Ketika Al-Qur'an Bisa Menjadi Pembela atau Musuh Kita

Senin, 18 Oktober 2021 - 19:15 WIB
loading...
Ketika Al-Quran Bisa Menjadi Pembela atau Musuh Kita
Al-Qur’an bisa bermanfaat dan menjadi pembela umat muslim. Sebaliknya, Al-Quran ternyata bisa pula menjadi musuh. Foto istimewa
A A A
Sebagai Kalamullah, Al-Qur’an bisa bermanfaat dan menjadi pembela umat muslim. Sebaliknya, Al-Qur'an ternyata bisa pula menjadi musuh. Bagaimana maksudnya dan kapan hal tersebut bisa terjadi?

Sebuah hadis menjelaskan;
وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim no. 223)



Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Arba’in An Nawawiyyah berkata, ”Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu, jika engkau melaksanakan nasehat terhadap Al Qur’an.” Nasehat terhadap Al Qur’an dijelaskan pada hadis ke-7 dari Al Arba’in An Nawawiyah yaitu hadits ‘Agama adalah nasehat’.

Menurut Syaikh Al Utsaimin, nasehat terhadap Al Qur’an harus terkandung beberapa perkara berikut.
1. Membela Al-Qur’an dari penyelewengan orang-orang bathil dan menjelaskan tentang penyelewengannya.
2. Betul-betul membenarkan berita-berita yang ada di dalamnya, tanpa ada keraguan sedikit pun
3. Melaksanakan perintah yang terdapat dalam Kitabullah
4. Menjauhi segala yang dilarang
5. Mengimani bahwa setiap hukum yang ada dalam Al Qur’an adalah sebaik-baik hukum
6. Mengimani bahwa Al Qur’an adalah kalamullah (bukan makhluk atau ‘produk ilahi’) baik secara huruf maupun makna

Ustadz Mu’tashim Lc, MA menjelaskan, bisa dipahami bila kita bisa memanfaatkan Al-Qur'an dengan bacaannya, mentadabburi maknanya dan mengamalkan segala nasihat-nasihatnya, maka akan menjadi sumber pahala. "Namun bila tidak dilakukan, bahkan memalingkan diri dan kehidupannya dari Al-Qur'an maka Allah akan sengsarakan kehidupannya di dunia dan akhirat , 'ujar dai yang juga pengasuh bimbingan Islam ini.



Sebagaimana Allah ta’la firmankan,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS Thaha :124)

Tafsir Quran Surat Thaha Ayat 124 : Berkata Syekh Abdurrahman as-sa’di rahimahullah ta’ala Yaitu “tidak mau mengamalkannya atau lebih parah dari itu, yaitu tidak beriman dan mendustakannya. Yakni Al Qur’an.”

Yang terjadi maka, hidupnya di dunia sempit, tidak tenang dan tenteram, dadanya tidak lapang, bahkan terasa sempit dan sesak karena kesesatannya meskipun keadaan luarnya memperoleh kenikmatan, memakai pakaian mewah, memakan makanan yang enak dan tinggal di mana saja yang ia kehendaki, namun hatinya jika tidak di atas keyakinan yang benar dan petunjuk, maka tetap dalam kegelisahan, keraguan dan kebimbangan. "Hal ini termasuk ke dalam kehidupan yang sempit,"ungkap Ustadz Mu'tashim.

Ibnu Abbas berkata tentang kehidupan yang sempit, yaitu kesengsaraan. Menurut Abu Sa’id, kehidupan yang sempit adalah disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya bertabrakan.



Wallahu A’lam.
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1836 seconds (0.1#10.140)