat hingga mengguncang seluruh lingkungan dan merusak beberapa bangunan di sekitar kompleks perumahan yang menjadi sasaran utama.

"Bangunan itu hampir hancur dan bangunan-bangunan di sebelahnya serta mobil-mobil dan toko-toko di daerah itu juga rusak parah. Dua anak dan dua wanita tewas, dan puluhan lainnya terluka," kata Khadija mengenang tragedi mengerikan itu.

"Namun, ini bukan pemandangan baru dalam hal kebiadaban Israel. Saya sama sekali tidak terkejut melihat kebiadaban itu," imbuhnya cepat.

Dengan menunjukkan sikap berani meskipun mengalami tragedi besar, Khadija mengatakan mereka telah menyaksikan kebrutalan yang dilepaskan oleh pendudukan Israel selama bertahun-tahun dalam banyak perang, baik di Palestina maupun Lebanon. “Tidak hanya dalam Badai al-Aqsa,” katanya.



Khadija mengunjungi lokasi ledakan sehari setelah serangan untuk melihat apakah dia dapat menemukan jenazah ayahnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2029 seconds (0.1#10.140)