Selain Merupakan Sifat Para Nabi, Inilah Manfaat Dahsyat Bersyukur
loading...
A
A
A
Ketika seseorang merasa bersyukur atas segala hal yang dimiliki dalam hidup , maka dia cenderung merasa puas dengan segala situasi yang terjadi di dalam kehidupan . Sederhananya, manusia tidak akan pernah membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain yang mungkin terlihat lebih “wah” atau “lebih indah”.
Orang-orang yang merasa bersyukur dalam hidupnya akan menjauhi segala hal yang berbau “Hedonisme”, mereka tidak perlu untuk membeli mobil mahal hanya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya mampu. Dengan bersyukur manusia akan terus merasa bahagia dan puas dengan kehidupannya dalam jangka panjang. Kepuasan akan terus meningkat ketika kita terus bersyukur atas segala hal yang ada di dalam hidup kita.
(Baca juga : Sosok Siti Aminah, Perempuan Mulia Ibunda Nabi SAW )
Ibnul Qayyim mengatakan dalam Madarijus Salikin :
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.”
Bersyukur atau syukur, sebenarnya banyak disebutkan dalam Al-Qur'an. Sebagai muslim kita diperintahkan untuk pandai bersyukur atas semua karunia dan nikmat yang telah Allah Ta'ala berikan. Perintah bersyukur ini, Allah perintahkan dalam firmannya :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
(Baca juga: Ibu Adalah Karomah bagi Anak-anaknya )
Begitu juga Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur ialah manusia yang paling qanaah (menerima pemberian Allah) dalam kehidupannya. Sedangkan manusia yang paling kufur adalah manusia yang rakus dan tamak. Karena orang yang rakus itu tak pernah menikmati yang sudah ia terima, tapi ia masih terus berangan-angan terhadap apa yang belum ia miliki.
Padahal dengan bersyukur maka Allah juga menjanjikan banyak ganjaran bagi mereka yang senantias bersyukur. Seperti akan menambah nikmat di atas kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud bisa berbentuk zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan salat, ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti.
(Baca juga: Inilah Sayembara Setan : Memisahkan Antara Suami Istri )
1. Ditambahkan nikmatnya
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).
Di samping itu, nikmat Allah bukan hanya seputar harta dan penampilan, namun juga dapat berupa dihindari dari marabahaya, penyakit fisik maupun psikis, mendapat perlindungan dari gangguan manusia, jin serta binatang. Bahkan juga termasuk perlindungan dari kekufuran, kemusyrikan, dan bid’ah.
2. Dilipatgandakan pahalanya
Bukan cuma nikmatnya, Allah juga akan menambah pahala orang-orang yang senantiasa bersyukur dengan kondisi yang mereka alami.
(Baca juga: Terpilih Jadi Menparekraf, Ini Besaran Harta Kekayaan Sandiaga Uno )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Orang yang menyantap makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya. Orang yang sehat yang mensyukuri kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung penderitaan (jasmani)-nya dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia mendapat pahala yang sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu Hurairah dan al-Qudha’i)
3. Diampuni dosa-dosanya
Tak hanya ditambahkan nikmatnya, orang-orang yang bersyukur juga akan diampuni dosa-dosanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
“Allah Subhanahu wa ta’ala tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah SWT akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
(Baca juga: Unsur Kayu dalam Furnitur Akan Tetap Jadi Tren Desain 2021 )
4. Disayang oleh Allah
Rasulullah bersabda, “Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur.” (HR. Abu Dawud).
