Korban Pesawat Jatuh Insya Allah Mendapat Status Syahid

Minggu, 10 Januari 2021 - 10:35 WIB
loading...
Korban Pesawat Jatuh...
Tim SAR TNI AL menemukan serpihan pesawat yaitu bagian tangga darurat Pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Foto/dok SINDOnews
A A A
Musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Perairan Kepulauan Seribu pada kemarin siang (9/1/2021) menyisakan duka mendalam bagi banyak pihak terutama keluarga korban. Pencarian korban pesawat rute Jakarta-Pontianak itu masih terus dilakukan oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dibantu petugas lainnya.

Keluarga korban tentu berharap keluarganya selamat dari kecelakaan itu. Namun, jika Allah berkehendak lain maka tidak ada sikap terbaik kecuali bersabdar dan berserah diri kepada Allah sembari mengucap kalimat istrija. Sebagaimanya firman-Nya:
ٱلَّذِينَ إِذَ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌۭ قَالُوا۟ إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). (Al-Baqarah Ayat 156)

(Baca Juga: Cari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Basarnas Gunakan Tiga Metode Ini)

Allah menjanjikan pahala tak terkira bagi mereka yang bersabar sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". (QS. Az-Zumar: Ayat 10)

Pahala Syahid
Bagi keluarga korban yang kehilangan keluarganya tidak perlu sedih berlebihan karena tidaklah Allah memberi musibah kepada seseoarang kecuali atas izin-Nya. Dan Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupan-Nya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم memberi kabar gembira lewat sabdanya bahwa umatnya yang meninggal karena tenggelam atau terlempar dari kendaraan termasuk golongan yang mati syahid. Mereka yang berstatus syahid tentu orang yang beriman, bukan yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya.

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِيقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

"Syuhada (orang-orang yang mati syahid) itu ada lima, (yaitu) 'Orang mati karena terkena penyakit tha'un (lepra); orang yang meninggal karena sakit perut; orang yang mati tenggelam; orang yang tertimpa bangunan rumah atau tembok; dan orang yang gugur di jalan Allah."

Dalam riwayat lain, dari Jabir bin 'Utaik, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: " Syahid ada tujuh macam selain gugur (terbunuh) di jalan Allah; orang yang mati karena penyakit lepra adalah syahid. Orang yang mati tenggelam adalah syahid. Orang yang mati karena penyakit perut adalah syahid. Orang yang mati terbakar adalah syahid. Orang yang mati karena tertimpa bangunan atau tembok adalah syahid. Wanita yang gugur di saat melahirkan (nifas)". (HR Imam at-Thabrani)

Nabi صلى الله عليه وسلم juga menyebutkan dalam hadisnya: "Siapa saja yang mati karena terlempar dari kendaraannya, ia adalah syahid. Siapa saja yang mati karena jatuh dari puncak gunung, atau dimangsa binatang buas, atau tenggelam di laut, maka ia syahid di sisi Allah Ta'ala". (HR Imam at-Thabrani)

Sementara Imam Abu Dawud mengetengahkan sebuah hadis Nabi: "Siapa saja yang terbunuh karena mempertahankan hartanya, maka ia mati syahid. Siapa saja yang terbunuh karena membela keluarganya, nyawanya, atau agamanya, maka ia mati syahid." (HR Abu Dawud)

Menurut Imam an-Nawawi dalam Syarh Raudhatut Thalibin, syahid dalam lima hal tersebut tidak sama cara pengurusan jenazahnya dengan orang yang mati syahid karena berperang. Jika orang yang mati syahid karena berperang tidak perlu dimandikan, maka orang yang syahid dalam keadaan tenggelam tetap diurus seperti jenazah biasa, yakni tetap dimandikan, dikafani dan lain sebagainya.

Imam Nawawi menjelaskan jenis syahid:
1. Syahid di dunia dan mendapat pahala di akhirat. Mereka adalah orang yang meninggal ketika berperang melawan kaum kafir (yang berhak diperangi). Mereka yang syahid di sini tidak dimandikan dan tidak dishalatkan.

2. Syahid dalam hal pahala. Artinya, pahalanya tidak seperti syahid jenis pertama. Contoh syahid jenis ini ialah meninggal karena melahirkan, wabah penyakit, tertimpa reruntuhan, karena tenggelam, mati karena membela hartanya dari rampasan. Mereka tetap dimandikan, dishalatkan, namun di akhirat mendapatkan pahala syahid.

Keutamaan Mati Syahid
1. Diampuni (seluruh dosanya) pada saat awal terbunuhnya.
2. Diperlihatkan di dunia tempatnya di surga.
3. Selamat dari fitnah kubur.
4. Diselamatkan dari hari yang sangat mencekam (Hari Kiamat).
5. Akan dipasangkan di atas kepalanya sebuah mahkota kebesaran dari Yaquut, yang nilainya lebih besar daripada dunia dan seisinya.
6. Akan dinikahkan dengan 72 bidadari.
7. Akan diperbolehkan memberikan syafa'at bagi 70 anggota keluarganya di akhirat kelak. (Hadis Hasan, HR At-Tirmidzi dan yang lainnya)

(Baca Juga: 4 Keutamaan Bagi Orang yang Bersabar Menghadapi Musibah)

Wallahu A'lam
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1974 seconds (0.1#10.140)