Dahsyatnya Manfaat dan Keutamaan Salat Dhuha
loading...
A
A
A
Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu ‘anhu, bahwa ia melihat satu kaum yang melakukan salat Dhuha , Zain pun berkata, “Tidakkah mereka tahu bahwa salat di waktu selain ini lebih utama, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Salat orang-orang yang bertaubat itu adalah ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan (karena matahari)." (HR. Muslim).
Tarmadhu adalah panas yang sangat (menjelang makin siang).
Makna hadis adalah salat Dhuha disebut dengan salat awwabin, yaitu salat orang-orang yang kembali kepada Allah setelah sebelumnya lalai, penuh dosa, akhirnya mengingat-Nya dan bertaubat. Dahulu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa merutinkan salat Dhuha. Boleh memuji orang yang taat selama tidak keluar dari aturan syariat. Waktu salat Dhuha yang paling afdol adalah makin panas (menjelang makin siang). Salat badiyah Maghrib (enam rakaat setelah Maghrib) ada yang menyebutnya pula dengan salat awwabin, namun hadisnya tidak shahih. Namun salat badiyah Maghrib yang dua rakaat tetap ada tuntunan karena termasuk salat sunnah rawatib yang dianjurkan dijaga. Masih boleh melakukan salat sunnah di masjid.
Sedangkan hadis dari Zaid bin Tsabit yang menyatakan “Salatlah kalian, wahai manusia, di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baiknya salat adalah salat seseorang di rumahnya, kecuali salat wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka yang dimaksud hadis Zaid ini menunjukkan afdaliyah, yaitu salat sunnah lebih afdol di rumah. Namun di masjid, tetap masih dibolehkan.
Manfaat dan Keutamaan Salat Dhuha
Dari rangkaian hadis di atas, tergambarkan bahwa banyak manfaat dan keutamaan bagi setiap muslim yang mengerjakan Salat Dhuha. Beberapa manfaat di antaranya adalah untuk memperlancarkan, melapangkan dan mempermudahkan rezeki, menghapus dosa-dosa, mendapatkan pahala salat sunnah dan masih banyak lagi.
Dinukil dari buku 'Shalat Seperti Nabi: Petunjuk Pelaksanaan Shalat Sejak Takbir Hingga Salam' karya Hasan bin Ali as-Saqqaf, disebutkan beberapa keutamaan dari Salat Dhuha ini sebagai berikut:
1. Wasiat Khusus dari Rasulullah
Salat dhuha diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk menjadi amal harian.
“Kekasihku –Rasulullah SAW- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan salat dhuha dua raka’at dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)
2. Salat Awwabin
Salat dhuha adalah salat awwabin, yakni salatnya orang-orang yang taat. Merutinkan salat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat salat Dhuha karena ia adalah salat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
3. Dua rakaat dhuha senilai 360 sedekah
“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan salat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)
4. Empat rakaat Dhuha membawa kecukupan
Tarmadhu adalah panas yang sangat (menjelang makin siang).
Makna hadis adalah salat Dhuha disebut dengan salat awwabin, yaitu salat orang-orang yang kembali kepada Allah setelah sebelumnya lalai, penuh dosa, akhirnya mengingat-Nya dan bertaubat. Dahulu sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa merutinkan salat Dhuha. Boleh memuji orang yang taat selama tidak keluar dari aturan syariat. Waktu salat Dhuha yang paling afdol adalah makin panas (menjelang makin siang). Salat badiyah Maghrib (enam rakaat setelah Maghrib) ada yang menyebutnya pula dengan salat awwabin, namun hadisnya tidak shahih. Namun salat badiyah Maghrib yang dua rakaat tetap ada tuntunan karena termasuk salat sunnah rawatib yang dianjurkan dijaga. Masih boleh melakukan salat sunnah di masjid.
Sedangkan hadis dari Zaid bin Tsabit yang menyatakan “Salatlah kalian, wahai manusia, di rumah-rumah kalian, karena sebaik-baiknya salat adalah salat seseorang di rumahnya, kecuali salat wajib.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Maka yang dimaksud hadis Zaid ini menunjukkan afdaliyah, yaitu salat sunnah lebih afdol di rumah. Namun di masjid, tetap masih dibolehkan.
Manfaat dan Keutamaan Salat Dhuha
Dari rangkaian hadis di atas, tergambarkan bahwa banyak manfaat dan keutamaan bagi setiap muslim yang mengerjakan Salat Dhuha. Beberapa manfaat di antaranya adalah untuk memperlancarkan, melapangkan dan mempermudahkan rezeki, menghapus dosa-dosa, mendapatkan pahala salat sunnah dan masih banyak lagi.
Dinukil dari buku 'Shalat Seperti Nabi: Petunjuk Pelaksanaan Shalat Sejak Takbir Hingga Salam' karya Hasan bin Ali as-Saqqaf, disebutkan beberapa keutamaan dari Salat Dhuha ini sebagai berikut:
1. Wasiat Khusus dari Rasulullah
Salat dhuha diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah untuk menjadi amal harian.
“Kekasihku –Rasulullah SAW- mewasiatkan tiga hal padaku: berpuasa tiga hari setiap bulannya, melaksanakan salat dhuha dua raka’at dan salat witir sebelum tidur.” (Muttafaq ‘alaih)
Baca Juga
2. Salat Awwabin
Salat dhuha adalah salat awwabin, yakni salatnya orang-orang yang taat. Merutinkan salat dhuha menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.
Abu Hurairah radhiyallahu'anhu berkata: “Kekasihku (Muhammad) mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya: agar aku tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua rakaat salat Dhuha karena ia adalah salat awwabin serta agar aku berpuasa tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
3. Dua rakaat dhuha senilai 360 sedekah
“Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan salat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)
4. Empat rakaat Dhuha membawa kecukupan