Ternyata Orang Eropa Tak Kenal Mandi Kecuali Setelah Dikenalkan Islam
loading...
A
A
A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Budaya mandi menggunakan sabun dan sikat gigi (siwak) merupakan budaya bersih yang diajarkan Islam. Berkat ajaran Islam inilah orang Eropa baru mengenal budaya mandi.
Dulu, sebelum berjumpa dengan orang Muslim , orang Eropa tak punya budaya mandi. Mandi bagi orang Eropa dulu dianggap tabu, bahkan orang yang mandi dianggap sebagai pertanda telah melakukan perselingkuhan.
Kisah perkenalan orang Eropa dengan kebiasaan mandi secara teratur terjadi ketika pasukan Islam masuk ke wilayah Eropa dari wilayah Spanyol pada abad ke 8 Masehi. Di sanalah mereka berkenalan dan berjumpa dengan orang-orang Muslim yang mereka sebut sebagai orang "Moor" (orang dari Selatan). Sebab kebanyakan pasukan muslim berasal dari kekhalifahan Turki Utsmani. (Baca Juga: Muslim Rusia Terbesar di Eropa)
Kebiasaan orang Muslim mandi inilah yang kemudian dikenal dengan istilah yang kini familiar dengan 'mandi Turki'. Di ibu kota kekahalifahan Utsmani inilah pertama kali orang mengenal tempat pemandian umum.
Bayangkan jika seseorang tidak mandi selama satu minggu. Orang Eropa mengenal mandi hanya beberapa kali dalam hidupnya. Maka tak heran mereka malu ketika berjumpa dengan orang Muslim . Mereka malu karena orang yang ditemui kala itu selalu tutup hidung karena bau badannya.
Tsar Rusia menggambarkan Raja Prancis, Louis XIV "Baunya lebih kotor daripada bau binatang buas." Dan salah satu pelayan bernama de Montespam membasahi dirinya dalam baskom berisi parfum, sehingga dia tidak akan mencium aroma raja.
Orang Rusia sendiri dijelaskan oleh musafir Ahmed bin Fadlan "Ciptaan Tuhan yang paling kotor yang tidak terhindari air seni atau kotoran" dan Tsar Peter Rusia kencing di dinding istana di hadapan orang-orang."
Ratu Isabella, orang pertama yang membunuh Muslim di Andalusia, hanya mandi dalam hidupnya dua kali! Dan ia menghancurkan pemandian Andalusia.
Raja Philip II dari Spanyol melarang mandi di negaranya, dan putrinya Isabel II bersumpah bahwa dia tidak akan mengganti pakaian dalamnya sampai pengepungan sebuah kota selesai yang berlangsung tiga tahun; dan dia mati karena itu!
Ini tentang bangsawan, belum lagi rakyat jelata! Dan memang, kala itu orang Eropa karena jarang mandi bau badannya tercium busuk. Tak hanya itu, rambut mereka juga tak terurus dan mereka tak mengenal budaya gosok gigi. Budaya gosok gigi juga dari budaya orang Muslim yang telah mengenal membersihkan gigi dengan kayu siwak (miswak).
Pada titik inilah orang Eropa mengenal gosok gigi setelah makan. Orang-orang Islam memperkenalkan siwak, yang terbuat dari ranting pohon Miswak yang wangi dan sekaligus menjadi bahan pasta gigi. Satu ujungnya dipukul-pukul sehingga membentuk mata sapu kecil. Itulah yang digunakan menggosok gigi.
Masa itu, orang-orang Eropa membersihkan mulut setelah makan hanya dengan kumur-kumur. Dan orang Eropa baru produksi pasti gigi pada abad 18.
Bahkan, bahan dasar sabun saat itu terbuat dari nabati, seperti minyak zaitun serta minyak aroma. Kedua bahan tadi pertama kali diproduksi para kimiawan Muslim di era kekhalifahan. Formula utama pembuatan sabun tak pernah berubah, hanya bahan kimia sintetis yang menggantikan beberapa komponen dasar.
Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman keemasannya itu sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, dikenal pula jenis sabun cair dan sabun batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Harga sabun pada 981 M berkisar tiga dirham (koin perak) atau setara 0,3 dinar (koin emas).
Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol Islam, Abul Qasim al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M). Ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental al-Tasreef.
Dan memang orang Eropa biasanya tak bisa menyembunyikan bau badan mereka karena jarang mandi. Orang Eropa kelas bangsawan berusaha menyembunyikan bau badannya dengan menyemprotkan cairan pewangi ke tubuh mereka.
Parfum di sana adalah barang mewah yang dipakai kalangan orang Istana saja. Para pangeran dan putri tutupi bau badannya dengan parfum. Maka, di sinilah parfum yang terkenal di Eropa adalah parfum yang biasa dipakai oleh kalangan para bangsawan istana. Parfum yang dipakai kalangan bangsawan Prancis, misalnya terkenal sampai sekarang sebagai parfum buatan Paris yang bermutu dan harganya dari dahulu memang mahal.
Parfum Prancis yang menjadi terkenal di Paris, diciptakan untuk membanjiri baunya mereka. Disebabkan kotoran mereka itu, penyakit menyebar di dalamnya disambut Wabah yang datang dan membunuh setengah atau sepertiga dari mereka setiap periode.
Sejarawan Prancis Dribard berkata: "Kami orang Eropa berhutang budi kepada Muslim untuk mendapatkan penyebab kesejahteraan dalam kehidupan publik kami. Muslim mengajari kami cara menjaga kebersihan tubuh. Mereka tidak seperti orang Eropa yang tidak mengganti pakaian mereka sampai menjadi kotor dan berbau tidak sedap, jadi kami mulai meniru mereka dengan melepas pakaian kami dan mencucinya."
