Larangan Memata-matai dan Mengorek-ngorek Informasi

Rabu, 10 Februari 2021 - 08:01 WIB
loading...
A A A


Memata- matai kehidupan orang lain adalah hal yang diharamkan dan sangat dikecam oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam Apalagi jika setelah memata- matai itu, informasi yang didapatkan kemudian dibicarakan disebarkan kepada orang lain. Tentu ini lebih besar lagi dosanya.

Saking besarnya kecaman Rasulullah terhadap perbuatan memata- matai ini, sampai- sampai dalam sebuah keterangan yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah bersabda, “Jika seseorang melihatmu dalam keadaan tanpa pakaian, tanpa seizinmu, lalau engkau membutakan kedua matanyadengan lemparan batu, maka tidak ada celaan atas perbuatanmu itu.” (HR. Muslim, — shahih).

Apa yang dimaksud dengan keadaan tanpa pakaian dalam hadis di atas adalah aurat. Aurat ini tidak hanya bermakna aurat fisik, melainkan kiasan juga yang maksudnya adalah aib atau kekurangan pada diri seseorang.



Dalam kitab 'Raudhah Al ‘Uqala', Abu Hatim bin Hibban Al Busti menerangkan bahwa orang yang berakal wajib mencari keselamatan untuk dirinya dengan meninggalkan perbuatan memata- matai saudaranya, dan senantiasa sibuk memikirkan kejelekan dirinya sendiri

Karena sesungguhnya orang yang sibuk memikirkan kejelekan diri sendiri dan melupakan kejelekan orang lain, hatinya akan tentram dan tidak akan lelah. Setiap kali dia melihat kejelekan yang ada pada dirinya, maka dia akan merasa hina tatkala melihat kejelekan serupa ada pada saudaranya.

Sementara orang yang selalu sibuk mencari kejelekan orang lain dan lupa pada kejelekannya sendiri, maka hatinya akan buta. Ia akan merasa letih dan sulit meninggalkan kejelekan dirinya sendiri.



Demikianlah betapa buruknya perbuatan memata- matai, mengorek - ngorek informasi tentang diri orang lain tanpa kita berhak melakukannya. Apalagi perbuatan itu dilakukan sekedar untuk mengetahui aib orang lain kemudian memperbincangkan dan menyebarluaskannya. Sungguh betapa busuknya perilaku yang demikian itu. Tak hanya bertentangan dengan keteladanan suri tauladan kita, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Namun juga bertentangan dengan kehendak Allah Ta'ala. Semoga kita terhindar dari perbuatan demikian.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2773 seconds (0.1#10.140)