3 Tanda Seseorang Merasakan Manisnya Iman

Jum'at, 28 Agustus 2020 - 15:15 WIB
loading...
A A A
Meninggalkan maksiat karena Allah akan membuahkan rasa manis dalam hati, orang yang meninggalkan maksiat karena takut dan malu kepada Allah maka ia akan merasakan manisnya Iman.

Rasulullah SAW bersabda:

النظرة سهم من سهام إبليس مسمومة فمن تركها من خوف الله أثابه جل وعز إيمانا يجد حلاوته في قلبه

"Pandangan (haram) adalah anak panah beracunnya Iblis, barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah maka Allah Azza wa Jalla akan memberinya ganjaran keimanan, yang ia rasakan manisnya iman tersebut di hatinya" (sanadnya shahih)

Dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman :
(1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.
(2) Ia mencintai seseorang dan ia tidak mencintainya kecuali karena Allah.
(3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dilemparkan ke neraka." (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Manisnya iman harganya mahal, dan memberi pengaruh yang diberkahi. Harga manisnya iman adalah "Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya" Yaitu Allah dalam bacaan Qur'annya dan Nabi dalam sunnahnya lebih dicintai oleh seorang mukmin daripada selain keduanya.

Tatkala bertentangan antara kemaslahatanmu dengan syari'at maka engkau mendahulukan kepentingan syari'at dan keridhoan Allah, engkau memilih ketaatan kepada Allah dan RasulNya daripada mengikuti hawa nafsu dan yang lainnya. ( )

Cinta kepada Rasulullah SAW maksudnya adalah seorang muslim tidaklah menerima sesuatupun baik perintah maupun larangan kecuali dari ajaran Nabi shallallahu 'alahi wasallam , ia tidak menempuh kecuali jalan Nabi hingga ia tidak menerima sedikitpun keberatan terhadap keputusan Nabi, serta ia berhias dengan akhlak Nabi dalam hal kedermawanan, mendahulukan orang lain, kesabaran, tawdhul, dan yang lainnya.

Dan di antara harga manisnya Iman , "Ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah", ini maksudnya adalah seorang mukmin menjalin hubungannya di atas pondasi keimanan. Ia mencintai kaum mukminin meskipun mereka adalah orang-orang yang lemah dan fakir, dan ia membenci para pelaku kemaksiatan dan kaum musyrikin meskipun mereka adalah orang-orang yang kuat dan kaya.

Persaudaraan Islam yang benar tidak akan merasakan manisnya iman kecuali jika melazimi ketakwaan. Allah berfirman: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara". (QS Al-Hujurat: 10)

Allah juga berfirman:

الأخِلاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلا الْمُتَّقِينَ (٦٧)

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. ( )

Semoga Bermanfaat
Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1389 seconds (0.1#10.140)