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an
Budaya mandi menggunakan sabun dan sikat gigi (siwak) merupakan budaya bersih yang diajarkan Islam. Berkat ajaran Islam inilah orang Eropa baru mengenal budaya mandi.
Dulu, sebelum berjumpa dengan orang Muslim , orang Eropa tak punya budaya mandi. Mandi bagi orang Eropa dulu dianggap tabu, bahkan orang yang mandi dianggap sebagai pertanda telah melakukan perselingkuhan.
Kisah perkenalan orang Eropa dengan kebiasaan mandi secara teratur terjadi ketika pasukan Islam masuk ke wilayah Eropa dari wilayah Spanyol pada abad ke 8 Masehi. Di sanalah mereka berkenalan dan berjumpa dengan orang-orang Muslim yang mereka sebut sebagai orang "Moor" (orang dari Selatan). Sebab kebanyakan pasukan muslim berasal dari kekhalifahan Turki Utsmani. (Baca Juga: Muslim Rusia Terbesar di Eropa)
Kebiasaan orang Muslim mandi inilah yang kemudian dikenal dengan istilah yang kini familiar dengan 'mandi Turki'. Di ibu kota kekahalifahan Utsmani inilah pertama kali orang mengenal tempat pemandian umum.
Bayangkan jika seseorang tidak mandi selama satu minggu. Orang Eropa mengenal mandi hanya beberapa kali dalam hidupnya. Maka tak heran mereka malu ketika berjumpa dengan orang Muslim . Mereka malu karena orang yang ditemui kala itu selalu tutup hidung karena bau badannya.
Tsar Rusia menggambarkan Raja Prancis, Louis XIV "Baunya lebih kotor daripada bau binatang buas." Dan salah satu pelayan bernama de Montespam membasahi dirinya dalam baskom berisi parfum, sehingga dia tidak akan mencium aroma raja.
Orang Rusia sendiri dijelaskan oleh musafir Ahmed bin Fadlan "Ciptaan Tuhan yang paling kotor yang tidak terhindari air seni atau kotoran" dan Tsar Peter Rusia kencing di dinding istana di hadapan orang-orang."
Ratu Isabella, orang pertama yang membunuh Muslim di Andalusia, hanya mandi dalam hidupnya dua kali! Dan ia menghancurkan pemandian Andalusia.
Raja Philip II dari Spanyol melarang mandi di negaranya, dan putrinya Isabel II bersumpah bahwa dia tidak akan mengganti pakaian dalamnya sampai pengepungan sebuah kota selesai yang berlangsung tiga tahun; dan dia mati karena itu!
Ini tentang bangsawan, belum lagi rakyat jelata! Dan memang, kala itu orang Eropa karena jarang mandi bau badannya tercium busuk. Tak hanya itu, rambut mereka juga tak terurus dan mereka tak mengenal budaya gosok gigi. Budaya gosok gigi juga dari budaya orang Muslim yang telah mengenal membersihkan gigi dengan kayu siwak (miswak).
Pada titik inilah orang Eropa mengenal gosok gigi setelah makan. Orang-orang Islam memperkenalkan siwak, yang terbuat dari ranting pohon Miswak yang wangi dan sekaligus menjadi bahan pasta gigi. Satu ujungnya dipukul-pukul sehingga membentuk mata sapu kecil. Itulah yang digunakan menggosok gigi.
Masa itu, orang-orang Eropa membersihkan mulut setelah makan hanya dengan kumur-kumur. Dan orang Eropa baru produksi pasti gigi pada abad 18.
Bahkan, bahan dasar sabun saat itu terbuat dari nabati, seperti minyak zaitun serta minyak aroma. Kedua bahan tadi pertama kali diproduksi para kimiawan Muslim di era kekhalifahan. Formula utama pembuatan sabun tak pernah berubah, hanya bahan kimia sintetis yang menggantikan beberapa komponen dasar.
Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman keemasannya itu sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, dikenal pula jenis sabun cair dan sabun batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Harga sabun pada 981 M berkisar tiga dirham (koin perak) atau setara 0,3 dinar (koin emas).
Resep pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang dokter terkemuka dari Andalusia, Spanyol Islam, Abul Qasim al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M). Ahli kosmetik ini memaparkan tata cara membuat sabun dalam kitabnya yang monumental al-Tasreef.
Dan memang orang Eropa biasanya tak bisa menyembunyikan bau badan mereka karena jarang mandi. Orang Eropa kelas bangsawan berusaha menyembunyikan bau badannya dengan menyemprotkan cairan pewangi ke tubuh mereka.
Parfum di sana adalah barang mewah yang dipakai kalangan orang Istana saja. Para pangeran dan putri tutupi bau badannya dengan parfum. Maka, di sinilah parfum yang terkenal di Eropa adalah parfum yang biasa dipakai oleh kalangan para bangsawan istana. Parfum yang dipakai kalangan bangsawan Prancis, misalnya terkenal sampai sekarang sebagai parfum buatan Paris yang bermutu dan harganya dari dahulu memang mahal.
Parfum Prancis yang menjadi terkenal di Paris, diciptakan untuk membanjiri baunya mereka. Disebabkan kotoran mereka itu, penyakit menyebar di dalamnya disambut Wabah yang datang dan membunuh setengah atau sepertiga dari mereka setiap periode.
Sejarawan Prancis Dribard berkata: "Kami orang Eropa berhutang budi kepada Muslim untuk mendapatkan penyebab kesejahteraan dalam kehidupan publik kami. Muslim mengajari kami cara menjaga kebersihan tubuh. Mereka tidak seperti orang Eropa yang tidak mengganti pakaian mereka sampai menjadi kotor dan berbau tidak sedap, jadi kami mulai meniru mereka dengan melepas pakaian kami dan mencucinya."