Syafa'atul Uzhma saat di Padang Mahsyar: Syafaat untuk Semua Umat Manusia
loading...
A
A
A
Cinta Rasulullah SAW kepada umatnya amatlah besar. Bukan hanya di dunia saja, melainkan juga di akhirat. Pada saat di Padang Mahsyar , saat semua orang kebingungan ke mana mereka harus meminta pertolongan, mereka dalam keadaan telanjang, tidak bersandal, tidak berkhitan, matahari didekatkan, mereka pergi kepada para Nabi.
Mereka pergi kepada Nabi Adam , Nuh , Ibrahim , Musa , dan Isa meminta agar para nabi ini memberikan syafaat memohonkan kepada Allah agar disegerakan hisab. "Tapi semua para nabi tersebut tidak bisa memberikan syafaat," tulis Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul "Bersanding dengan Nabi di Surga".
Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad SAW , maka beliau langsung bersujud kepada Allah, merengek, memohon dan bermunajat kepada-Nya memintakan syafaat untuk manusia saat itu, beliau tidak mengangkat kepalanya sampai Allah menyuruhnya. Lalu Allah SWT mengatakan:
“Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah niscaya permintaanmu akan dipenuhi. Berilah syafaat.”
Rasulullah SAW berkata: “Umatku Ya Allah, Umatku Ya Allah.”
Allah SWT berkata: “Wahai Muhammad masukkanlah ke surga dari kalangan umatmu tanpa hisab dari pintu kanan surga”. (HR Bukhari: 4712 dan Muslim: 194)
Inilah yang disebut dengan Syafa’atul Uzhma yaitu syafaat untuk semua umat manusia yang khusus dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
Lihatlah, bagaimana yang pertama kali diingat oleh Nabi SAW saat diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi syafaat adalah umatnya.
Menurut Abu Ubaidah, ini menunjukkan cinta Nabi Muhammad SAW kepada umatnya bukan hanya saat beliau hidup di dunia saja tapi juga saat di akhirat pada situasi yang sangat kritis dan genting. Yang dipikirkan oleh beliau SAW adalah umatnya.
Bahkan saat Shirath (jembatan di atas neraka) dibentangkan, semua manusia melewatinya, ada orang yang jatuh, ada yang bisa lari, ada yang merangkak, ada pula yang berjalan biasa, maka setiap nabi termasuk Nabi Muhammad SAW mendo’akan umatnya.
Beliau berdo’a: “Ya Allah selamatkan umatku, Ya Allah selamatkan umatku.” (HR. Bukhari: 806)
Mereka pergi kepada Nabi Adam , Nuh , Ibrahim , Musa , dan Isa meminta agar para nabi ini memberikan syafaat memohonkan kepada Allah agar disegerakan hisab. "Tapi semua para nabi tersebut tidak bisa memberikan syafaat," tulis Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul "Bersanding dengan Nabi di Surga".
Akhirnya mereka datang kepada Nabi Muhammad SAW , maka beliau langsung bersujud kepada Allah, merengek, memohon dan bermunajat kepada-Nya memintakan syafaat untuk manusia saat itu, beliau tidak mengangkat kepalanya sampai Allah menyuruhnya. Lalu Allah SWT mengatakan:
Baca Juga
“Wahai Muhammad, angkat kepalamu, mintalah niscaya permintaanmu akan dipenuhi. Berilah syafaat.”
Rasulullah SAW berkata: “Umatku Ya Allah, Umatku Ya Allah.”
Allah SWT berkata: “Wahai Muhammad masukkanlah ke surga dari kalangan umatmu tanpa hisab dari pintu kanan surga”. (HR Bukhari: 4712 dan Muslim: 194)
Inilah yang disebut dengan Syafa’atul Uzhma yaitu syafaat untuk semua umat manusia yang khusus dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
Lihatlah, bagaimana yang pertama kali diingat oleh Nabi SAW saat diberi kesempatan oleh Allah untuk memberi syafaat adalah umatnya.
Menurut Abu Ubaidah, ini menunjukkan cinta Nabi Muhammad SAW kepada umatnya bukan hanya saat beliau hidup di dunia saja tapi juga saat di akhirat pada situasi yang sangat kritis dan genting. Yang dipikirkan oleh beliau SAW adalah umatnya.
Bahkan saat Shirath (jembatan di atas neraka) dibentangkan, semua manusia melewatinya, ada orang yang jatuh, ada yang bisa lari, ada yang merangkak, ada pula yang berjalan biasa, maka setiap nabi termasuk Nabi Muhammad SAW mendo’akan umatnya.
Beliau berdo’a: “Ya Allah selamatkan umatku, Ya Allah selamatkan umatku.” (HR. Bukhari: 806)
(mhy)