Memamerkan Kecantikan Bentuk Kemunduran?

Minggu, 18 Oktober 2020 - 07:02 WIB
loading...
Memamerkan Kecantikan  Bentuk Kemunduran?
Menurut Al-Ghomidi, memamerkan kecantikan adalah termasuk perbuatan jahiliyah orang-orang tempo dulu, zaman tak berperadaban. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam Islam, salah satu bentuk penghormatan yang paling agung terhadap perempuan adalah apa yang diwajibkan oleh Allah kepadanya agar mengenakan hijab . Dengan hijab syar’i, seorang perempuan muslimah justru akan menambah dirinya semakin sopan, anggun, bersih dan suci.

Hijab akan menghalanginya dari gangguan orang-orang yang sakit hatinya, menjaganya dari serangan manusia berperilaku serigala yang selalu mengintai di sekitarnya untuk mendapatkan sesuatu yang paling berharga darinya.

(Baca juga : Inilah Hak-hak Istri Atas Suami )

Sayang, sebagian dari kaum perempuan ini yang justru meremehkan syariat Allah ini (memakai hijab).Abdul Lathif bin Hajis al-Ghomidi dalam kitab, “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, apa yang diremehkan kaum perempuan ini berarti telah melakukan dosa besar berkaitan dengan hak dirinya maupun hak masyarakat di sekitarnya.

Sebab, jika syariat ini tidak ada, pasti hawa nafsu akan semakin bergejolak, kerusakan akan semakin tersebar dan akan banyak lelaki yang terjerumus ke dalam kerusakan.

(Baca juga : Mengganti Salat Usai Haid, Bagaimana Aturannya? )

Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat (yaitu) suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi, di mana dengan cemeti tersebut, dia memukuli manusia; dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, dan kepala mereka seperti punuk onta yang berlenggak lenggok. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium baunya. Padahal baunya dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (Shahih Muslim (III/1339) (2128)

Menurut Al-Ghomidi, memamerkan kecantikan (tabarruj) adalah termasuk perbuatan jahiliyah orang-orang tempo dulu, termasuk bentuk kemunduran dan kembali ke zaman tak berperadaban. Mengapa engkau kembali lagi ke zaman kegelapan, wahai orang yang telah diterangi jalannya oleh Allah dengan cahaya syariat Islam !

Allah Ta'ala berfirman,

وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

"Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya (QS.Al-Ahzab : 33)

(Baca juga : Buronan Cai Changpan Ditemukan Tewas Gantung Diri di Hutan Jasinga )

Dari Ummu Salamah radhiyallahu'anha diriwayatkan bahwa ia berkata, Ketika turun firman Allah :

يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ

"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (al-Ahzab : 59), maka para wanita kaum Anshar keluar dari rumah mereka seolah-olah di kepala mereka ada burung gagak hitam karena kain kerudung mereka (Shahih Sunan Abi Dawud, (II/773) (3456)

(Baca juga : Guys, Simak Nih 10 Tips Ampuh Memulai Bisnis Baru )

juga hadis dari Aisyah radhiyallahu'anha diriwayatkan bahwa ia berkata- : Semoga Allah merahmati wanita-wanita kaum Muhajirin yang pertama. Pasalnya, ketika turun firman Allah,

وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ

"Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka … (Qs. An-Nuur : 31), maka segera saja mereka menyobek kain korden-dalam riwayat lain disebutkan, kain yang tebal-, kemudian mereka menjadikannya sebagai kerudung (Shahih Sunan Abi Dawud (II/733) (3457)

(Baca juga : Prof Rochmat Wahab, Akademisi NU yang Menjadi Salah Satu Tokoh Sentral KAMI )
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1642 seconds (0.1#10.140)