Nasehat Syaikh Abdul Qadir tentang Cara Mencapai Kebahagiaan

Senin, 23 November 2020 - 11:31 WIB
loading...
Nasehat Syaikh Abdul Qadir tentang Cara  Mencapai Kebahagiaan
Ilustrasi/Ist
A A A
SYAIKH Abdul Qadir Al-Jilani menasehatkan tentang kunci kebahagiaan . "Engkau menginginkan agar kebahagiaan dan kedamaian terlimpahkan kepadamu, padahal kau masih berupaya membinasakan hewanimu, harapan akan balasan di dunia ini dan di akhirat , dan hal ini masih bersemayam dalam dirimu?" ujarnya dalam kitabnya yang berjudul Futuh Al-Ghaib . ( )

Kemudian beliau berseru: "Wahai yang terburu-buru! Berhenti dan berjalanlah perlahan-lahan. Wahai yang berharap! Pintu tertutup selama keadaan ini masih berlangsung."

Beliau lalu mengingatkan bahwa sesungguhnya beberapa sisa dari hal-hal ini masih ada padamu, dan beberapa butir kecilnya masih bersemayam dalam dirimu. "Itulah kontrak kebebasan seorang hamba sahaya; selagi masih ada satu sen pun padanya, kau tertutup darinya," tuturnya.

"Selama kau masih menghisap biji kurma dari dunia ini, dari hawa nafsu , maksud dan kerinduanmu, dari memperhatikan sesuatu dari dunia ini, dari mengupayakan sesuatu pun darinya, atau mencintai sesuatu keuntungan duniawi atau akhirat – selama hal-hal ini masih bersemayam dalam dirimu, kau masih berada di pintu peluruhan diri," lanjutnya. ( )

Berhentilah di sini, sampai peluruhan dirimu sempurna, lalu kau dikeluarkan dari tempat peleburan, dan kau terbusanai, terhiasi dan menjadi harum, lalu kau dibawa kepada Raja nan agung dan berkata: “Sesungguhnya kamu pada sisi Kami menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya.” (QS 12:54)

Maka kau dianugerahi limpahan nikmat, dibelai dengan rahmat-Nya, diberi miniman, didekatkan, dan diberi pengetahuan tentang yang rahasia. Kemudian kau terbebaskan dari kebutuhan, karena yang diberikan kepadamu berasal dari hal-hal ini dan terbebaskan dari kebutuhan segala suatu.

Tidakkah kau lihat kepingan emas , yang beraneka ragam yang beredar pagi dan petang, di tangan para penjual obat, tukang jagal, penjual makanan, penyamak, tukang minyak, pembersih dan lain-lain, baik yang bagus, rendah ataupun yang kotor? ( )

Kemudian kepingan-kepingan ini dikumpulkan dan memasukkan ke dalam tempat peleburan logam; lalu kepingan-kepingan ini meleleh dalam kobaran api, dikeluarkan darinya, ditempa dan dijadikan hiasan-hiasan, diperhalus, diperindah, dan kemudian ditempatkan di tempat-tempat terbaik, rumah-rumah, di balik kunci, dalam kotak-kotak, tempat-tempat gelap, atau dijadikan hiasan sebuah jembatan, dan kadang jembatan seorang raja besar.

Dengan demikian, kepingan-kepingan emas itu berlalu dari tangan para penyamak ke hadapan para raja dan istana setelah dilebur dan ditempa. Dengan begini, duhai yang beriman, jika kau senantiasa bersabar dengan karunia-Nya, dan berpasrah terhadap takdirNya, maka kau akan didekatkan kepada Tuhanmu di dunia ini, dikaruniai pengetahuan tentang-Nya dan segala pengetahuan serta rahasia, dan akan dikaruniai tempat damai di akhirat bersama dengan para Nabi, shiddiq, syahid dan shalih dalam kedekatan Allah, dalam rumah-Nya, dan dekat dengan-Nya, sembari mereguk kasih-sayang-Nya.

"Maka dari itu, bersabarlah, jangan terburu-buru, ridhalah senantiasa dengan takdir-Nya, dan jangan mengeluh terhadap-Nya. Jika kau lakukan yang demikian, maka kau akan merasakan kesejukan ampunan-Nya, lezatnya pengetahuan tentang-Nya, kelembutan dan karunia-Nya," demikian Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani. ( )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2806 seconds (0.1#10.140)