Memberontak, Putra Amr bin Al-Ash: Ayah Akan Berbaring Bersama Muawiyah di Neraka!

Selasa, 02 Februari 2021 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Tentang Amr bin Al Ash
Siapa sebenarnya Amr bin Al Ash itu? Tentang siapa sebenarnya Amr bin Al Ash, Al Hamid Al Husain mengutip Zamakhsyariy dalam bukunya Rabi'ul Abrar memberikan keterangan terperinci sebagai berikut:

Ibu Amr yang bernama Nabighah dahulunya adalah seorang hamba sahaya milik seorang dari qabilah Anazah. Dalam suatu peperangan perempuan itu dirampas, dan tetap budak.

Kemudian dibeli oleh Abdullah bin Jud'an di Makkah. Karena ia seorang perempuan yang diragukan kejujurannya, akhirnya dimerdekakan oleh tuannya. Setelah merdeka ia mempunyai hubungan "gelap" dengan Abu Lahab bin Abdul Mutthalib, Umayyah bin Khalaf Al Jamhiy, Hisyam bin Mughirah Al Makhzumiy, Abu Sufyan bin Harb dan Ash bin Wail.

Lama-lama ia hamil dan melahirkan Amr. Lelaki-lelaki yang mengadakan hubungan dengan Nabighah itu semuanya mengaku, bahwa Amr adalah anaknya. Tetapi Nabighah sendiri memutuskan, bahwa Amr adalah anak hasil hubungannya dengan Ash bin Wail.

Nabighah mengambil keputusan seperti itu, karena Ash bin Wail merupakan lelaki yang paling banyak memberi nafkah kepadanya untuk penghidupan sehari-hari. Walaupun begitu, semua lelaki itu mengatakan bahwa Amr sangat mirip dengan Abu Sufyan bin Harb.

Abu Sufyan sendiri dalam salah satu bait dari syair-syairnya mengatakan: "Tak diragukan, ayahmu ialah Abu Sufyan banyak tanda yang jelas tampak pada dirimu!"

Itulah keterangan yang diberikan oleh Zamakhsyariy. Akan tetapi Abu Umar dalam bukunya Al Isti'ab mengemukakan versi yang sama dengan sedikit perbedaan variasi.

Abu Umar mengatakan, bahwa pada satu peristiwa ada seorang dijanjikan hadiah sebesar 1.000 dirham jika ia berani menanyakan kepada Amr bin Al Ash di saat ia sedang berada di atas mimbar, tentang siapa sebenarnya ibu Amr itu. Untuk memperoleh hadiah sebesar itu, orang yang bersangkutan memberanikan diri bertanya kepada Amr.

Dari atas mimbar pertanyaan itu dijawab oleh Amr: "Ibuku ialah Salma binti Harmalah, mempunyai nama julukan Nabighah, berasal dari Bani Anazah dan dari seorang Bani Jillan. Dalam satu peperangan ia dirampas, dijadikan budak, dibawa pergi oleh orang-orang Arab, lantas dijual di pasar 'Ukadz (di Makkah). Yang membeli Fakih bin Al Mughirah. Kemudian oleh Fakih dijual lagi kepada Abdullah bin Jud'an. Selanjutnya ia jatuh ke tangan Ash bin Wail. Lalu melahirkan aku."

Setelah menjelaskan seperti itu, kepada orang yang bertanya Amr mengatakan: "Jika engkau dijanjikan sesuatu, ambillah!"
Tampaknya Amr sudah tahu tentang maksud dan tujuan orang yang bertanya. Abu Ubaidh Muamamar bin Al Mutsanna dalam bukunya Al Ansab mengemukakan, bahwa pada waktu Amr lahir terjadi pertengkaran antara Ash bin Wail dengan Abu Sufyan bin Harb. Akhirnya ada orang yang memberi nasehat biarlah ibunya saja yang memutuskan.
Akhirnya ibu Amr mengatakan: "Dia dari Ash bin Wail!" Setelah ada penegasan dari ibunya Abu Sufyan berkata: "Tidak diragukan lagi, aku inilah yang menempatkan dia dalam rahim ibunya, tetapi ibunya menolak selain Ash bin Wail."

Pernah ada yang berkata kepada Nabighah, bahwa silsilah Abu Sufyan sebenarnya lebih terhormat. Tetapi perkataan orang itu ditanggapi Nabighah dengan penjelasan: "Ash bin Wail banyak memberi nafkah kepadaku, sedang Abi Sufyan, kikir!"

Dari beberapa catatan riwayat di atas dapat diambil kesimpulan pokok sebagai berikut: Menurut pengakuan Abu Sufyan bin Harb, Amr adalah anak lelakinya sendiri hasil hubungan "gelap" dengan Nabighah.

Menurut Nabighah, Amr adalah anak lelaki Ash bin Wail, dengan keterangan, ia mengambil keputusan itu karena Ash bin Wail banyak memberi nafkah. Berdasarkan nada pengakuan Nabighah, seandainya Abu Sufyan, tidak kikir tentu akan disebut sebagai ayah Amr yang sebenarnya.

Memang Amr sendiri tidak pernah menyebut Abu Sufyan sebagai ayahnya. Yang disebut sebagai ayahnya ialah Ash bin Wail. Ini sesuai dengan keputusan yang diambil oleh ibunya pada waktu Amr lahir. Jadi kalau Abu Sufyan sendiri ngotot dalam pengakuan bahwa Amr itu anak lelakinya sendiri, bukankah berarti ia mengatakan bahwa Amr itu saudara seayah dengan Muawiyah?

Kalau memang benar demikian, apakah masih perlu diherankan bila Amr sangat dekat hubungannya dengan orang-orang Bani Umayyah, terutama Muawiyah bin Abu Sufyan? (Bersambung)

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4614 seconds (0.1#10.140)