Keutamaan Syafa'at dan Cara Mendapatkannya
loading...
A
A
A
Muslimah, di antara perkara yang kita butuhkan untuk keselamatan kita di dunia dan akhirat adalah syafa’at . Syafa’at ini hakikatnya adalah rekomendasi . Rekomendasi dari seseorang terhadap Allah subhanahu wa ta’ala agar kita mendapatkan ampunanNya yang terbesar, yaitu surganya sebagai pahala yang paling besar yang Allah berikan kepada hambaNya.
Bagaimana kita bisa mendapatkan syafa'at ini? Ustadz Abu Yahya Badruzaman, Lc, mubaligh alumnus Universitas Islam Madinah yang juga pemilik kanal jaringan dakwah ini memaparkan dalam ceramahnya sebagai berikut, sebagai muslim, kita mempunyai keyakinan bahwa syafa’at hanyalah milik Allah saja. Para Nabi tidak bisa memberikan syafa’at tanpa izin dari Allah. Para wali tidak bisa memberikan syafa’at tanpa izin dari Allah subhanahu wa ta’ala.
(Baca juga : Mengenal Istilah Mahar dalam Kosakata Al-Qur'an )
Allah Ta'ala berfirman:
قُل لِّلَّـهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا…
“Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya…” (QS. Az-Zumar[39]: 44)
Maka syafa’at hanyalah milik Allah. Tidak akan Allah berikan kepada seseorang kecuali setelah memenuhi dua syarat . Yang pertama adalah izin dari Allah dan yang kedua ridha Allah kepada yang memberikan syafa’at dan yang diberikan syafa’at. Allah berfirman:
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّـهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ ﴿٢٦﴾
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm : 26)
(Baca juga : Untuk Muslimah, Pakaian adalah Nikmat Besar dari Allah Ta'ala )
Meminta syafa’at hanyalah hak Allah dan untuk Allah saja. Tidak diperkenankan meminta syafa’at kepada selain Allah. Karena syafa’at hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun mengharapkan syafa’at para Nabi dengan perkara yang disyariatkan oleh Allah, maka yang seperti itu pun diperbolehkan dalam syariat Islam .
Rasulullah diberikan oleh Allah hak memberikan syafa’at. Bahkan diberikan oleh Allah syafa’atul udzma (syafa’at yang paling besar) nanti pada hari kiamat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَخَيَّرَنِى بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِى الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِىَ لِمَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Aku disuruh memilih antara memasukkan separuh dari umatku ke dalam surga atau memilih syafa’at. Aku pun memilih syafa’at dan ini akan diperoleh oleh orang yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun” (HR. Tirmidzi)
(Baca juga : Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi )
Hadis ini tegas bahwa syafa’at itu hanya untuk orang-orang yang mentauhidkan Allah, menjauhkan kesyirikan. Adapun apabila ia tidak mentauhidkan Allah, ia mempersekutukan Allah, mensyirikan Allah dengan sesuatu yang lain, maka ia tidak akan mendapatkan syafa’at sama sekali.
Cara Mendapatkan Syafa'at
Syafa’at hanyalah milik Allah. Kita berusaha untuk mendapatkan syafa’at Rasulullah dengan cara menjalankan syariat Allah jalla wa ala, dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dengan cara itulah kita akan mendapatkan syafa’at Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Baca juga : Polisi Perlihatkan 9 Anggota KAMI, Politikus Demokrat Ini Menangis )
Syafa’at diberikan juga oleh Allah kepada kaum mukminin yang selamat ketika melewati jembatan shirat yang terbentang di atas api neraka. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari, ketika kaum mukminin telah melewati jembatan shirat yang terbentang di atas api neraka, maka mereka kembali kepada Allah mereka berkata:
رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ
“Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, salat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” (HR. Muslim)
(Baca juga : Orang Dewasa Wajib Divaksin untuk Kesehatan Bersama )
Mereka terus minta kepada Allah agar teman-temannya, saudara-saudaranya tersebut dikeluarkan dari api neraka. Lalu Allah berfirman:
اذْهَبْ إِلَى النَّارِ
“Silahkan kalian pergi ke neraka” Dan keluarkan orang-orang yang kalian kenal yang mengucapkan أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, yang mentauhidkan Allah, keluarkan mereka dari api neraka. Maka mereka pun mengeluarkan teman-temannya, saudara-saudaranya dari api neraka dengan izin dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Karena itu, siapapun di antara kita yang ingin mendapatkan syafa’at Rasulullah dengan izin dari Allah, maka penuhilah syaratnya. Yaitu kita tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga, menjauhkan berbagai macam kesyirikan-kesyirikan yang itu merupakan dosa yang terbesar, yang tak akan pernah Allah ampuni.
(Baca juga : Tak Perlu Khawatir, Bank Syariah Dilebur Layanan Nasabah Tetap Sama )
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa : 48)
Adapun syirik, Allah tak akan pernah mengampuni pelakunya apabila ia wafat di atasnya. Dan selama-lamanya ia tidak akan pernah masuk ke dalam surga. Allah mengatakan:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّـهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,” (QS. Al-Maidah : 72)
(Baca juga : Antisipasi Demo, 8 KA Jarak Jauh Keberangkatan Stasiun Gambir Berhenti di Jatinegara )
Demikianlah, meminta syafa’at hanyalah kepada Allah. Kita senantiasa berusaha mendapatkan syafa’at dengan cara menjalankan syariat-syariat Allah dan mengikuti Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu A'lam
Bagaimana kita bisa mendapatkan syafa'at ini? Ustadz Abu Yahya Badruzaman, Lc, mubaligh alumnus Universitas Islam Madinah yang juga pemilik kanal jaringan dakwah ini memaparkan dalam ceramahnya sebagai berikut, sebagai muslim, kita mempunyai keyakinan bahwa syafa’at hanyalah milik Allah saja. Para Nabi tidak bisa memberikan syafa’at tanpa izin dari Allah. Para wali tidak bisa memberikan syafa’at tanpa izin dari Allah subhanahu wa ta’ala.
