Manusia Sempurna, Perjalanan, dengan dan Tanpa Kendaraan

Rabu, 02 Desember 2020 - 06:17 WIB
loading...
Manusia Sempurna, Perjalanan, dengan dan Tanpa Kendaraan
Ilustrasi/Ist
A A A
Berikut dinukil dari Idries Shah dalam bukunya yang berjudul The Way of the Sufi dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha dengan judul "Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat".



DESA YANG MENYENANGKAN

Mereka berkata, "Desa ini menyenangkan!"

Tetapi yang lebih menggembirakan tetaplah hati orang yang dapat mengatakan, "Aku tidak merasa senang dengan desa yang menyenangkan." (Yahya Razi)



ESENSI, PERILAKU DAN PERISTIWA


Sufisme adalah perilaku. Pada masing-masing waktu perilakunya. Bagi setiap tempat adalah perilaku. Pada setiap keadaan adalah perilaku.

Siapa pun yang mengikuti perilaku masing-masing peristiwa mencapai tujuan manusia.

Siapa pun yang tidak mengamati peraturan perilaku, jauh dari mentalitas Kedekatan (taqarrub). (Abu Hafsh)



MANUSIA SEMPURNA


Pemandu unta mempunyai rencana; dan unta mempunyai rencana sendiri.
Pemikiran terorganisir dapat berpikir dengan baik.
Pemikiran Manusia Sempurna dapat eksis dengan baik. (Rasul Shah)

Keberadaan lilin tidak untuk menerangi dirinya sendiri. (Nawab Jan-Fishari Khan)

Adalah sebuah pernyataan yang besar, menyebut diri sendiri seorang Sufi. Ingat, bagaimanapun juga aku tidak menyebut diriku demikian. (Hadrat Abul Hasan Khirqani)

Apabila engkau tidak belajar Pengetahuan Langit,
Sementara engkau tidak menginjakkan kaki di dalam 'Kedai',
Karena engkau tidak tahu keuntungan dan kerugianmu;
Bagaimana engkau akan mencapai Para Sahabat? --
Terus, terus! (Baba Tahir Uryan)



PERJALANAN, DENGAN DAN TANPA KENDARAAN


Jika engkau menempatkan dirimu ke laut, tanpa seorang pemandu, hal itu penuh bahaya, karena unsur kesalahan-kesalahan manusia yang muncul dari dalam dirinya sendiri, untuk sesuatu yang sedang muncul dari tempat lain.

Di lain pihak, jika engkau bepergian di atas laut di dalam sebuah kapal, hal ini membahayakan, karena terdapat bahaya dari alat perlengkapan pada kendaraan tersebut.

Dalam satu hal, akhir tidak diketahui, dan tidak ada petunjuk.

Dalam hal lain, kekayaan menjadi tujuan, dan tidak ada kedatangan. (Niffari)

Amatilah bahwa hal-hal yang dianggap benar saat ini, adalah dianggap tidak mungkin kemarin. Sesuatu yang dianggap salah hari ini, adalah sesuatu yang akan dipandang benar esoknya. (Hudzaifah)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3087 seconds (0.1#10.140)