Lembah Kebebasan: Kisah Cinta Seorang Syaikh dan Putri Pemelihara Anjing

Senin, 21 September 2020 - 06:28 WIB
loading...
Lembah Kebebasan: Kisah Cinta Seorang Syaikh dan Putri Pemelihara Anjing
Ilustrasi/Ist
A A A
Musyawarah Burung (1184-1187) karya Faridu'd-Din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau Attar dalam gaya sajak alegoris ini, melambangkan kehidupan dan ajaran kaum sufi . Judul asli: Mantiqu't-Thair dan diterjemahan Hartojo Andangdjaja dari The Conference of the Birds (C. S. Nott). ( )

==

Hudhud melanjutkan, "Kemudian menyusul lembah di mana tak ada nafsu untuk memiliki atau keinginan untuk menemukan. Dalam suasana jiwa yang demikian, angin dingin pun bertiup, begitu hebat sehingga dalam sejenak saja angin itu menimbulkan kerusakan yang luas tak terhingga: ketujuh lautan tak lebih dari sebuah lobang air, ketujuh kaukab hanya setitik bunga api, ketujuh langit hanya sebuah bangkai, ketujuh neraka hanya es yang hancur.

Kemudian, sesuatu yang mengherankan, tak masuk akal! seekor semut sama kuatnya dengan seratus gajah, dan seratus kafilah tewas sementara seekor gagak sedang mengisi temboloknya. ( )

Agar Adam dapat menerima cahaya samawi, barisan malaikat yang berpakaian hijau dicekam duka. Agar Nuh dapat menjadi tukang kayu Tuhan dan membuat perahu, ribuan makhluk tewas di perairan.

Puluhan ribu nyamuk menyerang tentara Abrahah agar raja itu tergulingkan. Ribuan bayi mati agar Musa dapat melihat Tuhan. ( )

Ribuan orang mengenakan ikat pinggang Nasrani agar Isa dapat memiliki rahasia Tuhan. Ribuan hati dan jiwa terampas agar Muhammad dapat bermikraj suatu malam ke langit.

Di Lembah ini tiada apa pun yang baru atau yang lama akan berharga; kau boleh berbuat atau tidak berbuat. Bila kaulihat seluruh dunia terbakar dan segala hati tak lebih dari syisy kabab, itu baru impian saja dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya. ( )

Jika puluhan ribu jiwa harus tenggelam ke lautan yang tak terbatas, itu akan seperti setitik embun belaka. Bila langit dan bumi mesti meledak jadi bagian-bagian kecil, itu tak akan lebih dari setangkai daun yang jatuh dari pohon; dan bila segalanya mesti dimusnahkan, sejak dari ikan hingga bulan, akankah terdapat di dasar sumur kaki seekor semut yang lumpuh? Jika tiada lagi bekas jejak manusia maupun jin, rahasia setitik air, dari mana segala sesuatu terjadi, masih harus direnungkan." ( )

Jatuh ke Dalam Sumur
Di desaku ada seorang laki-laki muda, tampan seperti Yusuf , yang jatuh ke dalam sumur dan tanah pun mengurungnya. Ketika orang-orang mengeluarkannya, dia dalam keadaan sedih.

Orang muda yang terpuji ini bernama Muhammad, dan disukai setiap orang. Bapanya mengeluh ketika melihat dia dan katanya, "O Muhammad, kau cahaya mataku dan jiwa bapamu. O puteraku, bicaralah sepatah kata pada bapamu!" Sang putera pun mengucapkan sepatah kata lalu meninggal, demikianlah adanya. ( )

O kau, yang menjadi murid muda di jalan pengetahuan rohani, dan yang dapat meninjau merenungkan, pikirkanlah tentang Muhammad dan Adam; pikirkan tentang Adam dan zarrah-zarrah, keseluruhan dan bagian-bagian dari keseluruhan; bicaralah tentang bumi dan langit demi langit, tentang gunung-gunung dan lautan; bicaralah tentang peri dan dewa-dewa, tentang manusia dan malaikat, tentang seratus ribu jiwa suci, tentang saat-saat pedih melepas nyawa; katakan bahwa setiap pribadi, jiwa dan raga, tak berarti apa-apa. ( )

Jika kau lumatkan kedua dunia itu menjadi debu dan kau tapis seratus kali, bagaimana jadinya bagimu? Jadinya akan seperti istana terbalik, dan kau tak menemukan apa-apa pada permukaan penapisan itu

Lembah ini tak begitu mudah dilalui seperti yang mungkin kau kira dengan keluguanmu. Meskipun seandainya darah hatimu akan memenuhi lautan, kau hanya akan dapat memulai tahap pertama.

Meskipun andaikata kau mesti pula menjelajahi segala jalan di dunia, namun kau akan tetap berada pada langkah pertama. Tiada musafir yang telah mengetahui batas-batas perjalanan ini dan tiada pula yang telah menemukan penawar cinta. ( )

Jika kau berhenti, kau akan membeku, atau bahkan akan mati; jika kau melanjutkan jalanmu, senantiasa maju, kau akan mendengar selamanya seruan: "Pergilah terus lebih jauh lagi." Kau tak dapat berjalan maupun tinggal berhenti. Tak ada manfaatnya baik hidup maupun mati.

Keuntungan apa yang telah kau dapat dari segala yang telah terjadi padamu? Apa yang telah kau peroleh dari kesulitan-kesulitan yang berhasil kau atasi? Tak banyak artinya apakah kau akan memukul-mukul kepalamu atau tidak. O kau yang mendengarkan aku, hendaklah tinggal diam dan berusaha dengan giat. ( )

Tinggalkan tujuan-tujuanmu yang tak berguna dan kejarlah segala apa yang hakiki. Bersibuklah sedikit mungkin dengan hal-hal di dunia lahiriah, tetapi bersibuklah banyak-banyak dengan hal-hal di dunia batin. Maka kegiatan yang benar akan mengalahkan keadaan tak bergiat. Tetapi mereka yang tak menemukan penawar dalam bergiat, lebih baik tak berbuat apa-apa karena kau mesti tahu kapan harus bergiat dan kapan harus menahan diri dari kegiatan. Tetapi bagaimana mengetahui apa yang tak mungkin kauketahui? Namun masih mungkin bergiat seperti yang semestinya kau lakukan, meskipun tak kau sadari.

Lupakan segala yang telah kau perbuat hingga kini, dan berusahalah untuk bebas dan cukup dengan dirimu sendiri, meskipun kadang kau akan menangis dan kadang bergembira. Di Lembah Keempat ini cahaya kilat kemampuan, yang merupakan penemuan sumber-sumber dirimu sendiri, kecukupan dirimu sendiri, menyala sehingga panasnya membakar seratus dunia. Karena beratus dunia menjadi serbuk, adakah aneh kalau duniamu sendiri akan lenyap pula?

Ahli Nujum
Pernahkah kau lihat seorang arif membentangkan papan ramalan dan memenuhi permukaannya dengan pasir? Di sana dibuatnya angka-angka dan coretan garis-garis dan ditempatkannya bintang-bintang dan kaukab, bumi dan langit. Kadang dibuatnya ramalan dari langit, kadang dari bumi. Juga dibuatnya gambar susunan bintang dan lambang-lambang rasi bintang, dan ditunjukkannya timbul dan tenggelamnya bintang-bintang, dan dari sini disimpulkannya ramalan-ramalan baik atau buruk.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5557 seconds (0.1#10.140)