(Baca juga : Mengenal Istilah Mahar dalam Kosakata Al-Qur'an )
Allah Ta'ala berfirman:
قُل لِّلَّـهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا…
“Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya…” (QS. Az-Zumar[39]: 44)
Maka syafa’at hanyalah milik Allah. Tidak akan Allah berikan kepada seseorang kecuali setelah memenuhi dua syarat . Yang pertama adalah izin dari Allah dan yang kedua ridha Allah kepada yang memberikan syafa’at dan yang diberikan syafa’at. Allah berfirman:
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّـهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ ﴿٢٦﴾
“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm : 26)
(Baca juga : Untuk Muslimah, Pakaian adalah Nikmat Besar dari Allah Ta'ala )
Meminta syafa’at hanyalah hak Allah dan untuk Allah saja. Tidak diperkenankan meminta syafa’at kepada selain Allah. Karena syafa’at hanyalah milik Allah subhanahu wa ta’ala. Adapun mengharapkan syafa’at para Nabi dengan perkara yang disyariatkan oleh Allah, maka yang seperti itu pun diperbolehkan dalam syariat Islam .
Rasulullah diberikan oleh Allah hak memberikan syafa’at. Bahkan diberikan oleh Allah syafa’atul udzma (syafa’at yang paling besar) nanti pada hari kiamat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَخَيَّرَنِى بَيْنَ أَنْ يُدْخِلَ نِصْفَ أُمَّتِى الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ وَهِىَ لِمَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
“Aku disuruh memilih antara memasukkan separuh dari umatku ke dalam surga atau memilih syafa’at. Aku pun memilih syafa’at dan ini akan diperoleh oleh orang yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun” (HR. Tirmidzi)
(Baca juga : Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi )
Hadis ini tegas bahwa syafa’at itu hanya untuk orang-orang yang mentauhidkan Allah, menjauhkan kesyirikan. Adapun apabila ia tidak mentauhidkan Allah, ia mempersekutukan Allah, mensyirikan Allah dengan sesuatu yang lain, maka ia tidak akan mendapatkan syafa’at sama sekali.
Cara Mendapatkan Syafa'at
Syafa’at hanyalah milik Allah. Kita berusaha untuk mendapatkan syafa’at Rasulullah dengan cara menjalankan syariat Allah jalla wa ala, dengan cara mengikuti sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka dengan cara itulah kita akan mendapatkan syafa’at Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
(Baca juga : Polisi Perlihatkan 9 Anggota KAMI, Politikus Demokrat Ini Menangis )
Syafa’at diberikan juga oleh Allah kepada kaum mukminin yang selamat ketika melewati jembatan shirat yang terbentang di atas api neraka. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Bukhari, ketika kaum mukminin telah melewati jembatan shirat yang terbentang di atas api neraka, maka mereka kembali kepada Allah mereka berkata:
رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا وَيُصَلُّونَ وَيَحُجُّونَ
“Wahai Rabb kami, mereka selalu berpuasa bersama kami, salat bersama kami, dan berhaji bersama kami.” (HR. Muslim)
(Baca juga : Orang Dewasa Wajib Divaksin untuk Kesehatan Bersama )
Mereka terus minta kepada Allah agar teman-temannya, saudara-saudaranya tersebut dikeluarkan dari api neraka. Lalu Allah berfirman:
اذْهَبْ إِلَى النَّارِ
“Silahkan kalian pergi ke neraka” Dan keluarkan orang-orang yang kalian kenal yang mengucapkan أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ, yang mentauhidkan Allah, keluarkan mereka dari api neraka. Maka mereka pun mengeluarkan teman-temannya, saudara-saudaranya dari api neraka dengan izin dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Karena itu, siapapun di antara kita yang ingin mendapatkan syafa’at Rasulullah dengan izin dari Allah, maka penuhilah syaratnya. Yaitu kita tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga, menjauhkan berbagai macam kesyirikan-kesyirikan yang itu merupakan dosa yang terbesar, yang tak akan pernah Allah ampuni.
(Baca juga : Tak Perlu Khawatir, Bank Syariah Dilebur Layanan Nasabah Tetap Sama )
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا ﴿٤٨﴾
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa : 48)
Adapun syirik, Allah tak akan pernah mengampuni pelakunya apabila ia wafat di atasnya. Dan selama-lamanya ia tidak akan pernah masuk ke dalam surga. Allah mengatakan:
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّـهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّـهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,” (QS. Al-Maidah : 72)
(Baca juga : Antisipasi Demo, 8 KA Jarak Jauh Keberangkatan Stasiun Gambir Berhenti di Jatinegara )
Demikianlah, meminta syafa’at hanyalah kepada Allah. Kita senantiasa berusaha mendapatkan syafa’at dengan cara menjalankan syariat-syariat Allah dan mengikuti Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Wallahu A'lam
(wid)