Ini Mengapa Kemiskinan Mendekatkan kepada Kekafiran Menurut Syaikh Abdul Qadir

Selasa, 24 November 2020 - 09:45 WIB
loading...
Ini Mengapa Kemiskinan Mendekatkan kepada Kekafiran Menurut Syaikh Abdul Qadir
Poster Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani/Foto/Ilustrasi/Shopee
A A A
RASULULLAH SAW bersabda: “ Kemiskinan mendekatkan kepada kekafiran.”

Hamba yang beriman kepada Allah dan memasrahkan segala urusannya kepada-Nya, diberi kemudahan oleh Allah dan keyakinan teguh bahwa apapun yang akan datang kepadanya, akan sampai kepadanya, dan apa pun yang tak mencapainya, takkan datang kepadanya, dan bahwa: “Barangsiapa patuh kepada Allah, Ia berikan baginya jalan keluar dan rizki yang tak disangka-sangkanya dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS 65:2-3)

Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitabnya Futuh Al-Ghaib mengatakan ia berkata begitu kala ia dalam kemudahan dan kesenangan; lalu Allah mengujinya dengan musibah dan kemiskinan; maka ia berdoa dengan penuh kerendahdirian; tapi Ia tak mengabulkannya. ( )

Maka, ujar Syaikh Abdul Qadir, sabda Nabi Muhammad SAW “Kemiskinan mendekatkan kepada kekafiran,” berlaku.

Maka Allah bermurah kepadanya. Ia sirnakan darinya segala yang merundungnya, terus memberinya kesenangan, kelimpah-ruahan, dan daya untuk bersyukur serta memuji Allah, hingga ia menghadap-Nya.

Bila Allah ingin mengujinya, Ia kekalkan musibah-Nya padanya dan memutuskan darinya pertolongan iman. Maka ia menunjukkan kekafiran dengan menyalahkan dan menuduh Allah, dan dengan meragukan janji-Nya. Sehingga ia mati dalam keadaan tak beriman kepada Allah, mengingkari ayat-ayat-Nya, dan merasa marah kepada Tuhannya. ( )

Mengenai orang semacam ini, Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling sengsara, pada Hari Kebangkitan, ialah orang yang telah diberi kemiskinan oleh Allah di kehidupan ini, dan disiksa di akhirat. Kami berlindung kepada Allah dari hal semacam itu.”

Kemiskinan yang diperbincangkan ini ialah kemiskinan yang membuat manusia lupa kepada Allah, dan karena inilah, ia berlindung kepada-Nya.

Orang yang hendak dipilih oleh Allah, yang telah dijadikan pilihan-Nya dan pengganti para Nabi-Nya, dan yang telah dijadikan pilihan-Nya dan pengganti para Nabi-Nya, dan yang telah dijadikan sebagai penghulu para wali-Nya, manusia agung dan berilmu, perantara dan pembimbing ke arah Tuhan – kepada orang ini, Ia anugerahkan limpahan kesabaran, kepatuhan dan keterleburan dalam kehendakNya. ( )

Kemudian Ia karuniakan kepadanya limpahan rahmat-Nya sepanjang siang dan malam, sendiri atau bersama, kadang tampak, kadang tak tampak; dan menyertai inilah berbagai kelembutan, hingga akhir hayatnya. ( )
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3502 seconds (0.1#10.140)