2 Nikmat Kebahagiaan Puasa yang Sering Diabaikan

Senin, 19 April 2021 - 07:04 WIB
loading...
2 Nikmat Kebahagiaan Puasa yang Sering Diabaikan
Salah satu nikmat kebahagiaan puasa adalah untuk di akhirat, yaitu ketika bertemu dengan Allah SWT dengan membawa pahala puasa. Foto ilustrasi/ist
A A A
Muslimah, berpuasa di bulan Ramadhan ini tidak hanya tentang menahan lapar dan dahaga di siang hari semata. Tetapi orang yang berpuasa dapat menciptakan kebahagian yang tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak menjalankannya. Sejujurnya, orang yang berpuasa itu memiliki dua kebahagiaan namun kita seringkali mengabaikannya.



Dalam hadis qudsi Allah Ta’ala berfirman,

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq ‘alaihi)

Dinukil dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa hadis ini memberikan motivasi kepada orang yang puasa bahwa menahan lapar dan haus ketika puasa bukanlah pekerjaan sia-sia. Kebahagiaan di dunia dan di akhirat sudah menanti. Ketika memasuki waktu maghrib orang yang berpuasa akan merasa senang sebab rasa lapar dan haus hari itu akan terobati.



Tidak heran ketika menunggu waktu berbuka puasa, ada sebagian masyarakat membuat tradisi ngabuburit yaitu menunggu waktu datangnya maghrib. Namun, agar waktu menunggu ini tidak sia-sia, maka banyak amalan menanti seperti membaca Al-Qur'an, baca salawat, atau membaca buku-buku yang bermanfaat.

Dan ketika adzan maghrib berkumandang, maka kebahagiaan itu tak tergambarkan. Sebab, saat tegukan air pertama saja melewati tenggorokan rasanya sudah sangat menyenangkan.

Rasulullah pun mengajarkan doa bagi mereka yang berbuka, misalnya ‘Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah’,” (HR. Abu Dawud). Artinya, “hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala.”



Di saat inilah muncul sebuah rasa bahagia pada hati seseorang yang berpuasa. Kebahagiaan tersebut hadir karena ia mampu menuntaskan perintah Allah SWT, yaitu menahan lapar, dahaga, serta hal lain yang dapat membatalkannya.

Kemudian kebahagiaan kedua adalah kebahagian secara ruhaniah. Yaitu ketika seorang hamba mampu berjumpa dengan Sang Penciptanya sebab puasa. Kebahagiaan ini tentu hanya akan dirasakan oleh mereka yang berpuasa secara total. Dalam arti, tidak hanya menahan diri dari perihal yang bisa membatalkan puasa secara fikih semata, melainkan juga menahan lisan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, juga dari hati yang lalai terhadap Allah SWT.



Kebahagiaan kedua ini disebut dengan kebahagiaan yang hakiki. Hal itu dikatakan karena seseorang bisa menghadap dan berjumpa dengan Tuhan tanpa ketakutan azab-Nya yang berat. Justru orang yang berpuasa dengan totalitas tinggi akan menjadi hamba yang saat bertemu dengan Allah, ia dalam keadaan bahagia. Karena orang tersebut menghadap Allah dengan membawa iman, Islam, ketaatan, dan hati yang selamat.

Perlu diketahui, bahwa ibadah puasa itu berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Karena pahala puasa hanya bisa diketahui oleh Allah SWT. Seperti disebutkan dalam hadis qudsi yang artinya “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Aku yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung”.



Dari sini, dapat disimpulkan bahwa seorang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan. Pertama kebahagiaan di dunia, yaitu ketika berbuka puasa. Lalu yang kedua adalah kebahagiaan di akhirat, yaitu ketika bertemu dengan Allah SWT dengan membawa pahala puasa. Semoga kita semua mendapatkan dua kebahagiaan tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2862 seconds (0.1#10.140)