Pernyataan Pilu Ali bin Abu Thalib Setelah Pengikutnya Tinggal 50 Orang

Rabu, 10 Februari 2021 - 15:50 WIB
loading...
A A A
"Setelah itu kuperintahkan kalian supaya berangkat ke Shiffin untuk menghadapi musuh, tentara Syam. Sebab pendadakan seperti itu akan membuat hati mereka kecut dan akan menggagalkan tipu daya mereka. Waktu itu kalian ternyata menjawab: 'Pedang kita sudah banyak yang patah, kita kehabisan anak panah, dan ujung tombak kita sudah banyak yang tumpul. Izinkanlah kita pulang dulu untuk mempersiapkan perlengkapan dan perbekalan yang lebih baik. Kiranya engkau pun akan menambah perlengkapan kita dengan senjata-senjata yang ditinggalkan teman-teman kita yang telah tewas dan senjata-senjata bekas kepunyaan musuh. Itu akan merupakan tambahan kekuatan bagi kita dalam menghadapi musuh'..."

"Permintaan kalian itu kami terima. Selama beberapa waktu menunggu, kalian kuperintahkan supaya jangan meninggalkan kubu pertahanan, supaya lebih merapatkan barisan, siap siaga menghadapi peperangan, dan jangan terlalu sering menengok anak isteri, sebab itu akan melemahkan hati kalian dan dapat membelokkan fikiran kalian. Pasukan yang sedang menghadapi peperangan tidak semestinya mengeluh, meratap atau jemu bergadang di malam hari. Tidak semestinya pasukan itu mengeluh kehausan atau lapar, sebelum mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan."

"Tetapi kenyataannya, ada sekelompok orang dari kalian yang meminta kelonggaran dengan bermacam-macam alasan. Kelompok lainnya lagi menyelinap masuk ke dalam kota lalu membelot. Mereka ini tidak ada yang datang kembali kepadaku. Setelah kuperiksa, ternyata pasukan yang masih tetap tinggal bersamaku hanya berjumlah 50 orang."

"Setelah aku melihat perbuatan kalian seperti itu, kalian kudatangi, tetapi sampai hari ini kalian masih tetap tidak sanggup keluar untuk menghadapi musuh bersama-sama kami."

"Ya Allah, kasihan benar orang-orangtua kalian! Apalagi sebenarnya yang kalian pikirkan? Tidakkah kalian menyadari bahwa kekuatan kalian sekarang sudah berkurang? Tidakkah kalian dapat melihat negeri kalian ini sudah diserang? Apa sebab kalian masih berpaling muka? Bukankah musuh-musuh kalian itu sudah bersatu, bekerja keras dan bertukar-pikiran, sedang kalian sekarang bercerai-berai, bertengkar dan saling mengelabui satu sama lain? Jika kalian bersatu, kalian pasti selamat."

"Oleh karena itu bangunkanlah orang-orang yang sedang tidur nyenyak. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kalian. Yang kalian perangi itu bukan lain adalah kaum thulaqa dan keturunan orang-orang thulaqa, yaitu orang-orang yang memeluk Islam hanya karena terpaksa. Orang-orang yang dahulu memerangi Rasulullah SAW, orang-orang yang memusuhi Al Qur'an dan Sunnah, orang-orang yang dahulu bergabung dan bersekutu dalam perang Ahzab melawan kaum muslimin, orang-orang ahli bid'ah yang banyak menimbulkan keonaran, orang-orang yang ditakuti karena kejahatannya, orang-orang yang menyeleweng dari agama, pemakan barang yang bathil dan budak-budak dunia!"

"Amr bin Al Ash itu sebenarnya condong kepadaku. Ia berpihak pada Muawiyah hanya setelah menerima janji akan diberi kekuasaan besar atas Mesir. Ia tidak segan-segan menjual agamanya untuk mendapatkan kepentingan dunia! Muawiyah membelinya dengan menghamburkan uang kekayaan kaum muslimin!"

