Waspadai, 10 Amalan yang Sia-Sia

Selasa, 27 April 2021 - 18:24 WIB
loading...
Waspadai, 10 Amalan yang Sia-Sia
Pokok segala bentuk kesia-siaan yaitu menyia-nyiakan hati dan menyia-nyiakan waktu, lebih mendahulukan dunia dari akhirat dan menyia-nyiakan waktu dengan memperpanjang angan-angannya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, manusia seringkali terjebak dalam amalan yang sia-sia (al-laghwu). Perbuatan yang kelak di hari kiamat tidak mendatangkan pahala , bahkan sebaliknya mendatangkan kerugian dan akhirnya menyeret pelakunya ke neraka. Untuk itulah, kita harus hati-hati dalam bertindak, bersikap dan melangkah.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya 'Fawaidul Fawaid' menyebutkan ada 10 perkara dalam kehidupan manusia yang tidak bermanfaat atau sia-sia belaka. Perkara atau amalan-amalan apa saja?



1. Ilmu yang tidak diamalkan

Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُون

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Al Hadid :16)



Berapa lama kita menuntut ilmu, namun setelah mendapatkannya, dengan gampang kita meremehkan orang lain yang keilmuannya berada di bawah kita. Ilmu tersebut menjadi sia-sia karena sifat kita meremehkan orang lain, dan menjadi sombong karenanya.

2. Amalan yang tidak disertai keikhlasan dan ittiba’

Allah Ta'ala berfirman :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ ( ) أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.”(QS Al-Hud : 15-16)



Terkadang, ketika kita beramal, kita ikhlas pada satu sesi, tapi pada sesi yang lain kita mengharapkan kehidupan dunia. Sebagai contoh, ada orang melakukan sholat malam yakni Tahajud, ia mengerjakannya untuk mengharapkan wajah Allah dan juga mengharapkan agar rezekinya lancar, bahkan pada amalan-amalan yang lainnya, sering dilakukan dalam keadaan dengan niat yang seperti itu.

3. Harta yang tidak diinfaqkan

Hartanya juga tidak ia menikmati di dunia, tidak pula menjadi simpanan untuknya di akhirat kelak

4. Hati yang kosong

Hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah, tidak merindukan-Nya, tidak pula merasa tentram bersama-Nya.

5. Badan yang menganggur

Tidak melakukan ketaatan dan pengabdian kepada-Nya.



6. Kecintaan yang tidak disertai keridhaan

Kecintaan yang tidak disertai keridhaan pada Kekasihnya, tidak pula melaksanakan segala perintah-Nya.

7. Waktu yang tidak digunakan untuk mengenali Penciptanya

Waktu yang tidak digunakan untuk mengenali Penciptanya, tidak untuk mencari karunia-Nya, tidak pula digunakan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

8. Pikiran yang berkisar pada sesuatu yang tidak bermanfaat

Baca juga: Jadi Pelajaran Indonesia, Ini Penyebab Terjadinya Tsunami Covid-19 di India


9. Memberikan pelayanan kepada seseorang, namun hal itu tidak menjadikan dirimu dekat kepada Allah, tidak pula menghasilkan kebaikan untuk duniamu.

10. Khauf (takut) dan raja’ (harapan)

Khauf (takut) dan raja’ (harapan) yang engkau berikan pada makhluk yang ubun-ubun (jiwanya) berada di tangan Allah. Tentu Allah lebih mengetahui segala sesuatu yang berada dalam genggaman-Nya. Tatkala engkau memberikan khauf dan raja’ pada makhluk yang tidak memiliki kekuasaan sedikitpun terhadap dirinya sendiri, tidak dapat mendatangkan manfaat, tidak pula memiliki kekuasaan tentang kematian, kehidupan maupun kebangkitan.



Dan menurut Ibnu Qayyim, pokok kesia-siaan yang paling buruk di antara seluruh poin di atas terdapat dalam dua perkara. Sungguh hal itu menjadi pokok segala bentuk kesia-siaan yaitu menyia-nyiakan hati dan menyia-nyiakan waktu

Bentuk menyia-nyiakan hati adalah lebih mendahulukan dunia dari akhirat dan menyia-nyiakan waktu dengan memperpanjang angan-angannya. Maka terkumpullah segala bentuk kerusakan pada orang yang mengikuti hawa nafsunya lagi memiliki angan-angan yang panjang.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2407 seconds (0.1#10.140)