Abu Thalhah, Si Tajir yang Menikah dengan Mahar Dua Kalimat Syahadat

Selasa, 27 April 2021 - 17:21 WIB
loading...
Abu Thalhah, Si Tajir  yang Menikah dengan Mahar Dua Kalimat Syahadat
Selain tampan, Abu Thalhah adalah pria yang kaya raya. Ilustrasi/Ist
A A A
ADALAHZaid bin Sahal Al-Najjariy atau lebih dikenal sebagai Abu Thalhah al-Anshariy . Dia adalah gambaran tentang lelaki tampan yang kaya raya, hartanya berlimpah ruah.Lelaki ini jatuh cinta dengan Ummu Sulaim, wanita cantik nan cerdas dan lebih penting dari itu, dia seorang muslimah.



Abu Thalhah yakin takkan sulit menaklukkan Ummu Sulaim. Lagi pula, kala itu perempuan yang membuat dadanya selalu berdebar tak beraturan itu adalah seorang janda. Ummu Sulaim bercerai dengan suami pertamanya setelah ia memeluk Islam sedangkan suaminya memilih tetap kafir.

Masyarakat umum pun mengakui akan kekayaan dan ketampanan Abu Thalhah yang mustahil lamarannya akan ditolak Ummu Sulaim.

Pada saat Abu Thalhah mendatangi Ummu Sulaim untuk melamar, muslimah ini berkata: Demi Allah, orang seperti Abu Thalhah, tidak mungkin ditolak jika ia melamar.

Sayang seribu sayang, lelaki tampan ini masih dalam keadaan kafir. Tidak halal baginya untuk menikah dengan Abu Thalhah yang belum berislam. Itu sebabnya, Ummu Sulaim dengan tegar menolak lamaran itu.

Jawaban ini tak disangka oleh Abu Thalhah. Namun Ummu Sulaim memberi ruang kemungkinan diterima lamaran itu. Ia minta Abu Thalhah memberi mahar yang rumit bagi Abu Thalhah: masuk Islam.



Ummu Sulaim tidak minta harta orang terpandang di kalangan kaum Anshar ini. Ya, hanya kesediaan Abu Thalhah memeluk Islam. Bagi Ummu Sulaim ini adalah mahar yang tak ternilai harganya.

Mulanya Abu Thalhah agak ragu, namun Ummu Sulaim memberi keyakinan akan membimbingnya dalam berislam. Pada akhirnya, Abu Thalhah menyatakan masuk Islam dan menjadikannya sebagai mahar untuk menikahi Ummu Sulaim. Sang mempelai wanita pun menerima dengan suka cita dan ucapan syukur kepada Allah atas anugerah terbesar itu.

Di atas landasan keimanan, mereka mampu membangun tatanan keluarga yang harmonis. Ummu Sulaim sangat menghormati suaminya dan begitu sabar dalam menjalani hidup bersamanya. Bahkan Nabi pun memberikan pujian terhadap Ummu Sulaim. Demikian pula dengan Abu Thalhah, yang memberikan curahan kasih sayang tulus kepada Ummu Sulaim.

Dan ternyata masuknya Abu Thalhah ke dalam pangkuan Islam bukan karena Ummu Sulaim semata. Ia memeluk Islam dengan sepenuh hati. Buktinya, ia kemudian menjadi salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling menonjol. Ia adalah sahabat yang sangat berani dan begitu pemurah karena kerelaanya berkorban di jalan Allah.

Bersama istrinya, mereka menyerahkan jiwa raganya demi kemajuan Islam. Mereka termasuk di antara tujuh puluh orang yang melakukan Bai'tul Aqabah, yaitu sumpah setia yang diucapkan kaum Muslim sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah.



Doa Rasulullah
Pasangan Ummu Sulaim dan Abu Thalhah dikaruniai putra tampan dan cerdas. Suatu hari, Abu Thalhah harus pergi jauh kendati anaknya sedang sakit. Sang anak kemudian meninggal dunia ketika ayahnya tidak ada di sisinya.

Dengan tabah, Ummu Sulaim berucap, "Innalilahi wa inna ilaihi raji'un" seraya minta ampun dan berdoa kepada Allah agar mengaruniainya kesabaran, ketabahan, serta keturunan. Ia juga berpesan kepada keluarga Abu Thalhah agar ketika suaminya datang, tidak mengabari kematian anaknya sendiri kecuali dirinya sendiri.

Ketika pulang, Abu Thalhah langsung menanyakan kabar anaknya. Ummu Sulaim mengatakan, "Tiada hari ia lebih tenang dan lebih indah dari malam ini."

Abu Thalhah menyangka anaknya sudah sembuh, lantas ia bersyukur kepada Allah. Ummu Sulaim pun menunggu saat yang tepat untuk memberitahu kepada suaminya.

Akhirnya ia mendekati suaminya. "Wahai Abu Thalhah, suamiku tercinta. Jika ada suatu kaum menitipkan barang titipan kemudian mereka ingin mengambilnya kembali, bolehkah kita melarangnya," tanya Ummu Sulaim.

"Tidak," jawab Abu Thalhah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3060 seconds (0.1#10.140)