Kisah Tobatnya Imam Bisyr Al-Hafi, Guru Imam Ahmad Bin Hanbal

Senin, 08 Februari 2021 - 19:12 WIB
loading...
Kisah Tobatnya Imam Bisyr Al-Hafi, Guru Imam Ahmad Bin Hanbal
Imam Bisyr Al-Hafi (150-227 H) adalah seorang sufi yang tinggal di Baghdad. Foto/Ist
A A A
Dalam Kitab Tadzkiratul Auliya Syekh Fariduddin Al-Atthar menceritakan kisah tobatnya Imam Bisyr Al-Hafi, seorang sufi besar, guru dari Imam Ahmad bin Hanbal (pendiri Mazhab Hanbali). Imam Bisyr Al-Hafi (150-227 H) adalah seorang sufi yang tinggal di Baghdad. Beliau adalah ulama yang cukup terkenal di zamannya.

Masyhur dikisahkan bahwa Imam Bisyr tidak pernah memakai alas kaki ke manapun bepergian. Karomah Bisyr yang terkenal adalah semasa beliau hidup tak ada seekor keledai pun yang membuang kotoran sembarangan di jalanan Kota Baghdad. Padahal keledai adalah tunggangan masyarakat umum pada waktu itu.



Allah seakan melarang binatang-binatang itu membuang kotoran di jalan untuk menghormati Bisyr Al-Hafi yang berjalan tanpa alas kaki.Sewaktu muda, Imam Bisyr adalah seorang pemuda berandalan.

Hari-harinya diisi dengan bermaksiat, bermabuk-mabukan, dan kerap berbuat onar, serta mendengarkan musik ditemani para budak-budak wanita. Suatu hari dalam keadaan mabuk, ia berjalan terhuyung-huyung. Tiba-tiba ia temukan secarik kertas bertuliskan: "Biamillahirrahmanirrahim".

Imam Bisyr lalu membersihkan kertas itu dari kotoran yang menempel, membeli minyak wangi untuk memerciki kertas itu kemudian menyimpannya di tempat yang tinggi di rumahnya.

Malam harinya, Imam Bisyr bermimpi mendengar suara yang amat jelas, "Demi KebesaranKu, Engkau telah mensucikan namaKu, maka akupun akan mensucikan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun akan mengharumkan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah meninggikan nama-Ku, maka Aku pun akan meninggikan dirimu di dunia dan di akhirat".

Ketika bangun dari tidurnya ia merasakan seluruh hasrat maksiat di dalam dirinya seakan hilang. Ia begitu ingin bertaubat dan kembali kepada Allah. Maka ia pun berpamitan kepada teman-teman lamanya, "Sahabat, aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini."

Sejak itulah, Imam Bisyr berubah dan menjadi pribadi yang saleh dan bertakwa. Beliau menyibukkan dirinya dengan menimba ilmu kepada para ulama dan bergaul dengan orang-orang saleh. Beliau pijakkan kakinya di atas jejak tuntunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Berawal dari memuliakan kalimat "Bismillahirrohmanirrohim" hingga akhirnya Allah mengangkatnya sebagai salah satu walinya (kekasihnya). Semoga kisah ini dapat memberi kita pelajaran dan hikmah.

Untuk diketahui, kalimat Bismillah (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ) merupakan kalimat yang sangat agung. Kalimat ini adalah bagian dari Surah Al-Fatihah yang merupakan pembuka Kitab suci Al-Qur'an.

Allah menyatakan diri-Nya sebagai Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dalam kalimat ini. 'Bismillah' merupakan kalimat pembuka dan salah satu zikir memiliki banyak keutamaan dan keagungan.

Ulama Yaman Al-Habib Athos Bin Hafizh pernah memberi nasehat, "Apabila engkau mau mengerjakan sesuatu yang baik, maka bacalah basmalah, Mau duduk, bacalah basmalah. Mau berdiri, bacalah basmalah. Mau menyentuh suatu benda yang baik dan bagus, bacalah basmalah. Mau berkendaraan, bacalah basmalah. Mau memakai pakaian, bacalah basmalah. Dan semua yang berhubungan dengan kebaikan, maka bacalah basmalah.

Fadhilahnya, Insya Allah pekerjaan apapun yang baik jika didahului membaca بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, maka akan membawa berkah dan Malaikat membentangkan sayapnya. Malaikat memintakan ampun untuknya dan dicatat oleh Malaikat 400 kebaikan. Setiap satu kali perbuatan baik yang didahului oleh basmalah akan dicatat dengan 400 kebaikan."



Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2856 seconds (0.1#10.140)