Muslimah, sebenarnya musibah (bala’) tidak akan pernah muncul ketika seseorang selalu merasa bersyukur. Karena apapun yang diterimanya dia akan merasa bahwa itu adalah yg terbaik baginya, sehingga ia bersyukur atasnya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Ta'ala:
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS.An-Nisa: 147)
(Baca juga : Puncak Bogor Mendadak Macet, Ada Apa? )
Allah tidak akan menyiksa (menimpakan musibah) jika kita bersyukur dan beriman. Oleh karena itu selalu ingatlah kepada Allah dan bersyukurlah, jangan kufur nikmat. Demikian seperti firman-Nya berikut:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)
Ketika kita mengingat-ingat nikmat Allah sebenarnya nikmat tersebut tak terhingga jumlahnya.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Dengan demikian, meskipun sulit, hendaknya kita selalu berusaha bersyukur dengan kondisi yang ditakdirnya kepada kita. Ketahuilah bahwa nikmat Allah sangatlah banyak dan tak terhitung jumlahnya. Jangan sampai karena banyaknya nikmat tersebut, kita jadi menganggap enteng dan berakhir kufur.
(Baca juga : Dubai Hadirkan Penonton di Kualifikasi Australia Terbuka 2021 )
selain itu, senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat Allah, walau cobaan datang dan rintangan menghadang, adalah merupakan sifat para Nabi dan Rasul Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘Alaihissalam,
ذرية من حملنا مع نوح إنه كان عبدا شكور
“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3).
Allah Ta’ala menceritakan sifat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:
إن إبراهيم كان أمة قانتا لله حنيفا ولم يك من المشركين* شاكرا لأنعمه اجتباه وهداه إلى صراط مستقيم
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” (QS. An-Nahl: 120-121).
Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga.
(Baca juga : Hari Ini Landai, Besok Diperkirakan Puncak Arus Mudik Natal )
Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiyallahu’anha :
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ، إذا صلَّى ، قام حتى تفطَّر رجلاه . قالت عائشةُ : يا رسولَ اللهِ ! أتصنعُ هذا ، وقد غُفِر لك ما تقدَّم من ذنبك وما تأخَّرَ ؟ فقال ” يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
Orang-orang yang merasa bersyukur dalam hidupnya akan menjauhi segala hal yang berbau “Hedonisme”, mereka tidak perlu untuk membeli mobil mahal hanya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya mampu. Dengan bersyukur manusia akan terus merasa bahagia dan puas dengan kehidupannya dalam jangka panjang. Kepuasan akan terus meningkat ketika kita terus bersyukur atas segala hal yang ada di dalam hidup kita.
(Baca juga : Sosok Siti Aminah, Perempuan Mulia Ibunda Nabi SAW )
Ibnul Qayyim mengatakan dalam Madarijus Salikin :
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.”
Bersyukur atau syukur, sebenarnya banyak disebutkan dalam Al-Qur'an. Sebagai muslim kita diperintahkan untuk pandai bersyukur atas semua karunia dan nikmat yang telah Allah Ta'ala berikan. Perintah bersyukur ini, Allah perintahkan dalam firmannya :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
(Baca juga: Ibu Adalah Karomah bagi Anak-anaknya )
Begitu juga Rasullullah Shalallahu alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa orang yang paling bersyukur ialah manusia yang paling qanaah (menerima pemberian Allah) dalam kehidupannya. Sedangkan manusia yang paling kufur adalah manusia yang rakus dan tamak. Karena orang yang rakus itu tak pernah menikmati yang sudah ia terima, tapi ia masih terus berangan-angan terhadap apa yang belum ia miliki.
Padahal dengan bersyukur maka Allah juga menjanjikan banyak ganjaran bagi mereka yang senantias bersyukur. Seperti akan menambah nikmat di atas kenikmatan yang telah diberikan-Nya pada kita. Tambahan nikmat yang dimaksud bisa berbentuk zahir (seperti harta yang bertambah), ataupun batin misal: ketentraman hati, kebahagiaan keluarga, kekhusyuan salat, ataupun nikmat-nikmat yang nanti akan kita terima di akherat nanti.
(Baca juga: Inilah Sayembara Setan : Memisahkan Antara Suami Istri )
1. Ditambahkan nikmatnya
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).
Di samping itu, nikmat Allah bukan hanya seputar harta dan penampilan, namun juga dapat berupa dihindari dari marabahaya, penyakit fisik maupun psikis, mendapat perlindungan dari gangguan manusia, jin serta binatang. Bahkan juga termasuk perlindungan dari kekufuran, kemusyrikan, dan bid’ah.
