Kisah Heroik Abu Shujaa, Pejuang Palestina yang Syahid Dibunuh Israel

Senin, 02 September 2024 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Pada bulan Maret 2022, ia meletakkan dasar bagi Brigade Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki bersama dengan sesama pejuang Saif Abu Labdeh.

Setelah pembunuhan Abu Labdeh pada tahun 2022, Abu Shujaa mengambil alih komando keseluruhan kelompok perlawanan bersenjata tersebut. Di bawah kepemimpinannya yang karismatik, batalion tersebut berkembang hingga mencakup sejumlah pejuang dari berbagai gerakan perlawanan Palestina.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Al Mayadeen, Abu Shujaa mengonfirmasi bahwa rezim Israel telah berulang kali gagal dalam upayanya untuk membunuhnya sehingga mereka mengejar keluarganya.

Untuk memaksanya menyerah, pasukan Israel berulang kali menargetkan keluarga Abu Shujaa. Saudaranya, Mahmoud, tewas dalam serangan Israel di Kamp Nur Shams. Dua saudaranya yang lain, Oday dan Ahmad, telah berulang kali ditangkap oleh tentara Israel. Israel juga menghancurkan rumah mereka, membuat keluarga tersebut kehilangan tempat tinggal.



Abu Shujaa menganggap tentara Israel "lebih lemah dari jaring laba-laba," menggunakan ungkapan yang diabadikan oleh pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah.

Pada tanggal 19 April 2024, militer Israel mengumumkan secara prematur bahwa Abu Shujaa telah dibunuh dalam sebuah serangan di sebuah rumah di kamp Nur Shams.

Sementara masjid-masjid di Tulkarem berduka atas kematiannya dan ayahnya mengonfirmasi laporan tentang kesyahidan putranya, Abu Shujaa tampil di depan umum pada prosesi pemakaman para pejuang Palestina yang dibunuh oleh rezim Israel dua hari kemudian.

Ia menyampaikan pidato yang menggelegar tentang kelanjutan operasi perlawanan dengan tekad penuh. Setelah mendapat sambutan bak pahlawan, ia pun digendong ke bahu kerumunan yang bersorak-sorai.

"Pesan kami kepada pendudukan adalah bahwa kami menantang, mengikuti jejak para martir," katanya saat itu.

"Jika musuh membunuh saya, kami akan terus maju. Perjuangan tidak berakhir dengan satu orang; ada generasi yang akan bangkit untuk membela hak-hak kami."



Sangat Dicintai

Panglima tertinggi Tulkarem sangat dicintai dan dikagumi oleh warga Palestina. Pada bulan Juli 2024, warga Tepi Barat yang diduduki dimobilisasi untuk menyelamatkan Abu Shujaa ketika ia dikepung oleh Otoritas Palestina saat dirawat karena luka-luka akibat ledakan di Rumah Sakit Thabet.

Kemartiran Abu Shujaa terjadi saat Israel melakukan serangan militer besar-besaran di beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki. Rezim tersebut telah menewaskan lebih dari selusin warga Palestina beberapa hari terakhir dalam serangan terburuk sejak tahun 2002.

Sejak 7 Oktober, lebih dari 650 warga Palestina, termasuk 148 anak-anak, telah dibunuh oleh Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Lebih dari 10.000 orang lainnya mendekam di penjara Israel atas tuduhan yang meragukan, dan tidak memperoleh keadilan.

Dalam pesan terakhirnya yang puitis dan penuh makna yang diunggah di media sosial, Abu Shujaa menegaskan kembali komitmennya terhadap perjuangan besar Palestina untuk pembebasan.

"Bagi saya, saya rasa hati saya tidak akan pernah pulih sepenuhnya, saya akan selalu merasakan kekurangan sepanjang hidup saya, meskipun tidak ada yang bisa saya lakukan yang belum saya lakukan," tulisnya sebagaimana dikutip Press TV.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3148 seconds (0.1#10.140)