"Di antara orang fasik itu ada yang pernah dihukum cambuk karena meneguk minuman haram. Mereka itulah yang sekarang sedang menjadi pemimpin kaumnya. Orang-orang yang tidak kusebutkan perbuatan buruknya, banyak yang lebih jahat dan lebih berbahaya. Yaitu orang-orang yang jika sudah berpisah dari kalian, memperlihatkan kebenciannya terhadap kalian."

"Mereka membangga-banggakan diri, menindas orang lain sewenang-wenang, congkak, dengki dan banyak berbuat kerusakan di bumi. Mereka mengikuti hawa nafsu dan memerintah dengan korup dan jalan suap (rasywah). Sedangkan kalian, walaupun tidak saling bantu dan bertawakkal secara keliru, namun kalian masih jauh lebih benar daripada jalan mereka."

"Di antara kalian terdapat orang-orang arif bijaksana (hukama), alim ulama, fuqaha (para ahli hukum syariat), pengajar-pengajar Al-Qur'an, orang-orang yang hidup zuhud di dunia, orangorang yang gemar mengunjungi masjid dan orang-orang ahli membaca Al Qur'an."

"Apakah kalian rela dan tidak marah kalau orang-orang berperangai jahat, bengis dan kerdil seperti mereka itu hendak memaksakan kekuasaan kepada kalian? Dengarkanlah kata-kataku dan taatilah perintahku bila kuperintahkan. Pahamilah nasihatku jika aku beri nasihat. Percayailah ketegasanku bila aku sudah bertindak. Ikutilah kebulatan tekadku bila aku sudah berniat! Bangunlah mengikuti kebangkitanku dan seranglah orang-orang yang kuserang! Jika kalian membangkang, kalian tidak akan mendapatkan petunjuk yang benar dan kalian tidak akan dapat bersatu. Terjunilah peperangan dan siapkan semua perlengkapan. Perang sudah berkobar dan apinya masih menyala-nyala. Orang-orang yang dzalim itu hendak membasmi kalian melalui peperangan dengan tujuan untuk dapat leluasa memadamkan cahaya Allah."

"Demi Allah, seandainya aku seorang diri menjumpai mereka berada di tengah-tengah penghuni bumi ini, lantas aku menaruh perhatian kepada mereka, atau aku lantas lari menjauhi mereka karena takut, itu berarti aku sudah sama sesatnya seperti mereka! Jalan hidayat yang selama ini kupegang teguh, benar-benar kuhayati dengan penuh kesadaran dan keyakinan serta berdasarkan petunjuk Allah Tuhanku. Aku sungguh-sungguh sudah sangat rindu ingin berjumpa dengan Allah, dan aku benar-benar menunggu serta mengharap-harap keindahan pahala dan karunia-Nya."

"Tetapi kerisauan dan kekecewaan meresahkan hatiku dan kekhawatiran menggelisah-kan pikiranku, karena aku takut kalau-kalau ummat ini akan dikuasai oleh manusia-manusia jahat dan durhaka. Kemudian mereka itu akan menggunakan kekayaan Allah sebagai alat kekuasaan, menjadikan hamba-hamba Allah sebagai budak belian, menjadikan orang-orang saleh sebagai umpan peperangan, dan menjadikan orang-orang yang berlaku adil sebagai golongan terpencil."

"Demi Allah, kalau bukan karena semuanya itu, aku tidak akan terus menerus mengajak kalian, mempersatukan kalian dan mendorong kalian supaya berjuang. Kalian pasti sudah kutinggalkan. Demi Allah aku ini berada di atas jalan yang benar, dan aku sungguh-sungguh ingin mati syahid. Insyaa Allah, aku akan berangkat ke medan juang bersama-sama kalian. Berangkatlah kalian, baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat. Berjuanglah di jalah Allah dengan harta dan nyawa kalian. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar."

Pernyataan tertulis Ali bin Abu Thalib r.a. tersebut di atas, secara keseluruhan menggambarkan betapa sulit dan beratnya persoalan yang dihadapinya sepeninggal Rasulullah SAW, terutama setelah dibai'at oleh kaum muslimin sebagai Khalifah dan Amirul Mukminin. (Bersambung)
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1438 seconds (0.1#10.140)