2. Dilipatgandakan pahalanya
Bukan cuma nikmatnya, Allah juga akan menambah pahala orang-orang yang senantiasa bersyukur dengan kondisi yang mereka alami.
(Baca juga: Terpilih Jadi Menparekraf, Ini Besaran Harta Kekayaan Sandiaga Uno )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Orang yang menyantap makanan dengan rasa syukur, maka dia diberi pahala, seperti orang yang berpuasa menjaga dirinya. Orang yang sehat yang mensyukuri kesehatannya, maka dia diberi pahala, orang yang menanggung penderitaan (jasmani)-nya dengan sabar. Dan orang yang memberikan dengan rasa syukur, maka dia mendapat pahala yang sama dengan orang yang menanggung kerugian dari menjaga diri”. (H.R Abu Hurairah dan al-Qudha’i)
3. Diampuni dosa-dosanya
Tak hanya ditambahkan nikmatnya, orang-orang yang bersyukur juga akan diampuni dosa-dosanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
“Allah Subhanahu wa ta’ala tidak memberi suatu nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengucapkan Alhamdulillah, kecuali Allah menilai ia telah mensyukuri nikmat itu. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah yang kedua, maka Allah SWT akan memberinya pahala yang baru lagi. Apabila dia mengucapkan Alhamdulillah untuk yang ketiga kalinya, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Hakim dan Baihaqi)
(Baca juga: Unsur Kayu dalam Furnitur Akan Tetap Jadi Tren Desain 2021 )
4. Disayang oleh Allah
Rasulullah bersabda, “Jika engkau tidak mampu membalasnya maka doakan dia hingga engkau merasa bahwa engkau telah mensyukuri kebaikan tersebut, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa ta’ala sangat cinta kepada orang-orang yang bersyukur.” (HR. Abu Dawud).
Muslimah, sebenarnya musibah (bala’) tidak akan pernah muncul ketika seseorang selalu merasa bersyukur. Karena apapun yang diterimanya dia akan merasa bahwa itu adalah yg terbaik baginya, sehingga ia bersyukur atasnya. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Ta'ala:
“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS.An-Nisa: 147)
(Baca juga : Puncak Bogor Mendadak Macet, Ada Apa? )
Allah tidak akan menyiksa (menimpakan musibah) jika kita bersyukur dan beriman. Oleh karena itu selalu ingatlah kepada Allah dan bersyukurlah, jangan kufur nikmat. Demikian seperti firman-Nya berikut:
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)
Ketika kita mengingat-ingat nikmat Allah sebenarnya nikmat tersebut tak terhingga jumlahnya.
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)
Dengan demikian, meskipun sulit, hendaknya kita selalu berusaha bersyukur dengan kondisi yang ditakdirnya kepada kita. Ketahuilah bahwa nikmat Allah sangatlah banyak dan tak terhitung jumlahnya. Jangan sampai karena banyaknya nikmat tersebut, kita jadi menganggap enteng dan berakhir kufur.
(Baca juga : Dubai Hadirkan Penonton di Kualifikasi Australia Terbuka 2021 )
selain itu, senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat Allah, walau cobaan datang dan rintangan menghadang, adalah merupakan sifat para Nabi dan Rasul Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘Alaihissalam,
ذرية من حملنا مع نوح إنه كان عبدا شكور
“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3).
Allah Ta’ala menceritakan sifat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:
إن إبراهيم كان أمة قانتا لله حنيفا ولم يك من المشركين* شاكرا لأنعمه اجتباه وهداه إلى صراط مستقيم
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” (QS. An-Nahl: 120-121).
Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga.
(Baca juga : Hari Ini Landai, Besok Diperkirakan Puncak Arus Mudik Natal )
Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiyallahu’anha :
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ ، إذا صلَّى ، قام حتى تفطَّر رجلاه . قالت عائشةُ : يا رسولَ اللهِ ! أتصنعُ هذا ، وقد غُفِر لك ما تقدَّم من ذنبك وما تأخَّرَ ؟ فقال ” يا عائشةُ ! أفلا أكونُ عبدًا شكورًا
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu A'lam
(wid)